26/02/11

A Miracle Named Hanan

Tanggal 14 lalu Hanan sudah 7 bulan. Kata orang 7 angka keberuntungan. Tapi...sebenarnya Ibu ngga menganggap begitu. Kenapa?

Justru Ibu sedikit sedih, karena sejak usia Hanan 5 bulan, berat badan Hanan tidak bergeser jauh dari angka 7. Usia 4 bulan beratnya 7 kg, kalau menurut tabel pertumbuhan berat badan, pada 7 kg di usia 4 bulan sudah melebihi 'target'. Waktu itu senangnya hati Ibu, karena tampaknya pertumbuhan Hanan cukup bagus. Tapi...setelah 5, 6, 7 bulan timbang lagi, angkanya naik turun di sekitaran angka 7. Terakhir timbang seminggu yang lalu, beratnya 7,3 kg.

Semua itu memang ada sebabnya. Di sini Ibu jadi ingin bercerita tentang Hanan.

Faiq Hanan Annafie, adalah nama yang kami berikan untuk putra kedua kami. Nama itu adalah doa sebagaimana orangtua lain memberikan nama untuk anaknya. Artinya kurang lebih adalah 'seorang anak yang istimewa, berlimpah kasih sayang dan bermanfaat bagi lingkungannya'. Walaupun Ibu sedikit agak khawatir, bolehkah Annafie itu kami jadikan nama bagi anak kami, karena setelah kulihat di Asmaul Husna (setelah namanya tercatat di akta kelahiran), Annafie adalah salah satunya, persis penulisannya seperti itu. Tapi sungguh, kami bukannya ingin me-Maha-kan anak kami, karena tidak ada yang lebih Maha bermanfaat selain dari Nya. Tapi kami mengartikan namanya sesuai dengan persepsi kami saja. Semoga tidak apa-apa.

Tapi begitulah, bagi Ibu, Hanan itu suatu keajaiban terbesar yang benar-benar Ibu syukuri. Ibu  merasa betapa Allah Maha Baik menganugerahi Ibu si Hanan ini. Karena, jujur, selama kehamilan, ada-ada saja yang terjadi. Tidak seperti kehamilan Mas Zhafi yang nyaris tidak ada keluhan apa-apa, selama kehamilan Hanan, beberapa kali Ibu mengalami pendarahan. Sampai hampir saja harus diopname karena harus bed rest setelah ketiga kalinya aku mengalami pendarahan, dan sudah bulan ke 3 kalau ngga salah. Oh...yang namanya opname itu sepertinya Ibu udah sakit parah. Tapi syukurlah, setelah ada bantuan dari teman Ayah yang juga dokter, Ibu ngga harus opname. Dokter Sri rela menyempatkan waktu 3 hari berturut-turut untuk menyuntikkan obat penguat resep dari dokter-- Ibu hutang budi banget sama beliau.

Selain itu, setelah disuruh dokter kandungan periksa darah, eh...ternyata hb Ibu rendah sekali. Jadi Ibu harus infus zat besi sebanyak 3 kali (@1 kantong infus). Untuk menghindari resiko nanti kekurangan darah dan harus transfusi. Yang namanya transfusi darah, resiko tertular penyakit cukup besar. Jadi, itulah cara meminimalisir resiko.

Sempat Ibu khawatir dengan kondisi bayi ini. Karena kehamilan ini ngga direncanakan, jadi ngga ada persiapan di awal untuk kehamilan. Lha wong tahu hamil setelah usianya 1,5 bulan. Dan pada bulan ke-8, kontraksinya sering muncul. Dokter Ibu bilang, kontraksi sebelum waktunya melahirkan itu normal, tapi bisa juga ada kemungkinan lain, misalnya ada infeksi, dsb.

Wis....berdoa terus...semoga bayinya sehat.

HPL tanggal 25 Juli, tapi 10 hari sebelumnya berat bayi sudah mencapai 3,5 kg. Deg-degan, takut makan yang manis-manis atau mengandung karbohidrat berlebihan. Takut bayinya tambah besar dan susah ngeluarinnya. Tapi alhamdulillah....ngga usah nunggu seminggu lagi, tanggal 13 Juli sejak pagi kontraksi sudah mulai sering. Mulai deh tuh...ngurus surat rujukan ke Puskesmas, sempat makan soto juga di restoran, dan malam jam 11-an, Ibu minta antar Yangkung ke RS, karena kontraksinya udah intens banget. 

Setelah observasi nunggu beberapa jam, akhirnya jam 01.40 wib, tanggal 14 Juli 2010, lahirlah Hanan.

Amazing...what a miracle...bayinya sehat walafiat, ngga kurang satu apapun, dan (kok) kulitnya putih bener hehehe. Tapi yang pasti, waktu itu Ibu bersyukurrr sekali...Apa yang  Ibu khawatirkan ngga terjadi. Sampai sekarang setiap ingat saat-saat itu, dan setiap memperhatikan Hanan, selalu bikin Ibu 
merasa betapa Allah Maha Baik. Alhamdulillah Ya Rabb...

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...