30/12/21

Fariha 8,5 Bulan: Yeay Duduuk!

Hari ini alhamdulillah... setelah menanti dan harap-harap cemas...
Fariha akhirnya bisa dan mau duduk sendiri. 
Dia duduk dari telentang lalu tengkurap, onggong-onggong dan akhirnya duduk! Maasya Allah tabarakallah...

Hari ini juga dia pertama kali tepuk tangan sendiri. Diajak nyanyi-nyanyi dia tepuk-tepuk tangan. 

Apakah terjadi tiba-tiba? 
Semuanya terjadi secara bertahap. Setelah lega pada bulan 6 Fa sudah bisa tengkurap dan telentang sendiri, menginjak bulan ke 7 lebih 2 minggu aku mulai waspada lagi. Karena Fa keliatan kurang aktif dan belum bisa duduk dan merangkak sendiri. 

Mulailah kubrowsing tentang stimulasi duduk dan merangkak. Juga cari tahu kenapa bayi tampak kurang aktif. Berusaha untuk setiap hari menstimulasi Fa supaya bisa bangkit duduk sendiri dan merangkak. Juga teruus stimulasi dengan berbagai macam hal. Bacain buku, dadah, tepuk tangan, salim, tos. Kalau ngocehnya alhamdulillah... udah macam-macam. 

Empat hari sebelum ultahnya, aku ajak Fa konsul ke dr.Armel. Pas nimbang... hiks beratnya juga ga sesuai harapan. Harapannya di atas 7 kg, ternyata 6,9 kg. padahal nimbang umur 5,5 bulan di situ beratnya 6,5 kg. 

Dari konsul dengan dr. Armel, kata dia untuk saat ini perkembangan motoriknya masih sesuai milestone walau tetap harus waspada. Misal bulan depan masih juga belum duduk harus segera konsul ke spesialis syaraf anak. Sambil tetap distimulasi di rumah. 

Untuk BBnya yang masih kurang, jadwal dan pola makan harus dievaluasi. Pagi sampai sore harus makan menu lengkap. Jeda antar makan minimal 3 jam supaya muncul rasa lapar. Makan buah dan snack setelah maghrib. Menyusu pun hanya malam saja. Banyakin menu ikan.

Untuk gatal-gatalnya, aku dan Fa harus stop susu dan telur. Lalu pola makannya cek prohe mana yang membuat dia gatal. Caranya makan 1 prohe yang sama selama 3 hari. Setelah 3 hari ganti 1 prohe lain. Begitu seterusnya. Lalu dilihat, pada saat makan prohe apa yang dia merasa gatal banget. Itu bukan cuma untuk Fa ya... tapi akunya juga karena Fa masih menyusu di aku. 

Oh ya by the way, sebelum ke dokter ini, sebetulnya udah sekitar semingguan lebih pup Fariha lembek dan sehari bisa 2x pup. Tapi aku belum terlalu ngeh nih. Kupikir masih biasa aja. Akupun ngga konsulin ini ke dokter. Selain itu... Fariha tuh juga jadi lebih sering mulutnya kebuka dan lidahnya menjulur keluar. Kalau pas lagi diem gitu. Eyangnya juga notice tuh. Aku mulai ngeh ya pas eyangnya kasih tau itu. Tapi itu juga lupa aku konsulin ke dokter. 

Nah besoknyaaa.... setelah dari konsul doter itu, pup Fariha makin lembek dan bisa sampai 3-5 kali. Aku konsul lagi ke dokter anak via alodokter. Disuruh periksa feses. Diresepin juga lacto b dan zinc. Pas mau periksa feses agak susah nih. Karena labnya jauh. Trus pas pup tuh masih pagi banget dan lab belum buka. Dan ternyata siangnya udah ngga pup lagi. Ya udah ngga jadi. Tapi masih lembek dan kadang cair. 

Agak membaik setelah minum lacto B. Tapi masih belum normal. Lalu ketemulah aku dengan akun IG dr. Nerisa. Ini kaya harta karun banget!

