Tanggal 14 lalu Hanan sudah 7
bulan. Kata orang 7 angka keberuntungan. Tapi...sebenarnya Ibu ngga
menganggap begitu. Kenapa?
Justru
Ibu sedikit sedih, karena sejak usia Hanan 5 bulan, berat badan Hanan
tidak bergeser jauh dari angka 7. Usia 4 bulan beratnya 7 kg, kalau
menurut tabel pertumbuhan berat badan, pada 7 kg di usia 4 bulan sudah
melebihi 'target'. Waktu itu senangnya hati Ibu, karena tampaknya
pertumbuhan Hanan cukup bagus. Tapi...setelah 5, 6, 7 bulan timbang
lagi, angkanya naik turun di sekitaran angka 7. Terakhir timbang
seminggu yang lalu, beratnya 7,3 kg.
Semua itu memang ada sebabnya. Di sini Ibu jadi ingin bercerita tentang Hanan.
Faiq
Hanan Annafie, adalah nama yang kami berikan untuk putra kedua kami.
Nama itu adalah doa sebagaimana orangtua lain memberikan nama untuk
anaknya. Artinya kurang lebih adalah 'seorang anak yang istimewa,
berlimpah kasih sayang dan bermanfaat bagi lingkungannya'. Walaupun Ibu
sedikit agak khawatir, bolehkah Annafie itu kami jadikan nama bagi anak
kami, karena setelah kulihat di Asmaul Husna (setelah namanya tercatat
di akta kelahiran), Annafie adalah salah satunya, persis penulisannya
seperti itu. Tapi sungguh, kami bukannya ingin me-Maha-kan anak kami,
karena tidak ada yang lebih Maha bermanfaat selain dari Nya. Tapi kami
mengartikan namanya sesuai dengan persepsi kami saja. Semoga tidak
apa-apa.
Tapi
begitulah, bagi Ibu, Hanan itu suatu keajaiban terbesar yang
benar-benar Ibu syukuri. Ibu merasa betapa Allah Maha Baik
menganugerahi Ibu si Hanan
ini. Karena, jujur, selama kehamilan, ada-ada saja yang terjadi. Tidak
seperti kehamilan Mas Zhafi yang nyaris tidak ada keluhan apa-apa,
selama
kehamilan Hanan, beberapa kali Ibu mengalami pendarahan. Sampai hampir
saja harus diopname karena harus bed rest setelah ketiga kalinya aku
mengalami pendarahan, dan sudah bulan ke 3 kalau ngga salah. Oh...yang
namanya opname itu sepertinya Ibu udah sakit parah. Tapi syukurlah,
setelah ada bantuan dari teman Ayah yang juga dokter, Ibu ngga harus
opname. Dokter Sri rela menyempatkan waktu 3 hari berturut-turut untuk
menyuntikkan obat penguat resep dari dokter-- Ibu hutang budi banget
sama beliau.
Selain
itu, setelah disuruh dokter kandungan periksa darah, eh...ternyata hb
Ibu rendah sekali. Jadi Ibu harus infus zat besi sebanyak 3 kali (@1
kantong infus). Untuk menghindari resiko nanti kekurangan darah dan
harus transfusi. Yang namanya transfusi darah, resiko tertular penyakit
cukup besar. Jadi, itulah cara meminimalisir resiko.
Sempat
Ibu khawatir dengan kondisi bayi ini. Karena kehamilan ini ngga
direncanakan, jadi ngga ada persiapan di awal untuk kehamilan. Lha
wong tahu hamil setelah usianya 1,5 bulan. Dan pada bulan ke-8,
kontraksinya sering muncul. Dokter Ibu bilang, kontraksi sebelum waktunya
melahirkan itu normal, tapi bisa juga ada kemungkinan lain, misalnya ada
infeksi, dsb.
Wis....berdoa terus...semoga bayinya sehat.
HPL
tanggal 25 Juli, tapi 10 hari sebelumnya berat bayi sudah mencapai 3,5
kg. Deg-degan, takut makan yang manis-manis atau mengandung karbohidrat
berlebihan. Takut bayinya tambah besar dan susah ngeluarinnya. Tapi
alhamdulillah....ngga usah nunggu seminggu lagi, tanggal 13 Juli sejak
pagi kontraksi sudah mulai sering. Mulai deh tuh...ngurus surat rujukan
ke Puskesmas, sempat makan soto juga di restoran, dan malam jam 11-an,
Ibu minta antar Yangkung ke RS, karena kontraksinya udah intens banget.
Setelah observasi nunggu beberapa jam, akhirnya jam 01.40 wib, tanggal 14 Juli 2010, lahirlah Hanan.
Amazing...what
a miracle...bayinya sehat walafiat, ngga kurang satu apapun, dan (kok)
kulitnya putih bener hehehe. Tapi yang pasti, waktu itu Ibu bersyukurrr
sekali...Apa yang Ibu khawatirkan ngga terjadi. Sampai sekarang setiap
ingat saat-saat itu, dan setiap memperhatikan Hanan, selalu bikin Ibu
merasa betapa Allah Maha Baik. Alhamdulillah Ya Rabb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar