14/08/12

Ramadan Bulan Penuh Inspirasi (2)

Di bulan ini, aku mendapat banyak pembelajaran. terutama dalam hal parenting dan bisnis, dua kegiatan yang ngga bisa lepas dari aku saat ini.

Alhamdulillah di sekolah Zha ada program bulanan pertemuan wali murid dengan guru. Ada semacam pengayaan tentang parenting, yang membantu mengingatkan orangtua tentang di mana sih peran orangtua itu. Pengayaan itu memperkaya ilmu parenting dan menginspirasi orangtua untuk menerapkannya juga di rumah, demi tumbuh kembang anak yang optimal.

Di kurun waktu yang sama, aku sedang menjalankan bisnis luar biasa (yang baru kusadari sekarang). Aku belajar, sambil praktek. Awalnya....aku menjalankan bisnis ini untuk 1 motivasi besar: punya uang sendiri. Jadi aku njalaninnya kurang ikhlas ternyata, ngga pake hati, malu karena ini bisnis MLM, gimana tanggapan temen-temen kuliahku di psikologi universitas cukup tenar, kalau tau aku akhirnya 'cuma' jalanin bisnis MLM yang udah banyak yang jadi member.
Tapi...setelah merenungkan dalam-dalam...tentang manfaat apa yang bisa kumaksimalkan dari bisnis ini, supaya ngga sekedar ngejalanin duplikasi secara mekanis tanpa hati, dan supaya aku bisa menyelaraskan juga dengan background ilmuku. Akhirnya setelah aku inget-inget lagi orang-orang yang berhasil di dBCN, aku tahu konsep utama yang bisa kumaksimalkan: kepemimpinan. Itu bukan hal yang gampang untuk dipelajari, tapi...kalau dijalani prosesnya dengan sepenuh hati, akan terasa nikmat, apalagi kalau diniatkan ibadah.

Dan teringat juga materi tentang ilmu rahasia dBCN untuk berhasil salah satunya adalah ilmu binar-binar. Aku sadar banget sekarang...mataku kurang berbinar-binar. KEtika senyum, masih dengan mata menyipit. Lalu kucoba untuk membinarkan mataku, ternyata ruang pandangku lebih jelas yah...dan selama ini aku ngga sadar akan hal itu....! Lalu mulailah hari ini, aku mencoba untuk selalu membinarkan mataku, untuk selalu marah dengan tersenyum pada anakku, menghilangkan kernyit dahiku...dan menggantinya dengan sunggingan kernyit di pipi karena sunggingan senyum. Subhanallah...ternyata...saat aku tersenyum dalam diam pun....pekerjaan rumah tangga terasa pekerjaan istimewa..., kehidupan biasaku serasa kehidupan di surga yang menenangkan dan menyenangkan...., dan aku pun semakin lebar tersenyum...:).

Dan yang tadinya aku merasa sungkan untuk menyapa downline-downline ku untuk sekedar say hai, hari ini merasa lebih enjoy menyapa mereka dengan niatan menjalin hubungan baik dan tulus dengan mereka.
Tadinya aku lebih suka bicara omelan ke anak-anakku, sekarang aku bicara hal yang lucu dan menyenangkan buat mereka, karena ingin memanfaatkan setiap detikku untuk menikmati kebersamaan yang hangat bersama mereka. 

Ternyata...kedua kegiatanku ini saling berkait satu sama lain...
Sama-sama butuh kepemimpinan yang dari hati
Sama-sama butuh mata yang selalu berbinar-binar sambil tersenyum

So keywordnya:
Inspirasi Parenting
Inspirasi Bisnis
Binar binar
Leadership


13/08/12

Ramadhan Bulan Penuh Inspirasi (1)

Ramadhan akan meninggalkan kita lagi dalam hitungan hari. Sedih? Iya.... Kecewa? Iya, sama diri sendiri...yang suka lupa memanfaatkan keberkahan di bulan ini.

Sedihnya karena 2 hal. Yang pertama karena suasana Ramadhan itu selalu terasa berbeda dan istimewa. Jadi terasa di hati kalau rasanya tu beda aja. Selain itu yang jelas karena bulan ini Allah royal untuk mengganjar kebaikan dan amal soleh kita dengan berkali-kali lipatnya dibandingkan di bulan lain. Bulan ini Allah royal memberikan ampunan pada orang-orang yang memintaNya. Bulan ini Allah royal mengijabah doa-doa hambaNya yang berdoa sungguh-sungguh padaNya.

Tapi sejujurnya...perasaan senang, gembira menyambut Ramadhan ini baru kurasakan sepenuhnya di tahun ini, sementara di tahun-tahun sebelumnya...perasaanku ngga se excited sekarang.

Jadi...ya...aku merasakan kasih sayang Allah... setelah setahun penuh dengan cobaan yang menurutku cukup berat. Selama 1 tahunan, Hanan sakit, infeksi berkelanjutan, tanpa tahu pasti apa penyakitnya, dan apa penyebabnya. Karena sakitnya itu, aku ngga pernah melihat dia senyum, ceria, aktif, apalagi eksploratif seperti anak-anak lainnya. Hanya kerewelan demi kerewelan. Makan pun tak mudah. Cobaan yang awalnya aku tanggapi dengan rasa sedih, depresi, hampir putus asa.

Tapi di tengah pergulatan perasaan itu, seakan Dia mengajakku untuk melihat sisi lain yang selama ini ngga pernah aku lirik, ngga pernah aku dengar dan perhatikan. Dengan caraNya yang subhanallah berliku....aku ditunjukkan jalan-jalan tikus di saat jalan utama itu terlihat macet ga bergerak. Dan di jalan tikus itu...aku menemukan banyak pencerahan, pembelajaran, yang awalnya baru bisa kupahami secara kognitif, namun lambat laun aku mulai memahaminya dengan hati.

Dan betapa terasanya kuasa Allah, ketika keajaiban pun datang menghampiri, dan Allah menunjukkan jalan keluar dari jalan tikus yang berliku itu. Tau ngga...setelah setahunan Hanan sakit, dan tanpa tau apa penyakitnya, sampai-sampai tahap perkembangannya terhambat, tau-tau Hanan sembuh aja....setelah ayahnya umroh. Kebetulan? Ah...aku makin ngga percaya sama kebetulan....Ada Allah yang jadi sutradaranya. Sejak itu, perkembangan Hanan pun mulai terlihat... Fase-fase yang selama ini ngga muncul karena perkembangan yang stagnan, sejurus kemudian terlihat menunjukkan kemajuan. Walau sedikit demi sedikit, dia mulai menunjukkan fitrahnya sebagai bocah yang sedang bereksplorasi. Di usianya yang sudah 2 tahun ini, orang yang baru mengenalnya mengira dia baru berusia 12 bulan. Bisa dipahami, memang kelihatan seperti itu, dari segi penampilan dan perkembangannya.

Tapi bagiku Hanan istimewa. Dia memang berbeda...sesuai namanya, Faiq Hanan Annafi, seorang yang istimewa yang penuh kasih sayang dan menebar manfaat bagi sesama. Darinya, aku mengalami akselerasi pemahaman dan pencerahan tentang keberadaan Yang Maha Mengatur. Walau prosesnya cukup menguras energi....pasti. BIsa dibilang itu cobaan terberat yang kurasakan. Tapi Allah Maha Tahu segala apapun tentang makhlukNya.

Sejak itu, rasa dekat kepadaNya itu makin mengemuka. Tapi dasar manusia...suka lupa ketika bahagia. Tapi...untungya...dengan caraNya, aku diingatkan lagi. yaitu mulai muncul berbagai keluhan kesehatan yang cukup membuatku was-was. Lalu aku niatkan dalam hati untuk lebih dekat lagi padaNya. Aku merasa kuranggg banget menjadi manfaat bagi orang lain. Aku merasa kuraangg banget beribadah, malah sebelumnya aku mudah meninggalkanNya :(. Bahkan...dulu...aku tidak begitu mengenal Allah...dan tidak ada kemauan untuk mengenalNYa lebih dekat. Lalu ketika datang bulan Ramadhan ini, rasanya berkah yang ngga terkira. Walau setan masih setia membisikkan kemalasan, tapi lebih sering dia gagal, insya Allah... alhamdulillah.

Ya Rabb....masihkah akan ada Ramadhan berikutnya buatku?
Insya Allah...

Zhafi dan Sekolah Barunya

Tahun ajaran ini, umur Zha 5,5 tahun. Berarti masih masuk kategori TK B.

Ngomongin TK, Zha pindah sekolah dari TKnya yang dulu ke Sekolah Alam Tangerang. Alasannya...pengen cari sekolah yang bisa mengakomodasi kebutuhan-kebutuhannya di usia ini, yg mungkin kurang didapat dari rumah dan dari sekolahnya yang dulu. Terutama mengembangkan ketrampilan bersosialisasinya. Di sisi lain juga supaya potensi bakat dan minatnya bisa dioptimalkan sedemikian rupa.

Zha itu kan yang paling keliatan hobi gambarnya. Dia itu bisa bikin gambar yang lengkap dengan detilnya, terutama kalau nggambar kendaraan dan alat berat. Dia bisa bikin sampai hal-hal yang kecil yang kita ngga pernah perhatikan. Memang spesifik kendaraan dan alat berat sih.

Di sisi lain, anaknya masih kurang bisa bersosialisasi. Kurang inisiatif untuk memulai pertemanan. 

Di sekolah yang lama, kegiatannya akademis banget. Dengan penataan ruang kelas gaya klasikal ala anak kuliah, jumlah siswa 23, sementara gurunya 2 ngajar di depan pake papan tulis, lalu anak dapet buku paket latihan menulis dan berhitung, dan sistemnnya klasikal dan monoton, makin mengubur potensinya untuk bisa berteman, makin mempersempit kesempatan dia untuk berinteraksi. Waktu istirahat, anak2 main diluar, dan Zha jadi pengamat aja...ngga ikut main.

Akhirnya setelah cari-cari info sekolah alternatif, dan kebetulan dari sejak dulu aku udah denger yang namanya Sekolah Alam, tapi aku cuma tau adanya di Ciganjur. Sempett survey ke sana, dan ngajak ayahnya tinggal di sana. Sampai si Ayah udah cari-cari rumah di sana. Tapi...hitung punya hitung...kuat ngga kami secara finansial dan waktu. Ciganjur jauh dari kantor ayah, trus dana untuk beli rumah dan biaya sekolahnya ngga main-main. Sempat pesimis ngga bisa nyekolahin Zha di sekolah alam yang diharapkan.

Alhamdulillahhh...stlh pasrah...malah nemu info Sekolah Alam yang lokasinya masih terjangkau dari kantor Ayah. Dan biayanya juga masih terjangkau, baik dari segi tempat tinggal dan biaya sekolah. Bismillah...kami akhirnya daftarkan Zha di sana, cari rumah, dan beginilah sekarang jadinya... :)

Sebelum masuk ada yang namanya Multiple Intelligence Research. Jadi ada pengamatan dan penilaian kualitatif tentang kecerdasan siswa. Ternyata, dari 7 kecerdasan majemuk, Zha (seperti sudah kuduga) punya skor yang paling tinggi di kecerdasan spasial (cerdas gambar), diikuti dengan kecerdasan naturalis (cerdas alam) dan intrapersonal (cerdas diri). Artinya, UNTUK SAAT INI, dia sangat berminat sama spasial, alam, dan merenung. Jadi, kalau kita mau mengalirkan informasi ke dia, paling efektif dengan cara melalui gambar, atau belajar di alam, dan melalui dialog2 tentang diri dan lingkungannya. Tapi dominasi kecerdasan ini ga permanen, bisa berubah tertgantung stimulus dari lingkungan yang membentuknya. So, bisa aja tahun depan, skor tertingginya berbeda.MIR tadi untuk gambaran buat gurunya tentang potensi anak.

Di sekolah ini...orangtuanya, khususnya aku juga ikut belajar. Ada pertemuan rutin orangtua dan murid, dan ada penanaman tentang konsep parenting, dan bagaimana bunda-bunda guru memfasilitasi 'teman2 kecil' selama di sekolah. Dan itu menginspirasi orangtua untuk juga melakukan hal yang sama di rumah.

Sejauh ini, aku bersyukur punya kesempatan menyekolahkan Zhafi di sekolah itu. Dan bersyukur...Allah memberikan jalan ini terasa lebih ringan, walau tidak mudah.

Cerita tentang hari pertama sekolah bisa dilihat di sini

Hari Pertama di TK Tunas Rabbani

Hari pertama di TK Tunas Rabbani...
Waktu masuk...ada masa orientasi siswa (MOS). Tadinya Mas Zhafi ga mau tuh masuk sekolah. Sampai di sana pun, Mas Zhafi ngambek, ga mau ikut gabung awalnya. Meskipun udah dibujuk-bujuk, dan Ibu juga sedikit marah :(. Tapi...Bunda Guru ngasih permainan-permainan yang menarik...dan akhirnya Mas Zhafi mau gabung. Waktu pulang,  Ibu tanya...gimana sekolah nya? Zhafi seneng ngga? Ya seneng sih sedikit :). Alhamdulillah...paling tidak Mas Zhafi udah mulai menikmati.

Besoknya, waktu  Ibu antar sekolah sama ayahnya, Ibu bermaksud mau nungguin Mas Zhafi di sekolah. Tapi ternyata, anak-anak lain udah pada ditinggal sama ortunya. Mas Zhafi pun Ibu ajak untuk main ayunan, kebetulan ada teman yang kemarin main sama Mas Zhafi. Mereka berdua keliatan akrab :). Ibu pikir, ga ada salahnya nih coba untuk ninggalin Mas Zhafi. Dan waktu Ibu tanya Mas Zhafi, apa bisa ibu tinggal Mas Zhafi di sini, ibu mau pulang dulu. Mas Zhafi jawab, hmmm ya udah gapapa...subhanallahh.... kaget juga dengernya, sekaligus senang. Tapi ada rasa kecewa juga, karena pengen nungguin Mas Zhafi dan melihat aktivitas Mas Zhafi di sekolah. Tapi...Mas Zhafi sendiri udah mau ditinggal, Ibu punya alasan apa hihi ...

Dan...sejak saat itu, Ibu cuma antar dan jemput Zhafi sekolah, jadi Ibu bisa pulang dulu, belanja, kadang masak, ngerjain pe-er-pe-er, dan yang pasti sih....momong anak lanang Ibu yang bungsu, Hanan.

Berjalan 2 minggu, mulai kelihatan beberapa perubahan positif dari Mas Zhafi. Yang pasti Mas Zhafi lebih mau dan bisa bercerita tentang apa aja kegiatan di sekolah, dan...tata bicaranya lebih runut. Subhanallah...:). Waktu Mas Zhafi marah, Mas Zhafi pun bisa mengungkapkan apa yang bikin Mas Zhafi  marah itu dengan emosi yang lebih terkontrol dan bahasa yang runut.

Hal positif lainnya.. Mas Zhafi juga lebih banyak mengungkapkan ketidaktahuan dengan bertanya. Suatu waktu, Ibu dan Mas Zhafi berdua lagi duduk-duduk sambil ngeliat bendera yang dipasang di halaman rumah. Mas Zhafi tanya, bu kenapa kita pasang bendera? Bendera itu buat apa sih? Akhirnya kita berdua diskusi deh soal bendera. Trus suatu kali, Mas Zhafi pulang bawa kotak amal untuk dicelengin di rumah, diserahkan setiap 2 bulan sekali. Mas Zhafi tanya...zakat itu apa bu? Ini nanti diisi trus uangnya buat dikasih ya? Ke siapa? Mulai deh diskusi soal memberi, orang tidak mampu, orang miskin, dan kenapa kita harus memberi ke mereka.

Tapi di sisi lain, kesukaannya menggambar berkurang. Kalaupun Mas Zhafi menggambar, ngga sedetil biasanya, lebih 'polos'. Ya...semoga ini proses aja, Ibu akan coba untuk tetep menyalurkan ekspresi seninya, insya Allah.

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...