12/01/18

Fitrah Seksualitas Day #5

Review Presentasi Kelompok 5
Presentasi kali ini disajikan oleh mbak Sophia, Mbak Anggita, dan Mbak Utami. Kelompok ini menitikberatkan pembahasan pada usaha orangtua dan masyarakat yang bisa dilakukan untuk melindungi anak dari kejahatan seksual dan perilaku seksual yang tidak sehat. Berikut presentasinya.

💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak


Point penting pada pendidikan seks bukan hanya hubungan seksualitas saja.
Tapi point-point yang terkait seksual, tingkah laku dan aspek-aspek kesehatan.
Yang perlu digaris bawahi adalah tidak ada cara yang instan, kita sebagai orang tua harus belajar serta menanamkan pendidikan kepada anak sesuai fase usianya.


Fase seksualitas pada anak umumnya terbagi 4 tahapan :

 Fase oral, dimana anak  anak melakukan pemuasan di area mulutnya.
 Fase Anal, dimana anak mendapat kepuasan ketika BAB.
 Fase Phallic, dimana anak sudah mengenal alat kelamin.
 Fase Genital, dimana anak sudah memiliki ketertarikan lawan jenis.


Berdasarkan fase-fase di atas maka pendidikan seks dapat dilakukan dengan cara bertahap sesuai usianya :
 Usia 1-5 thn➖ anak masih belum mengetahui perbedaan jenis kelamin, maka kita harus memberitahunya tentang perbedaan laki-laki dan perempuan.
 Usia 5-10 thn ➖ anak sudah mulai kritis sehingga kita harus menjawab setiap pertanyaannya dengan benar tentang konsep aurat dan daerah privasi.
Dan point pentingnya adalah pentingnya melakukan workshop Child Safety And Security secara rutin selama 6 bulan sekali.
 Usia 10-12 thn ➖ dimana dimulai pubertas,sehingga kita harus mengenalkan apa saja yang di alami selama masa pubertas tersebut.
✨ Ketika masa pubertas,keinginan secara seksual sudah mulai muncul,sehingga kita harus mendidik mereka untuk dapat mengendalikan syahwatnya dengan menanamkan ketauhidan (iman), yang dibantu dengan puasa dan menjaga pandangan.

Tantangan Masa Kini

Tantangan berkaitan gender ini bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Untuk dominan pengasuhan ini bisa dilakukan komunikasi dengan pasangan dengan bersumber pada literasi atau mengikuti seminar parenting, jika terkendala karena perceraian atau meninggal orang tua maka bisa dicari pengganti sosoknya seperti paman atau bibi dalam pengasuhan.
Dalam masalah eksternal saat ini yang sedang ramai diperbincangkan yaitu banyaknya orang yang hidup tidak sesuai fitrah, ini mungkin sudah cukup lengkap dibicarakan oleh kelompok sebelumnya ya. Selain itu tantangan internal eksternal juga bekaitan dengan pendidikan seksual usia dini dan mengakibatkan faktor eksternal ancaman sex abuse.


Disini kami mencoba menjelaskan lebih mendalam dilihat dari sisi pendidikan seksual bagi anak usia dini dan sex abuse terhadap anak,  mengingat pendidikan seksual anak masih dianggap tabu oleh orangtua,  padahal justru sangat penting dipelajari oleh anak usia dini dengan cara yang sesuai dan menyenangkan.

Di zaman sekarang banyak media yang bisa kita peroleh,  dari buku,  seminar parenting terkait pendidikan seksual,  bahkan di usia sekolah sudah diajarkan. 

Buku cerita sekaligus pendekatan untuk anak pun sudah tersedia,  salah satu contoh : Buku aku anak berani oleh Watiek Ideo, pada buku ini ada berbagai cerita anak berkaitan ancaman kejahatan seksual sekaligus terdapat panduan orangtua dalam mencegah kejahatan seksual.
Berikut saya rangkum dari buku aku anak berani, semoga bisa menjadi referensi ibu ibu 


Sebetulnya, materi ini sudah mulai bisa diberikan sejak anak usia 2 tahun, dengan mengajak anak mengenal bagian2 tubuhnya, dan mengenal indikator warna di bagian depan dan belakang tubuh.
 Alat peraga yang dapat digunakan adalah boneka / karton putih berbentuk siluet tubuh, dan juga stiker warna merah, kuning, dan hijau.

Seperti rambu lalu lintas, ajarkan anak untuk mengenali lampu merah = berhenti, lampu kuning = hati2, dan juga lampu hijau = boleh.
Ajari anak bahwa area badan berlampu kuning dan merah hanya boleh dipegang oleh ayah / ibu dan juga dokter. Itupun Ayah dan Ibu harus tetap menemani.
Ajari anak untuk menunjuk sosok bodyguard nya (boleh ayah / ibu atau keduanya), yang memiliki janji untuk senantiasa melindungi dan bersedia mendengarkan seluruh cerita anak. Ajak anak untuk selalu terbuka dan bercerita jika ada orang asing yang mendekati lampu kuning dan lampu merah di tubuhnya.
Berikut adalah rangkuman dari bahan workshop hari ini 

https://www.youtube.com/watch?v=nUvM4XjT_vk
Ini adalah salahsatu episode dari Satyamev Jayate. Di akhir acara, Aamir Khan mengundang anak2 usia 5-11tahun untuk mengikuti workshop terkait Child Safety and Security


Diskusi 

Pertanyaan 1
1. Berkaitan dg tantangan eksternal, bagaimana menjelaskan pada anak  apabila ada keluarga (berlainan jenis) yg melanggar SOP kita. Misal kita sdh wanti2 spy tdk mau dicium tp si om maksa nyium dan anak tdk berani menolak. Apalagi pihal lain mengatakan kita sok over protect.
2. Saya agak paranoid menyekolahkan anak yg msh umur 5-12 th. Pengalaman beberapa keponakan/anak teman yang mendapat kosa kata dan perilaku "ajaib" berkaitan ttg sex. Dan kalo sdh terpapar, susah sekali menghilangkannya, butuh waktu lama .
Bagaimana cara menegur bila anak melakukan hal yang "kurang pas" misal meniru pose ML?
3. Ada anak yg suka meniru ayahnya meremas pantat ibunya, sengaja mencolek payudara ibu/kakak perempuannya dan hanya ditertawakan. Sementara anak kita yg seumuran melihatnya, bagaimana menjelaskan bahwa itu bukan hal lucu yg patut ditertawakan?


Jawaban
Saya coba jawab sedikit ya
1. Anak harus di ajari cara membela diri,misal berlari dan berani katakan "TIDAK" untuk hal2 yg memang ayah dan ibu sudah katakan tidak boleh
2. Tiap anak beda usia berbeda pula dalam cara menasehati ya mba,kalo menurut saya ttp beritahu secara perlahan tapi tegas bahwa apa yg dia lakukan itu tidak pantas/tidak sopan,dan harus selalu di ingatkan setiap saat.
3. Itulah kita sebagai orang tua harus berhati-hati di depan anak terlebih untuk perilaku yg seperti ini,misal berciuman,lakukanlah ketika tidak ada anak di sekitar kita.

Mba intan saya coba jawab semampu saya yaa..
No. 1, tetap yakinkan anak untuk selalu melaporkan kejadian yang dialaminya kepada kita. Karena kita belum tentu bisa mengontrol perilaku keluarga, beri orientasi bahwa oom seperti itu karena sayang sama anak kita :)

Pertanyaan 2
1. Mulai usia brp sebaiknya anak pisah kamar tidur dg orang tua?

Kalau merujuk ke alquran, sapih itu bukan hanya utk menyusui tapi juga utk pisah kamar teh nani, dan itu yg dibiasakan oleh ortu saya. Sejak usia 2 tahun anak dibiasakan utk tidur sendiri. Agar fun, ajak anak memilih dekorasi kamar dan bahkan kasurnya sendiri ❤

Mungkin saya menambahkan sedikit mba,  berani tidur sendiri secara tidak langsung akan melqtih mental anak untuk mandiri.  Rasul juga memiliki tujuan untuk memisahkan kamar sebab mencegah anak untuk melihat hal hal yang belum sepantasnya dilihat anak. Anak ketika masuk ke kamar orangtua pun harus mengetuk dan mengucapkan salam.


Practical life skill sudah sepatutnya kita ajarkan ke anak sejak dini, mulai dari ngajarin anak makan sendiri.
Dan tanpa kita sadari, ketika kita ngajarin anak praktek2 kayak gini itu sebenernya akan ngaruh ke kemampuan yang jauh lebih advance. Misalnya, jika mengajarkan anak utk pakai celana sendiri, itu ternyata mengasah kecerdasan logis matematisnya. Trus ketika kita ngajarin anak makan sendiri (sejak bayi) itu akan membantu dia utk memiliki kemampuan menulis yang baik kelak

Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...