25/07/23

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. Setiap Fariha bangun tidur, setelah kuajak ke kamar mandi, lalu aku ajak minum air dan minum obat. Awalnya dia masih mau tanpa dipaksa. Obatnya berupa 2 tablet yang hancur ketika diberi air.

Berjalan sebulan, Fariha agak sedikit menolak sekarang ketika waktunya minum obat. Tapi ya apa boleh buat. 

Sebulan kemudian, Hanan juga menyusul divonis TB. Diapun harus minum obat anti TB juga dengan dosis yang berbeda. Perjuangan ngajak Hanan minum obat dari dulu ngga pernah mudah. Penuh drama, tensi tinggi. Pusing kepala pegel hati. 

Tapi alhamdulilah sekitar sepuluh hari terakhir ini ada juga cara menyenangkan supaya Hanan mau minum obat tanpa drama. Minta bantuan Fariha untuk nyuapin obatnya ke mulut Hanan. Selama ini Fariha suka kalau diminta nyuapin suplemen ke aku atau ayahnya. Ternyata ke Hanan juga sama. Dan Hanan juga suka kalau adiknya yang nemenin minum obat. Terjadilah simbiosis mutualisme yang indah. Hihi.

Kabar baiknya, BB Fariha sekarang mencapai angka 10 kg. Alhamdulillah. Semoga naik terus dan ngga seret lagi, dan bisa sembuh tuntas TB nya. 

15/05/23

Perjalanan Menyapih Fariha

Untuk Fariha, anak ketiga ini, aku inginnya menyapih dengan cara yang baik. Ideal. Weaning with love gitu. Tapi pada akhirnya, aku harus pasrah menerima proses menyapih yang ngga berjalan sesuai harapan. Maafin Ibuk, ya, Fariha. 

Ngga ada yang bisa aku ceritakan di sini selain usahaku untuk bisa menyapih dengan cara yang baik.

Awalnya usia 12 bulan lebih aku mulai ga kasih nenen di siang hari. Atas saran dokter anak karena BBnya kurang sesuai kurva normal, nenen di siang hari ditiadakan. Supaya siang hari diutamakan MPASI supaya nutrisinya cukup dan BB bisa naik dengan bagus. 

Praktis nenen hanya di malam hari. Mulai dari sejak maghrib sampai pagi jam 6.  

Lalu sejak usia 18 bulan aku mulai sounding ke Fariha untuk berhenti nyusu atau nen. Mendekati 24 bulan, lebih sering sounding. 

Sebulan menjelang Fariha usia 2 tahun aku mulai kurangi nenen di malam hari. Sounding ke Fariha tampak tidak berefek sesuai yang diharapkan. Masih minta nenen sampai nangis teriak. 

Dua minggu setelah ulang tahun, suami dan keluarga mulai support untuk menyapih. Oke aku akhirnya Siap. 

Hari pertama menyapih itu sabtu malam. Masih Sounding dengan agak mengiltimatum. Hehe. Fariha..  Hari ini hari terakhir nenen ya. Besok Fariha udah ga nenen lagi ya. Fariha udah berhenti nenennya ya. 

Hari kedua, mulai deh diberlakukan. Pas dia minta aku ga kasih. Aku ingetin yang aku omongin ke dia kemarinnya. Apakah beliau mau mengerti? Cencu tydhagg! Dia berusaha meminta dengan menangis, teriak, meraung, berontak. 

Cukup lama akhirnya suami bilang... Coba buk, itu nenennya dikasih lipstik kaya Bik Engkoy (yang suka urut Fariha). Aku ngga mau... Awalnya. Karena aku masih berharap bisa menyapih tanpa harus bohongin Fariha kalau nenenku ada apa-apanya. 

Tapi... Setelah setengah jam lebih raungan dan tangisan belum ada tanda-tanda berhenti, akhirnya aku menyerah. 

___15/05/2023___ Bersambung …

Aku olesi puting dengan sesuatu yang membuat Fariha langsung berhenti menangis minta nenen dengan seketika. Aku inget Fariha sempat menanyakan sesuatu dengan suaranya yang lucu dan menggemaskan. Sampai akhirnya dia ngga bertanya lagi dan tertidur di gendonganku. 

Ada rasa lega akhirnya Fariha berhenti menangis dan merengek. Tapi terselip juga perasaan kasihan dan bersalah karena harus berhenti dengan cara seperti ini. Belum lagi aku harus melakukan ini untuk sekitar 1 minggu sampai Fariha ngga lagi minta nenen. 

