16/07/09

Dsa Barunya Zhafi, Ngga Antibiotic Minded

Dari duluu...banget dokter anak untuk Zhafi ngga pernah netep. Gonta-ganti melulu. Ya..kurang bagus sih. Tapi kondisinya waktu itu memang memaksa seperti itu.

Anyway, ga mau nyeritain soal siapa aja tentang DSa-DSAnya Zhafi. Tapi pengen nyeritain tentang DSA yang ku temui terakhir kemarin.

Bermula dari sejak hampir 3 minggu terakhir, Zhafi pilek. Kupikir karena alergi, dan memang iya. Dan seingat ku, di panduan 'common problems on children', intinya kalau hanya pilek dan batuk, ngga perlu diminumin obat apapun. Jadi memang ngga kuberi treatment macem2 hanya minum banyak saja. Kadang suka kasian kalau liat di serot-serot hidung terus (bahasa halusnya apa ya, ya sniffing gitu lho), kadang kenceng banget. Aku bilang ke dia, dibuang Mas ingusnya seperti ini loh caranya...(aku contohkan gimana caranya-maaf- membuang ingus). Tapi...ya anak umur 2,5 tahun kan harus berkali-kali dikasi tau ya...sampai sekarang masih belum bisa. Nah...aku lupa tuh treatmennya ada yang ketinggalan, yaitu menguapi hidungnya dengan uap air panas, udara kamar tidur harus lembab, minumnya air hangat, supaya ingusnya mencair dan mudah keluar, jadi ngga bikin mampet.

Nah...karena udah dua minggu lebih, aku berniat mau ke DSA langganan, dokter yang sudah sepuh. Aku suka ke dokter ini, karena sepanjang pengalamanku, dia bisa banyak kasih konsultasi. Setiap praktek paling cepet 15 menit, karena ngga cuma periksa, nanya keluhan secara singkat, ngasih resep, lalu keluar, seperti kebanyakan dokter lain. Kalau sama DSA langganan ini, kita bisa banyak nanya. Ya...walau ngga RUD, tapi setidaknya bisa di ajak diskusi lah. Ndilalah....besoknya dia panas tinggi...jadi memang kayanya harus ke DSA, sekedar konsultasi, apa penyakitnya. Berhubung agak takut dengan isu swine flu.

Tapi...waktu meriksain Zhafi ke sana, dan setelah konsultasi ini itu, kok dikasinya resep antibiotik, dijadiin puyer pula. Aku bilang...apa harus antibiotiknya, Dok? Menurutnya...iyyaa...sudahlah kasih saja, ini sudah dua minggu kan? Biar dia segera sembuh. Well...bukannya aku anti dengan antibiotik (kalau puyer sih emang anti), tapi apa memang perlu antibiotiknya. Tapi biar gimanapun juga, aku tebus. Jujur, aku masih didera keraguan, dan belum kuat betul untuk bener-bener menerapkan RUD. Tapi jauuuh di lubuk hati...aku tidak mau ngasi antibiotik kalau belum pasti betul apa Zhafi butuh antibiotik. Apalagi dibikin koktail obat.

Waktu cari info kandungan obat-obat di resepnya, kok seremmm banget liat indikasinya ngga sesuai dengan zhafi, apalagi efek sampingnya yang duh...mengerikan.

Maka...karena kondisi Zhafi udah rada mendingan, walau sempet dara mencret, aku jadi bisa browsing. Aku browsing cari dokter spesialis anak yang RUD. Alhamdulillah, setelah membuka halaman ke sepulunya mbah google, sampai deh di blognya Mama Radhika dan Rania. Aku dapat info dokter Isabela Riandani, yang alhamdulillah.....prakteknya di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Yippiy...akhirnya ketemu dokter spesialis anak yang RUD dan praktik di dekat rumah. Selama ini nemu alamat dokter yang RUD di daerah tangerang...melulu.

Besoknya aku langsung ke sana. Syukur...ngga harus antri lama. Begitu dateng, langsung dipanggil. Kesan pertama, dokternya ramah, tau gimana nenangin anak yang cemas mau diperiksa, dan yang paling kusuka...dia ngga antibiotik minded, well ngga terlalu RUD juga sih. Setelah kuceritain kronologisnya secara singkat, dan dia minta dikasih liat resepnya, dia bilang...puyernya ngga usah dikasih lagi ya, bu. Dalam hati bersorak syukurlah. Walau dia mengijinkan obat batuknya diminum aja kalau memang masih batuk. Dia paling menyarankan untuk diberi probiotik, zink, dan obat anti alergi jika memang dibutuhkan. Tapi...semuanya belum kutebus, karena ..hiks..anggarannya udah nipis. Juga karena aku tau dari milis sehat, probiotik macam laktobe itu ngga perlu0perlu amat, karena di dalam tubuh udah ada. Zink itu katanya untuk menambah daya tahan tubuh. Pikirku, itu masih bisa kuusahakan dengan memberi asupan sesuai piramida makanan. Nah yang obat anti alergi ini, aku belum cari tau.

Saat itu juga, aku mikir kalau perlu ke dokter, mending ke dokter Isabel ini aja deh. Thanks to Mama Radhika dan Rania :).

Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...