20/11/16

Nice Homework #5, Bismillah

Design pembelajaran untuk anak anak
Zhafir (10 tahun)
Tipe belajar visual eksperensial. Memiliki kecerdasan visual spasial. Cepat dalam menghapal. Detail. Punya masalah motivasi dan konsentrasi.
Pembelajaran yang diberikan berupa:
Memperbanyak soal soal matematika.
Menulis resume buku dan film, untuk melatihnya kemampuan menyampaikan ide.
Renang untuk meningkatkan otot dada.
Menggambar.
Memberikan tantangan untuk meningkatkan kemampuannya.
Yang terpenting sebenarnya, memunculkan motivasi untuk menjalani dan menyelesaikan tantangan baru.
Hanan (6 tahun)
Hanan mengalami speech delay, dan memerlukan usaha belajar 5x lebih banyak dari anak lainnya. Tipe belajar auditori. Banyak yang perlu dioptimalkan.
Design pembelajaran:
Meningkatkan kemampuan verbalnya.
1. Meniup balon/ bola kapas/ gelembung sabub/ peluit
2. Aktif memberi pengenalan ttg anggota keluarga, tempat tinggal, sekolah, lokasi.
3. Membacakab buku sederhana
4. Menyebutkan warna, nama benda, angka, huruf, dan apabsaja yang ada dibsekitar. Buat permainan.
5. Mengenalkan posisi benda. Di atas, di bawah, dsb.
6. Mengenalkan kata sifat asin, manis, dsb.
7. Mengenalkan kata-kata yang menerangkan kejadian yang terjadi. Sekarang, besok, di sini, nanti, dst.
8. Kegiatan berbisik.
Meningkatkan kemampuan motorik kasar.
1. Berlompat
2. Main tali/ karet
3. Berenang
Meningkatkan motorik halus
1. Meronce
2. Menjahit
3. Menggunakan sumpit
4. Menulis & mengikuti titik2 garis
5. Gunting -tempel
6. Menggambar
7. Playdoh
Meningkatkan kemampuan spiritual, moral, sosial, kemandirian
1. Dialog
2. Bicara
3. Cerita
4. Teladan
5. Bermain peran
6. Bermain panggung boneka
7. Belajar kemandirian untuk mandi, makan dengan sayur, BAK, BAB

16/11/16

Mimpiku

Tempat tinggal saya bisa dibilang nyaris tanpa tantangan berarti dari segi fasilitas.

Tapi memang ada satu problem yang saya temui. Problem ini bisa saja terjadi di kebanyakan pemukiman.

Penumpukan sampah dan lingkungan yang gersang.

Pengelolaan sampah masih sangat tergantung dengan kedatangan petugas kebersihan yang hanya 2 x seminggu. Belum lagi kalau ada halangan. Misalnya, jalan akses satu-satunya tidak bisa dilewati truk sampah karena rusak. Atau hari hujan terus menerus, sehingga truk sampah sulit beroperasi.

Sampah kemudian menumpuk di depan rumah warga.

Kerpihatinan lainnya adalah, banyak rumah warga yang sudah tidak memiliki pekarangan tanah, karena sudah dipelur, dikeramik, atau malah habis untuk bangunan. Memang setiap warga berhak untuk membuat apapun selama di tanahnya sendiri. Tapi, disini menunjukkan masih rendahnya kepedulian warga tentang pentingnya menyisakan pekarangan tanah walau sedikit.

Pekarangan tanah ini sangat bermanfaat untuk:
1. Ruang resapan air hujan
2. Membuat lubang biopori. Lubang biopori ini banyak manfaatnya. Bisa menjadi tempat penampungan sampah organik. Sehingga bisa mengurangi masalah sampah. Sampah yang dimasukkan ke lubang biopori akan terurai dan malah menyuburkan tanah. Sehingga, kita bisa mendapatkan tanah yang subur untuk ditanami.
3. Menanam berbagai macam tanaman, seperti sayuran, buah, tanaman obat, atau bunga-bungaan.
Poin yang ketiga ini memang tidak harus dilakukan di pekarangan tanah, karena masih bisa di lakukan dengan memanfaat kan pot tanaman.
Terkait pot tanaman, kita bisa menggunakan kemasan-kemasan bekas yang berbahan plastik atau kaleng. Sehingga membantu mengurangi sampah plastik.

Jadi, saya punya mimpi, dan mungkin ini misi hidup saya, untuk membuat lingkungan sekitar rumah menjadi lingkungan yang:
1. Hijau dan cantik
2. Swa pangan minimal untuk konsumsi sayur, bumbu, buah, dan obat.
3. Zero waste, dengan memanfaatkan secara optimal sampah yang kita hasilkan.

Saat ini, saya masih jauh dari impian. Tapi langkah kecil sudah saya mulai.
Memanfaatkan pekarangan tanah yang ada di rumah kontrakan saya (iyaa masih ngontrak) untuk menanam tanaman buah dan tanaman hias, juga untuk resapan air.

Terkadang membuang sampah sisa makanan ke pojok pekarangan untuk dimakan hewan seperti burung atau kucing. Atau habis terurai mikroba tanah. Belum optimal. Karena belum memiliki alat biopori. Mudah mudahan dalam waktu dekat bisa dilaksanakan.

Dan saya sudah memulai menanam bibit sayur. Alhamdulillah sedikit demi sedikit sudah memetik hasilnya.

Bismillah... Cita cita yang berat. Semoga Allah meridhoi.
Laa haula wa laa quwwata illa billah...

13/11/16

Nice Homework #4, Bismillah

Sebagai jawaban dari tugas #4 yang diberikan di kelas Matrikulasi IIP batch 2, inilah dia. Maaf kalau agak-agak ngga nyambung.
Misi hidup saya adalah:
Menyiapkan anak-anak menjadi generasi yang sehat, sholih, mandiri, dan menjadi rahmatan lil'alamiin.
Maka, ilmu-ilmu yang saya butuhkan untuk bisa mencapai misi itu adalah:
1. Parenting
- Dari kuliah parenting nabawi di  Akademi Keluarga At Taqwa
- Dari materi Bunda Sayang dan Bunda Cekatan IIP
- Dari kulwap parenting dan home education di grup homeschooling dan hebat.
- Dari Alqur'an dan Hadits
- Dari buku-buku siroh Nabi
2. Bertanam organik
Sebagai bagian dari hidup seimbang dan menjadi rahmatan lil'alamin dengan menanamkan cinta lingkungan dalam keluarga dan masyarakat.
3. Berbisnis cara Nabi.
Sebagai bagian untuk menjadi keluarga muslim yang kuat dan mandiri secara ekonomi
Milestone
Km 0 - Km 1 : dalam 1 tahun pertama mempelajari dan mengaplikasikan ilmu parenting yang didapat di Akademi Keluarga dan referensi lainnya.
Km 1 - Km 2 : di tahun kedua, dengan tetap mengamalkan ilmu parenting, berlanjut ke tahapan mempelajari ilmu bertanam organik.
Km 2 - Km 3 : tahun ketiga, dengan tetap mengamalkan ilmu parenting dan bertanam, berlanjut mempelajari bisnis penyediaan barang dan/ jasa di bidang perkebunan organik. Dan kemudian membuat sharing community

06/11/16

Nice Homework #3, Done

NHW yang ketiga ini seruuu bener.
Tugasnya banyak dan bikin baper. Hahaha.
Tugas poin pertama:
Membuat surat cinta untuk suami. Dikumpulkan bersama respon dari suami via email ke fasilitator. Alhamdulillah done.
Sedang berpikir untuk mempostingnya di blog ini atau nggak. Ada malunya, tapi juga sayang kalau ngga didokumentasikan. Karena paksu tipe yang kurang romantis dalam arti kebanyakan.
Hahahaha ((( Kebanyaaakaan )))
Jadi kalaupun saya posting, akan terpisah di judul yang lain nanti. Doakan aja yaa.... Wkwkwk.
Tugas poin kedua:
Menuliskan potensi kekuatan anak-anak.
Zhafir
1. Daya ingat yg baik sehingga cepat menghafal ayat quran
2. Kemampuan akademik yang baik
3. Detil mengamati dan mengingat sesuatu
4. Belajar eksperensial
5. Kelak dia akan jadi akademisi/ peneliti yang sholih dan inovatif
Hanan
1. Dia tanggap dgn kebutuhan orang lain
2. Memiliki pendengarannya tajam
3. Penyayang
4. Ceria, tidak pendendam (pemaaf)
Tugas poin ketiga:
Menuliskan potensi kekuatan diri. Lalu, baca kehendak Allah, mengapa saya dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang saya miliki.
Ringkasnya, misi hidup. Dan misi hidup saya adalah:
"Menyiapkan anak-anak menjadi generasi yang sehat, kuat, sholih, dan rahmatan lil 'alamiin"
Sebenarnya saya selalu bingung ditanya apa potensi kekuatan diri. Karena sampai sekarang masih mencari.
Tapi, saya mencoba menjawab dengan cara yang lain.
1. Saya sedang terus belajar memasak makanan sehat dan tetap enak.
Hal ini untuk mendukung misi menyiapkan anak-anak menjadi generasi yang kuat dan sehat, agar dapat belajar dan bermanfaat bagi sesama.
2. Saya sedang terus belajar mengelola hati untuk lebih tenang dan bijaksana menghadapi segala permasalahan sehari hari.
Hal ini mendukung misi diri ini agar menjadi teladan bagi keluarga, dan bekal mendidik anak-anak agar menjadi anak sholih.
Dengan kondisi anak-anak yang masih belum mandiri dan matang, tantangan saya adalah menjadikan diri ini mandiri dan matang terlebih dulu.
3. Saya sedang belajar berkebun sayur organik. Harapannya, bisa menyiapkan sayur organik sendiri dari pekarangan rumah. Selain itu, ingin menjadikan berkebun sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak tentang keseimbangan alam yang telah Allah atur untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Hal ini mendukung misi untuk bisa bersama-sama hidup seimbang selaras dengan alam.

Tugas poin keempat:
Melihat lingkungan dimana saya tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan saya? Mencoba menangkap maksud Allah, mengapa keluarga saya dihadirkan disini?
Tantanga yang saya temui di lingkungan saya adalah:
1. Masih banyak orangtua yang belum menyadari pentingnya menuntut ilmu dalam membina rumah tangga dan mendidik anak. Sehingga banyak ditemui orangtua tidak memberikan kebutuhan dalam hal emosi, spiritual, dan pendidikan moral dengan tepat.
Di kalangan menengah ke bawah, banya ditemui kaum lelaki yang sudah menikah tidak menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dengan optimal. Sehingga anak-anak menjadi terabaikan, karena oara istri/ibu tidak mendapatkan kebutuhan lahir dan batin yang memadai.
2. Banyak keluarga yang mengajarkan agama hanya sebatas hapalan dan ritual ibadah tanpa menanamkan makna dan keimanan terlebih dulu. Sehingga, banyak anak-anak yang tidak menerapkan perintah Allah dan sunnah Rasul dalam keseharian yang mencerminkan Islam rahmatan lil'alamiin. Contoh kecil, banyak yang masih membuang sampah sembarangan.
Harapan kami, dengan kami sekeluarga menjalankan perintah Allah dan Sunnah Rasul denga optimal, kami bisa saling memberi manfaat satu sama lain antara anggota keluarga. Dan juga bisa memberi kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar kami.

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...