Maasya Allah, Fariha, Ibuk nulis ini jadi ngerasa mellow sendiri. Masa menyusui Fariha itu kenangan sangat indah sekali buat Ibuk. Apalagi di 6 bulan pertama. Semoga buat Fariha juga, ya. Maafin Ibuk ya, kalau mengakhirinya mungkin di saat Fariha belum bener-bener siap. Tapi ada beberapa alasan yang bikin ayah sama Ibuk memutuskan untuk mengakhiri masa menyusui ini. Di antaranya adalah masalah berat badan Fariha. Bismillah, semoga Fariha ridho ya. 

___16/07/2023___


Jurnal Bersyukur 15/05/23

#jurnalbersyukur

 Bismillah ..

Alhamdulillah... Rasa syukurku hari ini adalah

1. Kesehatan, rumah dan makanan yang layak

2. Cuaca yang cukup bersahabat dan nikmat lainnya yang tak terhitung....

3. Fariha semangat mengikuti aktivitas 

4. Hanan berhasil membantu membujuk Fariha mandi pagi tadi

5. Fariha cerita dan curhat ttg pengalaman kemarin bersama Ayah dan mas Hanan, waktu aku lagi ikut halal bi halal 

6. Bisa daftar dokter anak untuk besok

7. Menambah insight ttg ilmu positive discipline


20/02/23

Hari-hari Bersama Hanan

Hanan memang istimewa. 

Menjalani hari bersama Hanan adalah pelajaran tersulitku dalam hidup.

Ibuk berkali-kali gagal ujian kesabaran. Gagal ujian komunikasi. Tapi jadi banyak introspeksi diri. Jadi sadar oh mungkin selama ini aku begini. Oh ternyata aku selama ini begini. 

Ibuk jadi belajar untuk tidak banyak menuntut, tapi di sisi lain belajar untuk konsisten menjalankan sesuatu hal yang penting.

Ibuk mencoba untuk menekan ego yang masih juga sulit ditundukkan.

Di usianya yang sudah jelang 13 tahun ini, ibuk semakin merasakan lebih besar tantangan yang harus dihadapi.

Kadang pernah merasa frustrasi tapi kadang juga ada rasa optimis kalau ingat rahmat Allah ngga akan putus untuk hambaNya.

Kegiatan Hanan sekarang adalah mengikuti sesi terapi ABA dengan terapis yang home visit. Kenapa home visit? Di postingan lain insya Allah Ibuk mau cerita tentang riwayat pendidikan Hanan selama 4 tahun terakhir. 

04/02/23

Tumbuh Kembang Fariha 21 Bulan

Ceritanya kemarin habis opname nih Fariha.

Dengan cerita yang masih sama, BB ngga naik alias weight faltering, akhirnya aku mulai cari referensi dokter anak sub sp pencernaan. Dari sepupuku yang dokter, dapet nama dr. Frieda di RS Evasari Jakarta.

Singkat cerita, setelah dapat hasil kultur feses, ternyata ada bakteri e coli yang pengobatannya harus dengan antibiotik lewat suntikan. Alasan lain si dokter menyarankan rawat juga karena kalau pakai BPJS bisa sekalian dimanfaatkan untuk periksa rontgen dada, cek darah, cek urin. Karena BBnya udah kurang banget, harus bener-bener dipantau selama pengobatan. 

Alhamdulillah BPJS bisa dipakai dan akhirnya kita jadi rawat. Hasil rontgen ternyata ada bercak putih. Dokternya merujuk untuk lakukan tes IGRA, untuk melihat apa ada TB. Sayangnya si IGRA ini ga bisa pakai BPJS. Padahal lumayan juga itu tesnya sejutaan. Jadi kami harus tes mandiri di Prodia.

Empat malam dirawat dengan suhu kamar udah kaya di kulkas. Alhamdulillah Fariha sangat kooperatif selama dirawat. Maasya Allah, walaupun dia nangis setiap ada suster yang datang, tapi ngga berontak. Mulai dari pasang infus, dimasukin obat, dll, nangis tapi tetep dikasih tangannya. Hiks... Maasya Allah anak kuat Fariha. Terharu Ibuk.

Malah... Pas hari ketiga, kalau ada petugas dapur nganter makanan, dia malah bilang makasih ke petugasnya. 😘

Setelah keluar RS, dijemput Si Ayah pulang, tapi ke kantornya dulu, absen sore. Yah kena angin laut, mana maghrib lagi. Besoknya anget masuk angin. Pake muntah juga. Alhamdulilah ngga lama demamnya turun dan anaknya ceria lagi.

Sabtu kemarin, tes IGRA di Prodia. Aku tanya diambil berapa mili, kata petugas kurang lebih diambil sampel darahnya 8 ml dong alias 2 tabung. Duh... Ku khawatir nanti sulit dapat banyak. Karena 2 kali pernah ambil sampel darah di lab. deket rumah, bolak balik tusuk dong. Duh... Aku ngilu kasian. Tangan kiri tusuk, ga dapet. Kanan tusuk, masih kurang. Kiri tusuk lagi, teteeep ngga dapet. Astagfirullah, ngga pinter dah ini petugasnya! Tapi alhamdulillah, waktu di Prodia kemarin dapet 3 tabung lancar jaya. Makasih mba Prodia, you're the best!

Oke sekarang pencapaiannya.

Bahasa dan Ekspresi 
Makin kaya ekspresinya. Kata-kata udah lebih jelas. Udah bisa nyanyi beberapa lagu sampai habis. Bisa ngomong gini, "ibu nyanyi terus cih! " 😂

Motorik halus dan kasar
Udah bisa lari kecil, suka manjat-manjat. Udah bisa susun balok lebih dari 4.

Sosial emosi 
Suka ikut-ikutan ibunya, nyuci piring, nyapu, dsb. Uda mulai susah diajak mandi. Suka bilang da mau, kadang sampai teriak juga. Udah bisa protes.

Ayo, Nduk... Sehat yaa... Tambah besar tambah tinggi tambah pinter, tambah solihah.

Aamiin.

12/08/22

Milestone Fariha Jelang 16 Bulan

Ucap syukur Alhamdulillah dengan perkembangan yang dicapai Fariha di usia ini. 


Di usia yang jelang 16 bulan besok tanggal 14, ini milestone yang dicapainya:

Bahasa dan ekspresi
Ini yang paling ketara sih. Kata-katanya banyak keluar yang baru. Mudah meniru. Ini daftar kata yang sudah keluar darinya.
Abu (ibu), ayah (ini jelas banget), anan (Hanan), bobo (kalo minta nyusu 😅. Ini salah konsep nih), awat (pesawat), dan lainnya. Aku bikin list sendiri deh di Excel nanti buat ngedata berapa kata yang udah keluar. 

Yang jelas aku suka kaget dan ngerasa lucu karena kejutan-kejutan yang sering muncul darinya. 

Udah bisa ikutan ketawa bareng. Baik ketawa yang beneran atau ikut-ikutan. Kalau ga suka, atau ga mau, atau pengen sesuatu tapi ga dikasih, udah menunjukkan ekspresi marah dengan menangis kejer. 

Kalau diminta mengambilkan atau menaruh sesuatu udah paham. Udah paham instruksi dan pertanyaan. 

Motorik kasar
Jalannya udah mulai cepet. Udah bisa jalan di turunan dan tanjakan yang landai. Misal di polisi tidur. Tapi kadang masih aku jagain kalau-kalau hilang keseimbangan. Naik sepeda roda tiga ya udah bisa nggowes kakinya di lantai. 

Motorik halus
Udah bisa menyendok dan menyuapkan buah ke mulutnya sendiri. Kalau menyuapkan air ke mulut masih suka tumpah. Udah bisa menyendok dan menuang objek seperti beras dari satu wadah ke wadah lain. 

Udah bisa memasukkan pipe cleaner ke lubangnya. Kalau stik ke lubang udah lama bisanya. Tapi kalau pipe cleaner kan dia leyot tuh karena dari kawat, jadi lebih sulit. Nah dia udah bisa itu. Udah bisa menumpuk balik sampai 5 tumpukan. 

Fisik dan Kesehatan
Ini yang masih struggling banget. BB masih seret. Kalau nimbang masih sering keluar angka 7,4 atau 7,5. Walaupun kadang sampai juga di angka 7,6 atau 7,7 bahkan 7,8. Tapi ya itu suka turun lagi ke angka 2 angka yang aku sebutin pertama. Bingung aku tu. Udah underweight, tinggi badan juga udah di garis kuning. Udah beli makanan NDF yang ga murah juga. Makannya seringnya sedikit, 3-8 siap. Ga pernah bisa habis dengan porsi yang aku kasih. Seringnya suka buah. Lah gimana coba tuh. Diet dong itu. Kue suka sih. Alhamdulillah sekarang aku ga terlalu mager lagi kalau mau bebikinan. Lebih semangat karena sambil ngerjain tugas kelas yang ketunda lamaaaaa banget. 
Tapi ya ituuuu.... BBnya masih stuck di situ.

