Setelah
stagnan selama setahun lebih, alhamdulillah sejak bulan Maret 2012
perkembangannya memperlihatkan kemajuan yang melegakan.:))
Hanan lahir 14 Juli 2010 dengan berat lahir 3,4 kg, dan nilai apgar 9/10. Sehat., putih, montok....:)
Bulan
kedua, ketiga, keempat, pertumbuhan berat badannya pesat. Hanya muncul
masalah eksim di wajah dan ketombe bayi di kepala. Tapi setelah ganti
sabun lalu hilang dengan sendirinya. Perkembangan bahasanya sempat
mencapai tahap lalling, tahap kedua dari sekian banyak tahap
perkembangan bahasa, yaitu mengoceh "ba...ba...".Mulai bisa tengkurap.
Mulai
bulan kelima (Desember 2010), kecurigaan muncul waktu berat badan
naiknya ngga banyak. Sampai bulan ketujuh (Februari 2011), masih
sama...di kisaran angka 7. Tengkurap pun belum bisa. Dikira karena
alerginya yang parah. Sempat menjalani diet alergi. Tapi lalu dia mulai
sering demam, nafsu makan ngga ada, kupikir bisa hilang sendiri,
ternyata sampai dengan bulan Maret, masih tetap demam dan batuk,
disertai berat badan yang masih tetap. Akhirnya konsul ke DSA lagi.
Kecurigaan TB, tapi ternyata BB naik, di cek darah...kemungkinan infeksi
virus biasa (common cold).
Tapi
kok dia sering demam...malah sampai tinggi dan masuk RS bulan Mei
2011.Lagi-lagi diagnosisnya ga jelas, kemungkinan besar infeksi virus.
Tapi sempat terpapar antibiotik lapis kedua. Tapi kami mendapat masukan
dari dokternya, bahwa sebaiknya dilakukan tes TSH untuk mengecek kondisi
tyroidnya, setelah melihat gejalan klinis dari Hanan. Sekeluarnya dari
RS, dia terlihat sehat sekali, dan nafsu makannya pun baik. Tapi hanya
berlangsung 2 minggu saja. Tapi hasil tes TSH memang tidak bagus.
Juni
- Juli 2011, kembali dengan kondisinya yang sakit. Demam naik turun,
batuk berkepanjangan, tidak ada senyum sama sekali, diam tidak aktif,
lebih banyak tidur miring. Di usianya yang hampir 1 tahun ini dia belum
juga mau tengkurap sendiri, apa lagi duduk sendiri. Sempat menjalani
diet ala dr. Tan Shot Yen untuk ibunya (semoga berpengaruh positif
buatnya melalui air susu), tapi hanya bertahan 3 minggu, aku ngga
sanggup melanjutkan baik dari segi komitmen dan biaya. Di bulan ini juga
Hanan mulai mengenal terapi akupunktur. Sejak saat itu, Hanan rutin
menjalani terapi akupunktur, di BSD lalu berlanjut di Jatinegara dan
berlangsung sampai kurang lebih 7 bulan. Awalnya terlihat perbaikan pada
batuknya. Kami juga mendatangi dokter anak spesialis endokrin
menindaklanjuti hasil lab Hanan bulan Mei lalu, diagnosanya mild
hypothyroid, dan mendapatkan resep suplemen tiroid. Kami berdua sepakat
untuk ngga menebus resep itu, khawatir dengan efek samping. Kami sepakat
untuk memberikan terapi akupunktur secara rutin saja padanya.
Perbaikan? Ada, tapi lambat dan ngga banyak.
Agustus
- September 2011, melalui pencarian di internet tentang penyembuhan
penyakit, bermuara pada situs tentang Emotional Freedom Therapy (EFT).
Dari paparan yang aku baca, aku tertarik untuk mengikuti pelatihannya.
Ilmu yang sangat menarik, dan memberi harapan lebih buatku terhadap
penyembuhan alternatif yang alami buat Hanan. Lalu aku mencoba
menerapkannya pada Hanan untuk 'menyembuhkan' hipotiroidnya, aku rutin
men-tapping-nya, sambil terus berdoa untuk kesembuhan dan kenormalannya.
Oktober
2011, kami dapat jadwal untuk bertemu tim dokter di klinik tumbuh
kembang RS Harapan Kita (setelah membuat janji di bulan sebelumnya).
Berharap mendapatkan tuntunan tentang tes-tes apalagi yang perlu
dilakukan dan diagnosis apa yang muncul, ternyata...hanya muncul satu
kesimpulan...delayed development. Tapi penyebabnya karena dia sakit apa
itu ngga ada. Dari konsul dokter yang proses menunggunya membuat kami
seharian di RS, kami direkomendasikan:
- obat batuk untuk batuknya yang berkepanjangan
- terapi gizi, penambahan jumlah kalori dari makanan sehari-hari ditambah susu padat kalori
- segera mulai terapi fisio (belajar sit up, duduk, tengkurap, berlutut, onggong2, dan merangkak)
Dan
mulailah Hanan menjalani terapi fisio rutin seminggu sekali, ditambah
latihan di rumah setiap hari. Terapi gizinya? Kurang berhasil.
Penyebabnya, memang nafsu makannya ngga ada, memang dia masih sakit, dan
obat batuknya pun ngga membantu. Apalagi susunya...dia ngga mau minum
sama sekali.
November,
Desember 2011, lanjut Januari, Februari 2012....Hanan menjalani terapi
rutin fisio, dan akupunktur, ditambah EFT. Dalam kehidupan keseharian,
aku dan ayahnya juga semakin berinterospeksi terhadap diri sendiri,
membaca buku-buku yang inspiratif dan menenangkan, dan aku menjalani
hipnoterapi untuk beberapa sesi yang membantu menurunkan level
depresiku. Dan kami semakin memperbanyak sedekah, memperbaiki
ibadah-ibadah wajib, mulai mempersering ibadah sunah, dan semakin
belajar untuk ikhlas, sabar...
Bahkan
ketika Hanan didiagnosa TB (yang sebenernya aku ngga yakin), aku
memilih untuk memberikan obat TB ke dia, berpikir mungkin ini jalan
kesembuhan buat Hanan, mungkin selama ini dia terkena TB walau dulu
pernah di mantoux dan hasilnya negatif. Minum obat TB itu selama 2
minggu, ternyata organ hatinya ngga kuat dan dia pun jadi kuning. Obat
dihentikan. Disaat yang sama, dia terkena campak.
Lagi-lagi...aku pun ikhlas.
Lalu
keajaiban itu datang di bulan Maret 2012. Alhamdulillah, suatu momen
ditambah seorang teman menjadi jalan bagi ayah untuk pergi umroh.
Awalnya aku kurang setuju, tapi...aku memilih untuk berserah pada
Allah... Aku hanya titip doa untuk kesembuhan dan perbaikan kondisi
Hanan. Selama ayah umroh, dan setelah pulang dari umroh.....terlihat
kondisi Hanan membaik setiap harinya. Bahkan, dia terlihat lebih kuat
dan mulai mau merangkak maju dengan sukarela. Bu Irma, fisioterapisnya
pun melihat ada titik terang bagi kemajuan terapinya. Dan senyum pun
mulai sering muncul dari wajanya.... Subhanallah...