07/10/09

Ikhlas Itu Melegakan


Meski tau dari dulu, kalau kita harus mudah memaafkan orang lain, karena dengan memaafkan hati kita lebih tenang, tapi ngga mudah untuk benar-benar menerapkannya, bahkan menyadari maknanya.

Setiap Idul Fitri, ada ritual sungkeman. Dulu, aku selalu menangis karena haru, terpengaruh suasana sungkeman, tapi makna sungkeman itu tidak benar-benar aku hayati. Dua tahun terakhir, aku tidak mau terlalu terbawa suasana, dan tidak boleh menangis. Ya...aku memang ngga nangis, tapi...kok hati rasanya hampa ya, berat gitu. Rasanya beban belum sepenuhnya lepas.

Idul fitri tahun inilah yang menurutku benar-benar memberi makna tersendiri. Aku mungkin masih menyimpan rasa amarah dan sedikit dendam, iri...dan mungkin hampir semua penyakit hati masih menganga lukanya, belum tuntas terobati. Di malam-malam menjelang Idul Fitri tahun ini, alhamdulillah, Allah memberikan hidayahnya padaku. Aku seakan tercerahkan.

Aku akhirnya memutuskan untuk ngga mau memelihara lebih lama lagi semua luka yang kubiarkan tak terawat. Kuikhlaskan semua hal-hal yang masih membebani pikiranku, tentang orang yang kunilai berbuat salah padaku, tentang memaafkan diri sendiri, tentang ketidakpercayaandiriku, dan tentang semuanya. Dan di hari Idul Fitri itu...bener-bener aku ikhlas atas segala yang akan terjadi padaku. Aku hanya berikhtiar, melakukan yang terbaik yang aku bisa, memberikan yang terbaik yang aku punya, selebihnya kuasa Allah yang berperan. Aku ngga mau ngoyo lagi, kasihan 'hatiku' keberatan beban.

Alhamdulillah...setelah semua itu, aku jadi lebih ringan ngga terlalu mikirin hal yang ngga perlu atau yang menghambat diriku. Walau...sesekali, aku masih merasa down, tapi ngga terlalu berpengaruh pada suasana hatiku.

Menurutku ini suatu titik yang penting dalam hidupku. Titik di mana aku tidak lagi terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang aku. Tapi suatu titik dimana aku mulai memikirkan apa yang bisa kuberikan pada orang lain. Cuma masalahnya, itu jadi masalah berat tersendiri, mengingat selama ini aku sangat egois dan hanya mementingkan diri sendiri, sehingga melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu untuk orang lain jadi sesuatu yang kurang biasa dilakukan dan jadi berat karena belum biasa.

Tapi niat akan selalu ada, dan kakiku akan selalu melangkah ke depan walau dengan tertatih, terseok, merangkak (halah....puisi), walau langkah yang hanya 1/2 centi, tetap akan selalu ke depan.

Pic From http://raikage-shoryu.blog.friendster.com/tag/hikmah/

Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...