Tadi malam aku baru tahu kalau sekarang
Indonesia (atau dunia?) sedang ‘memperingati’ pekan kondom sedunia. Aku
mengetahuinya dari postingan Ustad Felix di Fan
Pagenya. Dia menyesalkan kenapa harus ada acara bagi-bagi kondom gratis?
Seolah-olah ingin melegalkan perzinahan dengan bersembunyi di balik istilah safe sex. Safe sex itu bukan berzina dengan kondom. Safe sex itu adalah berhubungan hanya dengan pasangan yang sudah
dinikahi!
Aku sepakat! Tidak perlu menuduh orang munafik
jika ada orang punya pendapat bahwa bagi-bagi kondom itu seperti melegalkan
perzinahan.
“Ya
Rabb.... jauhkanlah keluarga kami dari perbuatan keji itu Ya Rabb...
lindungilah kami, lindungi anak-anakku ya Allah dari perbuatan yang Kau murkai.
Ya Rabb.... mampukan kami sebagai orangtua untuk membimbing mereka menjadi
generasi Rabbani. Menjadi pribadi yang mencintai Engkau, takut pada Engkau, dan
berani menegakkan kebenaran dengan cara penuh kasih.”
Mengurangi penyebaran penyakit kelamin adalah
dengan cara menghindari free sex atau
seks pranikah. Monogami, dan setia pada pasangan. Kalaupun sudah terlanjur ada
yang terkena, baru memakai kondom supaya tidak menularkan pasangannya. Bukan
menjadikan kondom sebagai benteng pertama!
Memang menghindari zina tidak cukup hanya
dengan dibekali iman. Karena dalam keadaan tertentu ketika semua situasi mendukung,
zina bisa saja terjadi sealim apapun orangnya. Karena saat itu, dorongan nafsu
sudah tak bisa dibendung lagi oleh keimanan. Yang perlu dilakukan adalah... sedari
awal menjauhkan diri dari perbuatan yang mendekatkan kita pada zina. Mending
langsung menikah. Masih terlalu kecil? Kalau gitu yang perlu ditingkatkan
adalah pembinaan supaya anak bisa baligh sekaligus aqil secara bersamaan.
Yang terjadi sekarang ini, masa baligh terlalu
cepat, tapi pencapaian aqil terlambat. Sehingga muncul ‘makhluk-makhluk’
bernama remaja. Seharusnya remaja tidak perlu ada, seharusnya kalaupun ada,
tidak perlu rentang usianya terlalu lama. Remaja adalah masa galau. Seharusnya,
dari anak-anak langsung menjadi dewasa. Bagaimana caranya?
Menyiapkan keterampilan hidup sejak usia
anak-anak (usia sekolah dasar). Keterampilan seperti: kemampuan mengambil
keputusan, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan menganalisis masalah,
termasuk kemampuan berwirausaha. Jangan memanjakan anak dengan fasilitas.
Ketika anak sudah terbekali dengan semua
keterampilan itu, pemikirannya akan lebih matang. Anak akan selalu berpikir
mencari kegiatan yang bermanfaat dan berguna. Ketika memasuki masa Baligh pun
mereka akan lebih bisa mengambil sikap
yang tepat. Kalaupun menikah dini, mereka sudah siap baik secara sosial,
seksual, maupun finansial.
Solusi dari penyebaran penyakit kelamin adalah
menghindari zina. Cara menghindari zina adalah tidak pacaran, atau menikah dini
bagi yang sudah siap.
Yang paling sedih, kondom dibagikan di kampus
UGM dengan memakai bis bergambar Ju Pe???
Malu jadi almamater UGM!
Menulis ini terus terang menjadi beban buat
saya. Saya ibu dari 2 anak lelaki. Mengingat seks bebas sekarang bisa dilakukan
oleh siapa saja, bahkan pelajar SMP sekalipun, membuat saya punya kekhawatiran
tersendiri. Tapi tetap bagi saya membekali anak yang belum menikah dengan
kondom ketika mereka sudah sexually
active bukan jadi pilihan bagi saya. Lebih baik bagi saya untuk berusaha
sebaik mungkin memberikan bimbingan berkelanjutan sejak dini hingga mereka
berusia baligh. Bimbingan, keakraban, dialog-dialog, rasa percaya.
Selebihnya... saya meyakini kekuatan doa.
Al Azhom, Tangerang
2 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar