23/12/18

Kematian, Rahasia Ilahi

Sore ini buka FB kembali, setelah udah lama ngga buka FB. Dan terbacalah status seorang senior di kampusku dulu.
Status yang mengabarkan berita duka, meninggalnya istri dan anaknya.

Hati kaya teriris-iris rasanya, ikut sedih banget membayangkan kehilangan istri dan anaknya sekaligus. Kehilangan pasangan saja atau kehilangan anak saja pastinya udah sedih banget. Dan ketika harus kehilangan keduanya, bagaimana rasa sedihnya. Subhanallah....

Penasaran dengan kabar itu, aku buka akun seniorku ini. Ada kabar berita apa sebelumnya? Apa karena sakit? Atau kecelakaan kah, yang membuat keduanya sekaligus berpulang ke Rahmatullah.

Ternyata baru seminggu lalu istrinya posting foto dan ucapan hari ulang tahun pernikahan mereka. Istrinya dalam keadaan hamil, terlihat cantik dan berwajah cerah di foto itu. Mereka sedang menunggu kelahiran si bayi yang tinggal hitungan hari.

Seminggu kemudian, hari yang ditunggu tiba. Hari saat bayinya akan lahir. Namun ternyata hari itu ditunggu bukan untuk menyambut kehadiran anggota keluarga baru, tapi justru mengantarkan dua anggota keluarga sekaligus ke peraduan terakhir. Qodarullah sehari setelah melahirkan, istrinya berpulang ke Rahmatullah, setelah sebelumnya bayi yang lahir meninggal dunia.

Semoga Allah mengampuni dosa dosa almarhumah, dan menempatkan mereka berdua di tempat terbaik di sisi Allah. Dan semoga semua keluarga yang ditinggalkan dikuatkan.

Rahasia Allah. Kematian. Ngga ada yang menyangka kapan maut menjemput. Ngga harus sakit dulu, ngga harus tua dulu.

Semoga, ketika saat giliran ku tiba, aku mohon agar aku tetap dalam keadaan Islam, beriman, dan Husnul khatimah.... Aamiin. 

20/12/18

Resume Kajian: Menjadi Ibu yang Dirindu

Kajian Kamis
Masjid An Nabawi, Banjarwijaya
MT Fatihah Husna
Oleh Ust. Bendri Jaisyurrahman

PR paling penting untuk seorang Ibu:
Bereskan emosi-emosi negatif diri. Biasanya berupa kemarahan dan kesedihan.

1. Kemarahan
Emosi marah sulit dicegah. Ada 4 tingkatan marah.
Marah level orang tenang. Marah tapi diungkapkan dengan nada bicara yang tenang.
Marah sambil menahan geram. Suara ketika berbicara tertahan.
Marah dengan mata melotot dan bersuara keras
Marah dengan sumpah serapah tak terkendali.

Berhati-hatilah ketika ekspresi marah ibu kepada anak menjadi berlebihan atau tak terkendali. Anak yang sering dibentak terutama pada umur di bawah 5 tahun, koneksi antar syarafnya menjadi terganggu. Sehingga anak jadi suka ngga nyambung.

2. Kesedihan

Ibu yang hamil dalam keadaan sedih atau stress, emosi anak cenderung negatif ketika sudah lahir. Maka itu ketika hamil, jangan sedih. Harus bahagia. "Maka makan dan minumlah kamu. Dan bersenang senanglah."


Yang sudah terlanjur, bagaimana? Perbaiki. Langkahnya:

1. Latih lisan untuk bicara yang baik. 

Lisan mempengaruhi pikiran, pikiran mempengaruhi perasaan.  Ucapkan dzikir. Afirmasi diri bahwa yang terbaik itu pilihan Allah. Segala puji bagi Allah.

2. Salurkan dengan menulis

Kalau sedang emosi, salurkan dengan cara yang baik. Diantaranya dengan menulis. Menulis itu mencerahkan pikiran.

3. Perbaiki manajemen waktu

Ada beberapa 4 pembagian waktu untuk wanita, yaitu:
Me time, menyendiri tanpa anak untuk recharge energi. Biasanya waktu ini dipakai untuk melakukan kegiatan yang disukai seperti membaca, ke salon, belanja, dan sebagainya. Tergantung dari apa yang menjadi kesukaan si wanita. Selama itu sifatnya positif atau mubah.

Couple time, waktu untuk ngobrol berdua sama suami. Bukan hanya pada saat berhubungan intim. Rasul senantiasa ngobrol dulu sama istrinya baru tidur atau berhubungan. Istri perlu diajak ngobrol sama suami karena normalnya istri itu butuh mengeluarkan 20 ribu kata dalam sehari. Jauh lebih banyak dari pria yang hanya 7000 kata per hari. Selain itu, istri membutuhkan perhatian lebih. Ingin didengarkan, ingin disetujui, ingin dihargai, ingin dihibur. Ingin diajak makan, ingin dibelanjain baju, ingin diajak nonton. (Oke oke..., yang terakhir-terakhir itu Saya nambahin sendiri).

Family time. Dengan keluarga inti ataupun keluarga besar. Ini sudah pasti lah ya...

Social time, berinteraksi sosial. Perempuan butuh teman ngobrol sesama perempuan. Maka biarkan istri ikut pengajian, reunian, kopi darat komunitasnya, selama positif dan masih wajar-wajar aja. Perempuan juga pada akhirnya pasti kangen pengen ketemu dan becanda sama anak-anaknya.

4. Ajak pasangan untuk membantu kita memperbaiki diri. 

Libatkan pasangan untuk memperbaiki diri. Contoh, seseorang yang tidak terbiasa untuk mengucapkan apresiasi atau bersikap baik kepada orang lain, maka bantu dia untuk bisa menumbuhkan rasa apresiasi. Ucapkan paling sedikit 50 kali apresiasi positif kepadanya, setiap hari dengan cara yang wajar. Nah, minta bantuan suami untuk bisa menumbuhkan apresiasi dalam diri istri. Agar ibu juga bisa lebih mengapresiasi hal-hal baik yang dilakukan anak.

5. Berwudhu atau mandi

Jika masih muncul marah kecil, maka berwudhu. Jika marah besar, maka mandilah seperti mandi dari membersihkan hadits besar.

6. Berinfaq

Jika masih marah lagi, ingat lah satu hal.. Orang yang suka berinfaq, berarti mampu menahan amarahnya, dan memaafkan orang lain. Maka sedekahlah. Untuk membersihkan jiwa.


Ibu marah pada anak?
Peran menegakkan aturan adalah ayah. Bukan ibu. Kalau bapak marah, seperti Auman singa, kalau ibu marah terdengar seperti salakan anjing pudel bagi anak. Jadi ibu ngga usah capek-capek  marah. Peran ibu itu lembut.

Sesi tanya jawab

Bagaimana menyampaikan sesuatu  kepada suami hal yang suami tidak sukai?

Puaskan dulu kebutuhan perut dan syahwatnya. Untuk memunculkan rasa puas dan senang.
Setelah itu sampaikan kepada suami tidak lebih dari 10 kata.
Sampaikan dengan "I" message.
Jangan mengevaluasi.
Ucapkan terima kasih. 

19/12/18

Kagum Pada Beliau

Saya mengagumi Pak Anies Baswedan jauh sebelum beliau masuk ke dunia politik. Satu program yang membuat saya semakin respect terhadap beliau adalah program Indonesia Mengajar. 

Sewaktu beliau akhirnya masuk ke dunia politik, saya sedikit menyayangkan. Tapi waktu itu saya tidak terlalu mempersoalkan. Tampaknya memang beliau harus masuk ke dunia politik supaya bisa membuat kebijakan yang lebih baik.

Waktu pilpres 2014 saya milih Jokowi, salah satu alasannya yang membuat yakin karena ada beliau dalam tim sukses Jokowi. Dan kemungkinan besar beliau akan dijadikan menteri pendidikan membuat masa depan pendidikan terlihat lebih cerah. Haha. 

Pada akhirnya Jokowi terpilih, dan benar Pak Anies menjadi menteri pendidikan, ada beberapa kebijakan yang baik sekali dari Kemendiknas. 

Lalu kemudian saya kaget, kenapa belum ada setahun, beliau direshuffle. Emang kenapa dengan Anies? Waktu itu, saya mulai skeptis dengan pemerintahan Jokowi. Dan semakin lama semakin saya  berseberangan dengan Jokowi karena banyak sekali faktor. Bukan hanya karena pemecatan Anies sebagai menteri. Dan tulisan ini bukan membahas tentang itu. 

Pada Pilgub DKI 2017, saya sebagai warga DKI menggunakan hak pilih. Dan saya memilih beliau. 

Dan pilihan saya insyaallah benar. Alhamdulillah. Belum ada satu tahun kepemimpinannya di Provinsi DKI, janji-janji penting di kampanyenya sudah terealisasi. Beberapa di antaranya Reklamasi dan DP 0%. Dan ternyata DKI Jakarta sudah banyak menerima penghargaan. Masyaa Allah tabarakallah ..  semoga semakin berkah Jakarta di bawah kepemimpinan Pak Anies. Semoga semakin berlimpah keberkahan juga untuk Pak Anies dan seluruh jajaran di Provinsi DKI Jakarta.

Oya, ini sekedar opini dan ekspresi bahagia saya sebagai pribadi dan masyarakat awam. Tidak usah diperdebatkan. Pendapat saya bisa aja salah menurut pembaca. Tapi pendapat saya bisa juga benar. Tidak ada kebenaran 100%. Kebenaran 100% ada di Al Qur'an.  

Kebiasaan dan Rutinitas Hanan

Beberapa hari terakhir ini bahagia hatiku, karena perkembangan perilaku Hanan. Masyaa Allah.

Pola rutinitas mulai kebentuk dan sejauh ini dia bisa mengikuti. Cukup baik lah dan menunjukkan kemajuan yang cukup baik menurutku, untuk ukuran Hanan.

Rutinitas Harian Hanan
Berikut ini rutinitasnya Hanan:

Pagi
Sholat subuh di musholla, lanjut main sepeda, mandi, dan Bersiap ke sekolah. Berhubung ini udah masuk musim liburan jadi agak santai. Sehabis mandi dan sarapan bisa main lagi. 

Siang 
Pulang sekolah, Hanan belajar di rumah atau les Bimba kalau pas lagi jadwalnya. Kalau pas libur gini, bisa ikut sholat dhuhur di musholla atau di mesjid. 

Sore
Sholat Ashar di musholla, mandi trus main. Atau kebalikannya. Kalau ngga ya, aku ajak aktivitas lagi di rumah. Menjelang Maghrib udah kuajak untuk makan malam. 

Malam
Sehabis sholat Maghrib, kuajak ngaji setelah itu belajar. Ngerjain PR Bimba atau PR sekolah, atau ngerjain lembar printable. Setelah sholat isya, kalau masih seger belum ngantuk, lanjut belajar. Kalau udah ngantuk, persiapan tidur dimulai. Sikat gigi, BAK, lalu berdoa sebelum tidur. 

Tentang sholat, ngaji, dan belajar, memang ngga selalu lancar tiap hari. Ada masanya gampang untuk diajak, ada masanya dibujuk dulu, ada masanya mogok tapi pada akhirnya aku upayakan untuk tetap dilakukan. Supaya terbangun jadi kebiasaan baik, dan ngga terbiasa mogok kalau lagi ngga mood. 

Nah ini PR ibunya juga untuk tetap konsisten dan Istiqomah. 

Sholat Subuh di Musholla
Alhamdulillah, 2 hari ini Hanan berangkat sendiri dengan kemauan sendiri untuk sholat subuh di musholla. Padahal aku bangunin Zhafir, yang bangun duluan Hanan. 

Yang bikin hati bahagia itu, untuk sholat Maghrib dan Isya, Hanan sudah ngga terlalu sulit lagi untuk diajak sholat. Malah beberapa hari yang lalu, Hanan yang ngajak duluan. Masyaa Allah... 

Cuci Tangan Sebelum Makan
Bentuk kebiasaan lain yang bikin hati adem karena sepertinya udah terbentuk adalah kebiasaan cuci tangan sebelum makan. Kalau ingat dulu mencoba bangun kebiasaan ini lumayan bikin tarik urat. Alhamdulillah sekarang tinggal diingatkan sekali aja. Malah kadang-kadang udah dilakukannya dengan kesadaran sendiri. Begitu juga kebiasaan membaca basmallah setiap mau minum dan makan. 

Yang masih on progress adalah membiasakan berdoa sebelum tidur, keluar rumah, dan masuk kamar mandi. Hanan udah tahu harus berdoa sebelum tidur, tapi masih banyakan lupanya. 

Hingga hari ini, aku sangat bersyukur atas semua itu. Semua terjadi atas kehendak Allah... Semoga semakin hari semakin banyak lagi kebiasaan baik yang tertanam di dirinya. 

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...