Oya ceritanya bulan lalu juga habis dirawat karena trombosit turun plus ada gejala tipes. Alhamdulillah 3 hari aja dirawatnya. Itu sebelumnya sempet naik kan 7,7 dan 7,8. Habis itu sembuh yaaa udah belum naik lagi. Malah sempet demam lagi Alhamdulillah semalam aja demamnya. 

Ibuk ya dietnya juga kacau sih. Hiks. Mau benerin lagi Kayan lagi ga semangat gitu. Ayuk laaah.. demi Fariha juga demi kesehatan sendiri. Semangat laaah!

29/07/22

Fariha Demam 1 Hari

Pagi tadi, Fariha bangun tidur seperti biasa. Aku Minumkan probiotik. Setelah beberapa lama, tetiba tersedak dan seperti mau muntah. Kupikir ya cuma karena tersedak. Lalu tersedak lagi dan kali ini muntah air. Sedikit. Seperti gumoh.

Kuajak mandi sekalian, karena bajunya jadi basah. Mandi berendam beberapa menit, setelah itu seperti biasa kuajak makan. Aku udah buatin pancake pisang buat sarapan. Cuma makan secuil eh ga mau lagi dong. Padahal biasanya dia mau. Ditawari nasi juga geleng-geleng. Ga berapa lama kemudian dia muntah. Keluar deh itu pancake nya yang secuil. Akhirnya kutawari minum dan aku Minumkan obat anti muntah. Setelah itu sempat makan secuil pisang lalu emoh lagi. Aku raba tubuhnya masih normal sih ga anget. 

Akhirnya aku susuin dan diapun tertidur. Aku tinggal mandi, ga lama kakaknya teriak heboh, "Buu, Fariha muntah!" 

Ngebut aku keluar nyamoperin Fariha  cuma pake Handuk dililit ke badan. Posisi Fariha masih telentang dan terbatuk2. Langsung aku miringkan sambil tepuk-tepuk punggungnya, supaya ga ada muntahannya yang salah masuk ke kerongkongan. 

Untuk ada buk Nanik yang mau bantu aku bersih2 sementara aku bersihin tubuhnya Fariha. Lalu Fariha digendong Buk Nanik supaya aku bisa mandi.

Setelah mandi aku gendong lagi. Aku susui lagi sambil perut dan punggungnya dibalur pakai parutan bawang dan minta kelapa. 

Suhu tubuhnya mulai naik. Akhirnya aku Minumkan parset sekitar jam 10an. Lalu datang ayah yang baru pulang dari jemput Zhafi di stasiun. Badannya sepertinya rada enakan dan mau makan beberapa suap nasi aja. Hanya nasi tanpa lauk apa-apa.

Aku segera bikin janji ke dokter anak dapat jadwal jam 5. Jam 2an aku minumkan lagi parset. Sorenya mau makan bubur dan nuget otak beberapa suap. 

Ketemu dokter di RS pas maghrib. Dokter bilang karena demam baru sehari baru bisa diobservasi dulu. Kalau masih Demam Minumkan parset, kalau mual Minumkan vometa, dan minum vitamin utk daya tahan tubuh. Kalau masih Demam sampai hari senin saatnya cek lab. Tapi kalau - naudzubillah - panas tinggi ga bisa turun dgn parset, harus ke IGD untuk infus dan cek lab segera.  

Pulang dari RS, kita makan malam lalu acara potong kue utk ultah Hanan yang tertunda. Yang seharusnya tgl 14 Juli, tapi karena Fariha opname, terpaksa delayed. 

Sebelum tidur tadi, sempat bab lembek hampir cair. Lalu sepertinya demamnya sudah ga terlalu tinggiseperti siang tadi yang bisa sampai 39+. Aku Minumkan semua obat dan vitaminnya, lalu kususui. Sekitar jam 10 lebih baru dia tertidur. 

Semoga besok sudah sehat walafiyat dan bisa ke liburan ke Bogor dengan kondisi yang sehat seterusnya.

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...