31/10/17

Me Time Ku Itu...

Merujuk pada pemaparan Elma Fitria di blognya tentang Me Time, saya lalu mencoba mengindentifikasi hal-hal yang membuat saya merasa:
Terhibur (sejenak)
Tenang
Senang
Berkembang


Dalam Me Time itu ada dua fungsi, relaksasi dan aktualisasi diri. Selama ini seringnya saya sih terjebak di fungsi relaksasi yang ujung-ujungnya jadi sekedar lazy time aja. Untuk membuat tenang, keluar dari suasana burn out, awalnya saya harus mencari kondisi tenang dulu. Tenang bagi saya itu kalau saya bisa menyendiri dan menemukan aktivitas untuk kepuasan sendiri. Di sini ini, saya lalu sering terpeleset ke aktivitas yang hanya menghibur diri yang ngga produktif kalau lupa mengcut.

Aktivitas yang membuat saya:
Terhibur (sejenak):
  1. Buka-buka medsos cuma untuk stalking atau scrolling status bikin terhibur sejenak, tapi hati ngga tenang.
  2. Nyemil ngga sehat (gula, gluten, gorengan), terhibur sejenak, tapi merasa bersalah.
Tenang:
  1. Menulis curahan hati.
  2. Sholat dan bermunajat.
  3. Mereorganisasi dan merekonstruksi life goal, life plan, dan life schedule.
  4. Belajar (parenting, agama, tentang pola makan sehat, pelestarian lingkungan, dsb).
  5. Utak-atik blog, reorganizing file dan foto.
Senang:
  1. Berhasil mengalahkan kemalasan dan keengganan mempraktekkan (mengamalkan) ilmu yang sudah  dipelajari, sehingga merasa produktif dan bermanfaat. Misal, sudah mempraktekkan ilmu berkebun, praktek resep baru, mengamalkan prinsip parenting, dsb.
  2. Berhasil merapikan rumah (organize, categorize)
  3. Berhasil menyelesaikan tulisan, terutama tulisan artikel atau feature
  4. Mereorganisasi dan merekonstruksi life goal, life plan, dan life schedule.
Berkembang:
Kalau konsisten melakukan aktivitas-aktivitas yang bikin tenang dan senang

30/10/17

My Purpose of Life

Lama berpusing dengan apa tujuan hidup saya, lalu  saya sadari minat yang tumbuh sejak 17 tahun lalu dan masih terpendam sampai sekarang. Minat yang bermula dari keresahan memandang apa yang terjadi di bumi ini,  di negeri ini.

1. Pendidikan. Utamanya pendidikan anak-anak,  keluarga, parenting.

2. Pelestarian lingkungan. Terkait dengan itu adalah daur ulang sampah, prinsip reuse-reduce-recycle, gardening, pemanfaatan air.
Lalu sejak 7 tahun lalu, menaruh minat pada:
3. Pola makan sehat.

Pada akhirnya, Ketiganya terkait satu sama lain. Pola makan sehat dan pelestarian lingkungan adalah hal-hal yang juga penting ditanamkan dalam pengasuhan atau pendidikan anak dan keluarga. Pola makan sehat terkait dengan mengonsumsi makanan yang tidak terpapar zat kimia yang merusak ekosistem tanah dan air.

Bismillah, ingin berkomit dengan itu, semata-mata karena ingin menunaikan tanggung jawab dan tugas sebagai makhluk ciptaan Allah yang harus rahmatan lil alamin, yang memakmurkan  bumi, yang tunduk pada aturan Nya,  dan kelak akan mempertanggungjawabkan segala apa yang kita perbuat kepadaNya.

Tapi jalan saya masih panjang. Saya bahkan berada di titik minus. Banyak yang harus saya ubah, terutama kemalasan dan ketakutan-ketakutan yang masih bersarang dalam diri.

13/10/17

Menuju Cerdas Finansial

Mendapatkan badge Cerdas Finansial ini bukan lantas Ibuk memang punya kecerdasan finansial yang tinggi. Masih sangat jauuh dari itu. Masih berproses. Ini adalah bonus dari sebuah komitmen untuk belajar menata diri dalam urusan finansial.

Terus berproses, Ibuuk!
*menyemangati diri sendiri...

11/10/17

Iri, Tanda Hati Tak Suci

Iri itu...
Bisa karena apa saja.
Iri karena tak mampu atau iri tanda tak punya tapi pengen, itu biasanya penyebabnya.

Aku... Masih belum bisa sepenuhnya terbebas dari rasa iri.

Melihat postingan tertentu di sosial media bisa jadi timbul rasa iri, walau tak terucap.

Tapi... Sejenak berusaha mengingat kembali bahwasanya iri itu sudah termasuk salah satu hasutan dan musuh sejati manusia, syaithon.

Iri menjauhkan diri ini dari rasa tawakal, dan qonaah. Intinya, iri itu menjauhkan diri ini dari Sang Maha Cinta. Pemilik alam semesta dan seisinya. Pemilik jiwa ini. Yang Maha Menentukan. 

Kalau hati ini diselimuti rasa iri, adalah tanda diri ini tidak suka dengan ketentuan Sang Maha Pengatur. Padahal, apalah diri ini, hanyalah makhluk ciptaanNya. Sudah sewajarnya diri ini mengikuti saja skenario yang Dia buat untuk hidup Sang Diri. Kalau mengikuti skenarioNya, walau dengan penuh tantangan yang bisa menyakitkan, insyaallah akhirnya happy ending.

Tapi, itulah manusia.  Tempatnya lupa, tempatnya dosa. Suka lupa kalau Allah Maha Menentukan. Kalau dikasih musibah bertanya, 'Kenapa harus aku?!'
Giliran diberi nikmat, jangankan tanya seperti itu, malah lupa bersyukur. Alhamdulillah cuma di bibir saja.

Yaa Rabbii... Ya Kuddus

Sucikanlah hati ini... Sucikanlah jiwa ini...


Sumber Gambar: yufid.com

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...