30/12/13
Camping Pertama Zhafi
25/12/13
Sakit di Kala Liburan Semester
Di liburan semesternya ini, Zhafi harus kena infeksi kulit,
yang belakangan kutahu namanya impetigo. Awalnya memang dimulai dari aku. Lalu
menular ke ayahnya, dan terakhir Zhafi. Kasihan, sekitar 2 minggu dia harus
menahan sakit karena bisul-bisul bertumbuhan di kakinya. Sempat ada episode dia
demam, lalu sempat juga susah berjalan saking banyaknya bisulnya itu.
Belum cukup juga, ngga lama kemudian bisul tumbuh juga di
pelipis kanan dan di bawah mulutnya. Kami sampai konsul ke dokter di RMC tiga
kali. Terakhir diresepkan salep
antibiotik dan antibiotik minum. Dan sepertinya di situlah kesalahanku. Aku tidak menebus
antibiotik minumnya, yang kemungkinan bisa menghindarkan Zhafi dari GNAPS. Tapi sungguh, bukan tanpa alasan aku tidak menebusnya. Karena aku pernah membaca bahwa terlalu banyak antibiotik hanya akan membuat anak mudah sakit dan khawatir mengakibatkan resistensi antibiotik. Selain itu, infeksi di kulit bisa disembuhkan secara topikal.
Jadi, apa yang aku lakukan pun demi kebaikan Zhafi juga. Tapi mungkin aku perlu lebih teliti lagi, mana yang sebaiknya tanpa antibitik, dan mana yang memerlukan antibiotik. Dan ini akan jadi pembelajaran besar buatku.... Alhamdulillah sekarang sudah pulih, dan semoga tidak ada lagi sakit
yang mengkhawatirkan seperti itu lagi, kumohon Ya Allah.
02/12/13
Perlukah Bagi-Bagi Kondom
Tadi malam aku baru tahu kalau sekarang
Indonesia (atau dunia?) sedang ‘memperingati’ pekan kondom sedunia. Aku
mengetahuinya dari postingan Ustad Felix di Fan
Pagenya. Dia menyesalkan kenapa harus ada acara bagi-bagi kondom gratis?
Seolah-olah ingin melegalkan perzinahan dengan bersembunyi di balik istilah safe sex. Safe sex itu bukan berzina dengan kondom. Safe sex itu adalah berhubungan hanya dengan pasangan yang sudah
dinikahi!
Aku sepakat! Tidak perlu menuduh orang munafik
jika ada orang punya pendapat bahwa bagi-bagi kondom itu seperti melegalkan
perzinahan.
“Ya
Rabb.... jauhkanlah keluarga kami dari perbuatan keji itu Ya Rabb...
lindungilah kami, lindungi anak-anakku ya Allah dari perbuatan yang Kau murkai.
Ya Rabb.... mampukan kami sebagai orangtua untuk membimbing mereka menjadi
generasi Rabbani. Menjadi pribadi yang mencintai Engkau, takut pada Engkau, dan
berani menegakkan kebenaran dengan cara penuh kasih.”
Mengurangi penyebaran penyakit kelamin adalah
dengan cara menghindari free sex atau
seks pranikah. Monogami, dan setia pada pasangan. Kalaupun sudah terlanjur ada
yang terkena, baru memakai kondom supaya tidak menularkan pasangannya. Bukan
menjadikan kondom sebagai benteng pertama!
Memang menghindari zina tidak cukup hanya
dengan dibekali iman. Karena dalam keadaan tertentu ketika semua situasi mendukung,
zina bisa saja terjadi sealim apapun orangnya. Karena saat itu, dorongan nafsu
sudah tak bisa dibendung lagi oleh keimanan. Yang perlu dilakukan adalah... sedari
awal menjauhkan diri dari perbuatan yang mendekatkan kita pada zina. Mending
langsung menikah. Masih terlalu kecil? Kalau gitu yang perlu ditingkatkan
adalah pembinaan supaya anak bisa baligh sekaligus aqil secara bersamaan.
Yang terjadi sekarang ini, masa baligh terlalu
cepat, tapi pencapaian aqil terlambat. Sehingga muncul ‘makhluk-makhluk’
bernama remaja. Seharusnya remaja tidak perlu ada, seharusnya kalaupun ada,
tidak perlu rentang usianya terlalu lama. Remaja adalah masa galau. Seharusnya,
dari anak-anak langsung menjadi dewasa. Bagaimana caranya?
Menyiapkan keterampilan hidup sejak usia
anak-anak (usia sekolah dasar). Keterampilan seperti: kemampuan mengambil
keputusan, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan menganalisis masalah,
termasuk kemampuan berwirausaha. Jangan memanjakan anak dengan fasilitas.
Ketika anak sudah terbekali dengan semua
keterampilan itu, pemikirannya akan lebih matang. Anak akan selalu berpikir
mencari kegiatan yang bermanfaat dan berguna. Ketika memasuki masa Baligh pun
mereka akan lebih bisa mengambil sikap
yang tepat. Kalaupun menikah dini, mereka sudah siap baik secara sosial,
seksual, maupun finansial.
Solusi dari penyebaran penyakit kelamin adalah
menghindari zina. Cara menghindari zina adalah tidak pacaran, atau menikah dini
bagi yang sudah siap.
Yang paling sedih, kondom dibagikan di kampus
UGM dengan memakai bis bergambar Ju Pe???
Malu jadi almamater UGM!
Menulis ini terus terang menjadi beban buat
saya. Saya ibu dari 2 anak lelaki. Mengingat seks bebas sekarang bisa dilakukan
oleh siapa saja, bahkan pelajar SMP sekalipun, membuat saya punya kekhawatiran
tersendiri. Tapi tetap bagi saya membekali anak yang belum menikah dengan
kondom ketika mereka sudah sexually
active bukan jadi pilihan bagi saya. Lebih baik bagi saya untuk berusaha
sebaik mungkin memberikan bimbingan berkelanjutan sejak dini hingga mereka
berusia baligh. Bimbingan, keakraban, dialog-dialog, rasa percaya.
Selebihnya... saya meyakini kekuatan doa.
Al Azhom, Tangerang
2 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)
Hari-hari Bersama OAT
Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...
-
Kemarin sore aku bermaksud ke dokter gigi. Jarak klinik yang agak jauh, dan harus membawa serta Hanan ngga memungkinkan kami jalan kaki...
-
Sumber Beberapa waktu lalu, di sekolah Mas Zhafi ada imunisasi campak, salah satu rangkaian dari program BIAS (bulan imunisasi ana...
-
Hanan memang istimewa. Menjalani hari bersama Hanan adalah pelajaran tersulitku dalam hidup. Ibuk berkali-kali gagal ujian kesabaran. Gagal...