Rasa inisiatif Hanan makin tinggi aja.
Ketika makan, tiba-tiba di bisa lari ke kulkas ngambil
sambel pecel kering, mau dijadikan teman makan nasi.
Atau pernah juga dia menumpahkan air dari gelas minumnya,
langsung saja dia ambil pel ,lalu mengepel lantai yang basah.
Terakhir, ada cerita yang bikin aku, ayahnya, dan Si Kakak ketawa waktu kita sekeluarga belanja ke
salah satu supermarket. Aku dan ayahnya berpencar mencari kebutuhan rumah. Ayahnya
ke bagian bahan-bahan pembersih, aku ke bagian makanan. Hanan di temani Zhafi
di dekat troli, sambil jalan-jalan.
Setelah hampir selesai, dan posisi troli
sudah di dekat kasir. Ada salah satu promo biskuit yang berhadiah kopi instan. Terlihat
mencolok sekali memang tempatnya. Beberapa kali bolak-balik dekat tempat itu, aku
pun sempat melirik dan tergoda pingin beli. Ya walaupun udah komitmen sebisa mungkin menghindari makanan kemasan, kadang ada juga muncul rasa pingin. Tapi aku kan udah janji ngga mau
belanjain uang untuk stok-stok makanan kemasan semacam itu. Kecuali kalau anak-anak dapat goody bag,
ya itu aja paling.
Zhafi pun keliatannya kepingin. Tapi dia ngga minta karena
tau ngga bakal kukasih. Nah setelah kita semua berkumpul di antrian kasir, dan
satu persatu mengeluarkan belanjaan dari troli, aku sempat heran kok biskuit kelapa
itu ada di salah satu belanjaan kami. Hmm mungkin ayah yang ambil. Ya udah lah
sekali-sekali.
Setelah di dalam mobil, aku iseng aja nanya, “Ini kapan
ambilnya. Kok beli biskuit?”
Ayahnya jawab, “Lho, bukannya Ibu yang ambil?”
“Nggak, masa Ibu ambil biskuit?”
“Mas Zhafi juga nggak.”
“Lho, terus siapa dong yang ambil?” Tanya kami bertiga hamper
berbarengan.
“Nyanya” Hanan nyeletuk.
Kami bertiga berpandangan, lalu tertawa.
“Waaahhh Adeeekk! Diem-diem ambil ya? Kapan ambilnya?
Hahahaha.”
Uhh... si Hanan .... Udah pinter ya, belanja-belanja sendiri. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar