14/11/12

Hanan's First Years

Setelah stagnan selama setahun lebih, alhamdulillah sejak bulan Maret 2012 perkembangannya memperlihatkan kemajuan yang melegakan.:))

Hanan lahir 14 Juli 2010 dengan berat lahir 3,4 kg, dan nilai apgar 9/10. Sehat., putih, montok....:)

Bulan kedua, ketiga, keempat, pertumbuhan berat badannya pesat. Hanya muncul masalah eksim di wajah dan ketombe bayi di kepala. Tapi setelah ganti sabun lalu hilang dengan sendirinya. Perkembangan bahasanya sempat mencapai tahap lalling, tahap kedua dari sekian banyak tahap perkembangan bahasa, yaitu mengoceh "ba...ba...".Mulai bisa tengkurap.

Mulai bulan kelima (Desember 2010), kecurigaan muncul waktu berat badan naiknya ngga banyak. Sampai bulan ketujuh (Februari 2011), masih sama...di kisaran angka 7. Tengkurap pun belum bisa. Dikira karena alerginya yang parah. Sempat menjalani diet alergi. Tapi lalu dia mulai sering demam, nafsu makan ngga ada, kupikir bisa hilang sendiri, ternyata sampai dengan bulan Maret, masih tetap demam dan batuk, disertai berat badan yang masih tetap. Akhirnya konsul ke DSA lagi. Kecurigaan TB, tapi ternyata BB naik, di cek darah...kemungkinan infeksi virus biasa (common cold).

Tapi kok dia sering demam...malah sampai tinggi dan masuk RS bulan Mei 2011.Lagi-lagi diagnosisnya ga jelas, kemungkinan besar infeksi virus. Tapi sempat terpapar antibiotik lapis kedua. Tapi kami mendapat masukan dari dokternya, bahwa sebaiknya dilakukan tes TSH untuk mengecek kondisi tyroidnya, setelah melihat gejalan klinis dari Hanan. Sekeluarnya dari RS, dia terlihat sehat sekali, dan nafsu makannya pun baik. Tapi hanya berlangsung 2 minggu saja. Tapi hasil tes TSH memang tidak bagus.

Juni - Juli 2011, kembali dengan kondisinya yang sakit. Demam naik turun, batuk berkepanjangan, tidak ada senyum sama sekali, diam tidak aktif, lebih banyak tidur miring. Di usianya yang hampir 1 tahun ini dia belum juga mau tengkurap sendiri, apa lagi duduk sendiri. Sempat menjalani diet ala dr. Tan Shot Yen untuk ibunya (semoga berpengaruh positif buatnya melalui air susu), tapi  hanya bertahan 3 minggu, aku ngga sanggup melanjutkan baik dari segi komitmen dan biaya. Di bulan ini juga Hanan mulai mengenal terapi akupunktur. Sejak saat itu, Hanan rutin menjalani terapi akupunktur, di BSD lalu berlanjut di Jatinegara dan berlangsung sampai kurang lebih 7 bulan. Awalnya terlihat perbaikan pada batuknya. Kami juga mendatangi dokter anak spesialis endokrin menindaklanjuti hasil lab Hanan bulan Mei lalu, diagnosanya mild hypothyroid, dan mendapatkan resep suplemen tiroid. Kami berdua sepakat untuk ngga menebus resep itu, khawatir dengan efek samping. Kami sepakat untuk memberikan terapi akupunktur secara rutin saja padanya. Perbaikan? Ada, tapi lambat dan ngga banyak.

Agustus - September 2011, melalui pencarian di internet tentang penyembuhan penyakit, bermuara pada situs tentang Emotional Freedom Therapy (EFT). Dari paparan yang aku baca, aku tertarik untuk mengikuti pelatihannya. Ilmu yang sangat menarik, dan memberi harapan lebih buatku terhadap penyembuhan alternatif yang alami buat Hanan. Lalu aku mencoba menerapkannya pada Hanan untuk 'menyembuhkan' hipotiroidnya, aku rutin men-tapping-nya, sambil terus berdoa untuk kesembuhan dan kenormalannya.

Oktober 2011, kami dapat jadwal untuk bertemu tim dokter di klinik tumbuh kembang RS Harapan Kita (setelah membuat janji di bulan sebelumnya). Berharap mendapatkan tuntunan tentang tes-tes apalagi yang perlu dilakukan dan diagnosis apa yang muncul, ternyata...hanya muncul satu kesimpulan...delayed development. Tapi penyebabnya karena dia sakit apa itu ngga ada. Dari konsul dokter yang proses menunggunya membuat kami seharian di RS, kami direkomendasikan:
- obat batuk untuk batuknya yang berkepanjangan
- terapi gizi, penambahan jumlah kalori dari makanan sehari-hari ditambah susu padat kalori
- segera mulai terapi fisio (belajar sit up, duduk, tengkurap, berlutut, onggong2, dan merangkak)

Dan mulailah Hanan menjalani terapi fisio rutin seminggu sekali, ditambah latihan di rumah setiap hari. Terapi gizinya? Kurang berhasil. Penyebabnya, memang nafsu makannya ngga ada, memang dia masih sakit, dan obat batuknya pun ngga membantu. Apalagi susunya...dia ngga mau minum sama sekali.

November, Desember 2011, lanjut Januari, Februari 2012....Hanan menjalani terapi rutin fisio, dan akupunktur, ditambah EFT. Dalam kehidupan keseharian, aku dan ayahnya juga semakin berinterospeksi terhadap diri sendiri, membaca buku-buku yang inspiratif dan menenangkan, dan aku menjalani hipnoterapi untuk beberapa sesi yang membantu menurunkan level depresiku. Dan kami semakin memperbanyak sedekah, memperbaiki ibadah-ibadah wajib, mulai mempersering ibadah sunah, dan semakin belajar untuk ikhlas, sabar...

Bahkan ketika Hanan didiagnosa TB (yang sebenernya aku ngga yakin), aku memilih untuk memberikan obat TB ke dia, berpikir mungkin ini jalan kesembuhan buat Hanan, mungkin selama ini dia terkena TB walau dulu pernah di mantoux dan hasilnya negatif. Minum obat TB itu selama 2 minggu, ternyata organ hatinya ngga kuat dan dia pun jadi kuning. Obat dihentikan. Disaat yang sama, dia terkena campak.
Lagi-lagi...aku pun ikhlas.

Lalu keajaiban itu datang di bulan Maret 2012. Alhamdulillah, suatu momen ditambah seorang teman menjadi jalan bagi ayah untuk pergi umroh. Awalnya aku kurang setuju, tapi...aku memilih untuk berserah pada Allah... Aku hanya titip doa untuk kesembuhan dan perbaikan kondisi Hanan. Selama ayah umroh, dan setelah pulang dari umroh.....terlihat kondisi Hanan membaik setiap harinya. Bahkan, dia terlihat lebih kuat dan mulai mau merangkak maju dengan sukarela. Bu Irma, fisioterapisnya pun melihat ada titik terang bagi kemajuan terapinya. Dan senyum pun mulai sering muncul dari wajanya.... Subhanallah...




Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...