11/12/24

Akhirnya Sholat Jumat Lagi Setelah Absen Dua Tahun

Ini bukan kisah inspiratif. Pengalaman parentingku memang ngga bagus-bagus amat, bukan yang ideal, mungkin kurang bagus malah, bukan yang bisa dibanggakan gitu. Kuakui, sebagai ibu yang juga punya isu kesehatan mental yang kurang baik, penerapan parentingku banyak sekali yang ngga sesuai dengan parenting yang baik. Walaupun belajar parenting, tapi ternyata aku lupa untuk menyelesaikan urusanku sendiri. Jadi ilmu parentingnya agak sulit aku terapkan. Halah, jadi curhat...

Balik lagi ke topik dan judul. Jadi ini cerita tentang anak keduaku. Hanan. Sebagai muslim, tentunya kami ajarkan tentang sholat kepada anak-anak sesuai dengan kemampuan kami. Hanan mulai ikut sholat Jumat umur 8 tahun, itu sejak dia masuk sekolah dasar. Kenapa dia masuk SD usia 8 nanti akan aku ceritakan di postingan tersendiri. Usia 9 tahun (kelas 2), itu tahun 2019-2020, Hanan sholat Jumat di sekolah. Kalau tidak sedang sekolah, Hanan sholat Jumat bareng temannya atau ayahnya kalau pas bisa nemenin.

Datanglah pandemi di tahun 2020. Waktu itu diberlakukan lock down (waktu itu namanya PPKM) sepenuhnya. Pembelajaran dilakukan di rumah. Ibadah juga harus di rumah, termasuk sholat Jumat. Kantor ayahnya juga memberlakukan work from home. Jadi setiap hari Jumat, sholat Jumatnya di rumah sama ayahnya. 

Selama pandemi, ada masanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) alias lock down dilonggarkan. Ayah balik kerja di kantor, masjid juga mulai mengadakan sholat Jumat dengan menjaga jarak, sekolah mulai mengadakan lagi pembelajaran tatap muka (PTM) bagi yang mau. Buat Hanan, aku masih belum berani untuk membiarkan ikut PTM, jadi masih lanjut belajar di rumah. Nah sholat Jumatnya ini, dia masih di rumah. Sepertinya kelamaan berlangsung seperti itu, yang lain sudah mulai sholat Jumat di masjid, Hanan sering terkendala mau Jumatan ngga ada barengannya. Akhirnya, menjadi kebiasaan buruk. Setiap Jumat ngga sholat Jumat, walaupun saat itu ada Ayahnya yang lagi ngga ngantor dan bisa nemenin. Waktu liburan lebaran, saatnya sholat Jumat, sepupu-sepupunya pada berangkat, Hanan ngga berangkat. Di rumah setiap aku bilang mau antarin dia sholat Jumat dia ngga mau dan malah berpura-pura tidur. Itu berlangsung sampai sekitar bulan Mei 2023. 

Di waktu-waktu ini, lagi booimg banget warung es krim Mixue. Hanan kayanya penasaran banget, dan berkali-kali minta diajak nyobain es krim di situ. Aku dari awal sama sekali ngga minat dan ngga mau ajak anak-anak ke sana. Karena apa ya? Ya pertama, dia jualan es krim dan minuman manis aja. Kedua, Mixue ini retail tenant dari China, kaya males aja mau nyobain. Jadi waktu Hanan berkali-kali bilang pengen ke sana, aku dengan tegas jawab NGGA dengan menjelaskan alasannya yang berkaitan dengan kesehatan. 

Tapi...entah dapat wangsit dari mana, aku kepikiran ide ini. 

"Hanan, ibu mau ngajak ke Mixue, hari Jumat habis sholat Jumat. Gimana?"

Waktu itu respon Hanan ya ngga setuju. Tapi aku ngomong seperti itu terus setiap kali dia ngomongin pengen ke Mixue. 

Akhirnya di sekitar pertengahan bulan Mei 2023, dia (dengan berat hati hihi...) mau ambil tantangan itu. Tapi waktu itu dia ngga mau sholat di mesjid dekat rumah. Sekalian aku tawarkan sholat di mesjid yang dekat dengan warung Mixue terdekat, dan itu ada di lokasi yang letaknya sekitar 10 menit perjalanan naik mobil dari rumah. Di hari H-nya, aku antarkan dia naik angkot, sembil gendong Fariha panas-panasan ke mesjid yang dimaksud. Namanya Masjid Haji Na'im, di daerah sekitar Pasar Curug. di seberangnya ada warung Mixuenya. 

Sholat Jumat pertama, aku tungguin dia di depan masjid sambil gendong Fariha yang ketiduran. Oh ya, sambil nunggu, aku makan di warung padang depan masjid. Setelah selesai sholat, sesuai janji, aku ajak dia beli es krim di Mixue. Alhamdulillah... akhirnya anakku lanang mau sholat Jumat lagi. 

Jadi, agenda mingguanku setiap Jumat adalah nganterin Hanan sholat Jumat dan traktir es krim Mixue. Cuma ya itu, masih harus sesuaikan dengan kemauan dia juga yang masih belum mau sholat di masjid dekat rumah. Bahkan sempat beberapa bulan aku harus nge-grab car ke Citra Raya dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 25 menit untuk sekedar untuk antar Hanan sholat Jumat di mesjid daerah sana plus traktir es krim Mixue. Tetapi... perlahan-lahan, lama kelamaan, Hanan udah mau sholat Jumat di mesjid dekat rumah dan ngga harus traktir Mixue. Mixuenya diganti jus buah, kadang malah ngga sama sekali. 

Alhamdulillah aku bersyukur atas semua yang terjadi. Mungkin caraku kurang tepat, tapi itulah yang bisa aku upayakan. 

Untuk Hanan.... Ibu ridho pada Hanan. Semoga Allah limpahkan ridhoNya, taufik dan hidayahNya untuk Hanan, dan selalu menunjukkan jalan yang lurus untuk Hanan, dan semoga Allah lembutkan hati Hanan menerima nasihat baik dan menjalankannya. Aamiin...


Tidak ada komentar:

Tahun 2024, Tahun Kemunduran Terparah dalam Pengembangan Diriku

Iya, tahun 2024 ini adalah tahun kemunduran terparah bagi perkembangan kepribadianku. Begini ceritanya. Aku memang aslinya orang yang introv...