Akun @dayswithalika itu tentang bayinya  yang punya problem kesehatan dan gtm parah. Dan dari perjuangan dia mencari tau apa masalahnya karena udah jajan 9 dokter masih belum selesai juga. Akhirnya dia menemukan akar masalahnya dari dia belajar sendiri. Problemnya di pencernaan yang sakit. Intinya... semua masalah bayi yang gtm, bb seret, alergi, eksema, diare, mencret, tumbuh kembang ngga optimal, problemnya bermula dari pencernaan dan nutrisi yang kurang terserap. Disitu juga dibahas soal intoleransi makanan yang berbeda dengan alergi.

Ok... BB seret, eksema, gtm, diare... itu yang sekarang lagi dialamin Fa. Langsung aku ikutin saran dia. Well belum semua. Baru konsumsi probiotik buat Fa dan berhenti makan semua produk ultra processed food. Lanjutin stop semua produk susu sapi (sudah 2 minggu no dairy food). Makan hanya yang real food. 

PR selanjutnya:
Stop semua produk terigu, gula pasir dan turunannya
Berhenti makan krupuk dan UPF lainnya. Udha ga makan biskuit, roti, sosis, dll tapi masih makan krupuk. Hiks.
Konsumsi probiotik juga buat aku. 
Rajin berjemur dan cek level vit D. Mungkin perlu konsumsi vit D tambahan juga. 
Ajak nyeker nih, tapi di mana ya?
Only real foods for me and Fa. Eh tapi masih makan yummy bites. 

Udah hampir seminggu Fa konsumsi probiotik rekomendasi dr Nerissa. Alhamdulillah kondisi pup makin baik. Eh hari ini malah belum pup. Gimana dong. 

Moodnya... kadang happy dan aktif, tapi nangis dan rewel juga sering. Tapi sekarang geraknya lebih aktif, kuat, dan lincah sih. 

Nafsu makan alhamdulillah lumayan oke lah.  
Tidur? Ini yang masih belum oke banget. Tidur siang bisa lama bisa sebentar. Tidur malamnya yang belum all through the night. Masih sering kebangun dan nen. Sering pake nangis juga kebangunnya. 

Dan yang masih mengganggu banget nih eksemanya yang dileher belakang itu masih gatel banget kayanya. 

Oh ya sama... BB nya ini... harap-harap cemas... apakah nimbang berikutnya nanti akan sudah sesuai kurva? 




26/12/21

Life Goals

Kebun keluarga: sayur, bunga, dan buah
Bersama keluarga mengelola kebun sayur, buah, dan bunga. Bisa memenuhi kebutuhan sendiri,  keluarga, dan lingkungan sekitar. Sambil melibatkan anak-anak dalam prosesnya. 

Living lesswaste life
Komposting
Ecoenzim
Pakai kemasan pakai ulang atau ramah lingkungan
Kurangi plastik

Hidup sehat dan bahagia
Perbanyak buah dan jus sayur segar
Jauhi gula pasir, dan kurangi makanan dan minuman manis
Olahraga minimal 30 menit/hari
Jauhi gluten
Kurangi garam
Kurangi gorengan
Ganti ke minyak kelapa
Bikin kudapan gf and refinated sugar free

Jadi penulis produktif
Blogger aktif
Digital content creator 
Kontributor media
Penulis buku

Penggemar pendidikan anak dan keluarga
Membaca dan ikuti kelas-kelas parenting
Membuat resume
Praktekkan dan amalkan

13/11/21

Apresiasi Pencapaian Iqro'

Belajar membaca huruf Al Qur'an adalah salah satu perjuangan belajarnya Hanan. Hanan memulai belajar membaca huruf Al Qur'an sejak umur 5 tahun di kelompok bermain. Awalnya ibuk tuh ngga berekspektasi Hanan bisa mempelajari huruf Al Quran karena kemampuan memorinya yang  kurang. 

Umur 6 tahun Hanan dimasukkan ke rumah tahfidz. Hikmahnya Hanan belajar di situ adalah dapat guru yang sabar dan sangat suportif. Ustadzahnya walaupun masih muda tapi positive vibesnya bikin Hanan lebih semangat belajar ngajinya. Ibuk juga lebih semangat  nemenin Hanan belajar. Ibuk juga jadi dapat insight gimana caranya membuat Hanan hapal nama-nama warna, huruf, dan angka. Dengan terus mengulang-ulang pakai metode Iqro itu sangat membantu.

Balik lagi ke soal belajar ngajinya Hanan. Jadi karena Hanan punya kecepatan belajar yang beda dibanding anak-anak lain, ya ganti  buku Iqro nya memang lama, dari 1 ke 2, 2 ke 3. Sekarang di buku Iqro 3 sudah sampai halaman EBTA

Nah, ceritanya kemarin tanggal 5 November, sepupunya, Alesha, ulang tahun. Ada acara tiup lilin dan kasih kado. Aku kepikiran untuk kasih apresiasi ke Hanan berbarengan dengan ultah Alesha. Juga untuk menjaga mood nya supaya dia juga ikutan happy kalau Alesha menerima kado. Kusiapkanlah kado-kado untuk Hanan. Kado-kado itu rencananya dari Yangkung, Pakde, tante Vivi dan ibuk ayah. 

Hari yang dinanti tiba. Walaupun ngga sesuai dengan rencana karena Gara-nya tante Vivi sakit dan dirawat di RS, tapi acara kasih kejutan kadonya berjalan cukup menyenangkan. Semuanya happy. Alesha happy karena ulang tahunnya dia dan dapat kado lagi, Hanan juga happy dan mungkin agak ngga menyangka kalau dia juga akan dapat kado untuk usahanya yang sudah hampir menyelesaikan Iqro' 3. 

Harapannya Hanan mau lebih semangat untuk belajar terutama belajar ngajinya. Dan tau kalau ibuk ayah dan semua keluarga sayang Hanan. Dan punya insight kalau berusaha melakukan hal baik akan berbuah kebaikan juga. 

01/11/21

Liburan Asyik di Villa


Ceritanya Tante Vivi, tantenya anak-anak, mau ngajak liburan bareng sekeluarga Rawasari nginep. Momentnya pas ulang tahunnya. Jadilah hari Sabtu-Minggu tanggal 23-24 Oktober kemarin kita sekeluarga liburan semalam di daerah Cisarua. Tepatnya di Villa Pesona Alam.

Kita semua siap-siap dari jam 4 pagi, dan berangkat sesuai rencana yaitu jam 6 pagi. Kendaraannya sewa Hi Ace dari temennya Pakde Andri. Rencananya kita mampir dulu di Cimory Land. Kita sampai di Cimory Land sekitar jam 9. Di sana areanya luas sekali. Terdiri dari mini zoo, mini farm, magic village, mini archery, bisa giant horse riding atau pony horse riding. Ada area foto bareng reptil dan burung, macem-macem sih. Ada tempat makan-makannya juga pastinya dengan menu fast food dan a la hokben. Dan sudah pasti ada supermarketnya. 

Ayah nawarin untuk bikin foto di jasa fotografinya. Hasilnya bagus sih, lumayan daripada kita usaha foto hasilnya pada kurang bagus karena susah cari angle yang pas saking ramenya. Setelah foto berempat, Yangti ngajak foto bareng-bareng pakai jasa fotografi juga. Hasilnya cukup bagus buat kenang-kenangan. 

Awalnya dapat info dari supir Hi Ace kalau kita baru bisa naik jam 2 siang ke Cisarua, ternyata ada informasi dari Cimory Land, jam 12-an arus ke atas akan dibuka. Wah ya sudah kita tadinya udah siap nunggu di Cimory Land sampai jam 2, akhirnya kita bisa cabut lebih awal untuk ke ke villa. Kita sampai di Villa udah sekitar jam 2an siang. Begitu check in, sholat Dhuhur, udah deh, kita makan, lalu renang sore-sore. 

Fariha dicobain renang dikit-dikit di kolam depan villa. Teriak-teriak kaget dan kedinginan sampai akhirnya teriak girang. Tapi ngga berani lama-lama ah, soalnya duuuiiingiiiin buanget.

Hanan dan ayahnya masih lanjut berenang, Fariha dan ibuk udah beres mandi. 

Setelah makan malam, ngga lama semua pada tidur karena kecapekan main di Cimory Land. 

Pagi harinya kita jalan-jalan ke playground dekat area hotel. Ternyata banyak banget permainannya. Ponakan-ponakan pada happy banget mainnya. Kelar eksplor playground, balik deh ke hotel. Yang pengen berenang lagi bisa, yang mau sarapan dan mandi udah siap. 

Mulai deh beberes untuk pulang. Hiks sebentar amat yaa rasanya. Tepat jam 12an kita udah check out. Cuss lah jalan kita menuju Jakarta. Mampir dulu makan dan sholat di Bakmi Golek. Alhamdulillah, ngga pakai nunggu lama pesanan kita udah siap. Selesai makan dan sholat lanjut ke perjalanan pulang. Perjalanannya pun lancar banget lho. Jam 4 sore kita udah sampai rumah. 

Liburan yang menyenangkan. Apalagi semuanya sesuai rencana. Alhamdulillah.

27/10/21

Fariha 6 Bulan

Udah bisa apa ajaa?

1. Tengkurap, telentang, berguling.
Saat ini Fariha udah bisa
berguling-guling, tengkurap, dan telentang pas banget di usia 6 bulan. Sejak bayi 0 bulan udah rajin ditengkurapin, untuk merangsang kekuatan otot leher dan punggung. Tapi ditungguin dari 3,5 bulan kok tengkurep sendirinya cuma sekali 2 kali aja. Sampai pas konsul dsa ketika umur 5,5 bulan belum juga aktif tengkurap dan berguling, dsa nya bilang nanti mulai cemas dan konsul ke sp. syaraf anak kalau sampai usia 6 bulan belum tengkurap. Alhamdulillah... sepertinya ngga perlua konsul untuk saat ini. 

2. Berteriak dan memekik yang bukan menangis.
Suara teriakan dan pekikannya lumayan keras lho. Kadang sampai bikin kaget. Dan kalau lagi pada rameee banget, misal kakak2 sepupunya lagi pada main seru, dia bakal ikutan teriak karena excited. 

3. Tersenyum dan ketawa kalau diajak bercanda.
Masya Allah gemess....

4. Duduk dengan ditopang.
Karena kepalanya udah tegak dengan cukup stabil, dan kalau diletakkan setengah duduk udah angkat-angkat kepala, ya sudah didudukkan saja. Dan memang punggungnya juga udah tegak. Meski begitu tetap harus masih disangga, setidaknya dengan memegang tangannya. 

5. Nungging
Kalau lagi posisi tengkurap udah suka nungging-nungging kaya mau duduk.

6. Meraih dan memegang benda
Dari mulai pegang mainan lalu juga makanan dan memasukkannya ke mulut. Termasuk juga angkat kedua kakinya, meraih kakinya, dan masukin jempol kakinya ke mulut. Nyot kenyot deh itu. 

7. Menggaruk.
Udah suka garuk-garuk bagian tubuhnya yang gatel. Belakang kepala bagian bawah ada ruamnya, dan dia udah bisa garuk-garuk sampe lecet (hiks).

8. Nangis kalau lihat ibuknya ninggalin dia.
Misal lagi sama eyangnya atau si bibik, terus keliatan ada ibuk tapi ngga nyamperin, atau nyamperin tapi ngga gendong atau ajak main malah pergi lagi. Nangis deh... hihi.

26/10/21

Yeaayy... Saatnya MPASI!


Masa menyusu eksklusif sudah terlewati dengan cukup menyenangkan. Alhamdulillah wa maasya Allah tanpa ada drama berarti, kecuali kekhawatiran kenaikan BB yang kurang sesuai kurva. Berat badannya naik, cuma ngga sesuai dengan kenaikan BB yang ada di grafik BB bayi. Tanggal 14 Oktober Fariha genap 6 bulan.

Sebagai persiapan, aku belajar tentang per-MPASI-an lewat bukunya dr. Meita Hanindita, artikel-artikel di internet, dan sosmed yang suka membahas tentang MPASI, terutama akun instagramnya dr. Tan Shot Yen. Yang dipelajari lebih ke prinsip-prinsip dasar MPASI yang penting. Bukan resep MPASInya.

Terakhir punya bayi 11 tahun lalu dan itupun aku ngga belajar tentang ilmu MPASI yang benar. Cuma taunya kalau sebaiknya kasih MPASI yang bikinan sendiri tanpa memperhatikan apa aja bahan makanan yang perlu banget diberikan ke bayi di 3000 hari pertama kehidupannya. Belajar juga tentang apa itu GTM dan bagaimana menindaklanjuti GTM dengan benar, bukan dengan cara dipaksa makan. 

Juga belajar tentang bubur instan fortifikasi yang oleh dokter-dokter anak dibolehkan juga diberikan ke bayi, berdampingan dengan bubur bikinan sendiri. Walaupun kalau soal ini antara dokter bisa beda pendapat, aku memutuskan untuk yaah... kalau memang kondisinya pas lagi ngga memungkinkan bikin bubur sendiri ya ngga papa juga kasih bubur instan. Kan ngga tiap hari. 

 H-3, Ibuk kasih biskuit bayi buat percobaan gigit, kunyah, dan telan. Dia tampak tidak enjoy. H-2 mulai dibikinin bubur bayi Nayz (bukan instan) untuk 2x makan, bentuknya beras yang udah sepaket sama prohe dan sayur, plus fortifikasi vitamin dan mineral, tapi tetap harus dimasak. Apakah masuk? Tydack sodara-sodara. H-1 dibikinin lagi bubur yang sama, coba tambahin garam gula dt. Masuk? Ngga juga... 

Sebenernya sih udah dapat ilmu kalau bayi itu masih baru dalam tahap belajar segala hal, termasuk makan. Jangan berharap begitu 
waktunya MPASI bayi bisa telap telep hap hap bim salabim bisa ngunyah bisa nelen. Dia juga perlu belajar. Belum lagi tekstur baru yang tadinya cair tinggal hisap. Juga rasa baru. Tapi... tetep aja insecure melihat bayi si anu langsung makan lahap. Diceritain juga bayinya kakakku dulu langsung habis 1 alpukat. Belum eyangnya menganalisis sendiri, mungkin ngga enak kali. Duh... bikin drop, dong. Hahaha.

Malemnya aku nangis dong.... pas ada suami.... Huaa.... Fariha ga mau makaan. Nangis sesenggukan takut Fariha kekurangan gizi. Si Ayah elus-elus punggung setelah sebelumnya bilang sabar kan baru aja mulai, coba besok digendong. Etdah... kata dokter-dokter itu kalo makan no gendong-gendong. 

Akhirnya pas hari H nya makannya malah bubur instan deh. Masuk? Iya dikiit. Itu juga sambil digendong (hiks). Banyakan yang belepotan di slabbernya. 

Ngobrol-ngobrol sama adek yang anaknya udah lewat masa MPASI dikasih ide tambahin labu buat manisnya. Browsing juga dan nemu seller kaldu tulang buat nambah umami nya. Plus juga mencoba mensugesti Fariha malam hari atau saat-saat dia ngantuk. Kata-katanya misalnya seperti ini: Fariha mau makan ya. Belajar makan ya. Fariha pinter makannya. Lahap makannya. Jadi tambah sehat, tambah kuat, tambah besar, dan pinter. Ya, kurang lebih begitu, deh. 

Selain itu tetep belajar dari IGnya dr. Tan Shot Yen meski belum bisa nerapin semua ilmu yang disampaikannya.

Alhamdulillah singkat cerita sekarang makannya udah pinter dan cukup lahap tanpa tambahan gula garam. Ngga selalu mangkoknya kosong, sih, tapi paling bersisa sedikiit ajah. Kalau gendong juga udah ngerasa tambah beeraat. Semoga benar nanti timbangannya naik cukup. 

Sehat-sehat selalu ya, Nak Sholiha.

25/10/21

Tentang Privelege

Privilege itu bukan melulu tentang harta dan tahta 

Ada orang yang lahir dengan mendapatkan privilege harta karena terlahir dari keluarga yang kaya raya
Atau privilege tahta karena lahir dari keluarga kerajaan misalnya. 

Ada privilege yang lebih penting lagi. Terlahir dari keluarga yang memiliki sikap suka kerja keras dan  cerdas. 
Cerdas emosi atau cerdas intelektual atau cerdas keduanya. Juga terlahir dari keluarga dengan kecerdasan spiritualitas yang baik. 

Intinya terlahir dari keluarga seperti apa lebih mungkin menentukan akan jadi seperti apa seseorang itu

23/10/21

Liburan Singkat Zhafi

Oktober ini mulai tanggal 14, Zhafi dapat libur 10 hari. Dia izin ikut beberapa temannya ke Pemalang. Di sana dia nginap di rumah teman-temannya bergantian. 

Hari Sabtu, ayahnya dan Hanan jemput Zhafi ke Pemalang dengan mobil. Bener-bener cuma jemput lalu langsung balik ke Jakarta. Sampai Rawasari masih jam 4 sore. 

Kepulangan Zhafi bikin senang. Senang lah pastinya Keluarga Rawasari bisa kumpul lagi lengkap. Tapi ada prihatinnya juga. Anak pesantren itu rentan kena penyakit kulit yang bikin kulit koreng-koreng. Nah, begitulah sekarang kondisi kulitnya. Sedih lihatnya... Waktu liburan sebelumnya 2 bulan di Tangerang juga begitu. Tapi karena waktunya panjang bisa diobati jadi kondisinya lumayan walau berangkat masih ada bekasnya. Sekarang waktu liburan hanya sebentar. 

Ya Allah, semoga ada jalan buat kesembuhan penyakit kulitnya, dan semoga Kau berikan dia kesehatan yang paripurna di samping juga ilmu yang berkah dan bermanfaat.

Yangti pingin ajak sekeluarga semua pergi piknik mumpung Zhafi di sini. Jadilah kita semua pergi makan dan main di Joglo Bekasi. Alhamdulillah Zhafi bisa piknik barang sebentar, walaupun awalnya sempat males ikut pergi karena bingung biasa pake sarung dan peci kemana-mana. 

Hari Jumat tanggal 22 Oktober, tiba waktunya Zhafi balik ke pondok. Diantar ayahnya ke terminal Tanjung Priok lalu naik bis Pahala Kencana langsung ke Sarang. Alhamdulillah paginya udah dikabarin kalau udah sampai dengan selamat. Semoga Zhafi senang liburan kemarin. Dan semakin semangat dan hidup dan belajar mandiri di pondok. 


21/10/21

Piknik Tipis -Tipis

Hari Rabu kemarin, kita semua piknik tipis-tipis ke ke Joglo Bekasi. 

Tempat apa ituu?

Itu tempat makan sekaligus tempat main yang lumayan asik juga untuk seharian ngabisin waktu di sana. 

Ada Mini Zoo, ada playground anak, bisa main ATV motor, juga bisa terapi ikan. Di mini zoo-nya ada macam-macam unggas dari ayam kate sampai burung unta, ada rusa, kelinci, musang, monyet, kuda, dan kuda poni. Bisa juga nyoba horse riding di situ. 

Sesuai rencana, kita berangkat dari rumah jam 8 pagi, sampai di lokasi jam 9. Pas baru buka kayanya. Mainlah kita di sana sampai jam 11. Jam 11 kita mulai makan karena di reservasi kita dapat jam 11 sampai jam 1 siang. 

Tempat makannya asik banget. Spotnya terbuka. Ada yang saung joglo, saung biasa, ada yang meja tanpa atap, ada juga tempat makan yang naik ke atas, jadi berasa di atas pohon. Kita dapat yang di saung joglo. 

Gimana kesan piknik singkat di Joglo Bekasi? Suasananya dapet, Tempat makannya asik, mainnya juga asik, cuma makanannya biasa aja sih. Haha. Lumayanlah. Bisalah buat piknik tipis-tipis dan foto foto di tempat makannya. 

29/09/21

Bisakah Kami Memperbaikinya?

Anak nomor duaku sungguh menjadikan aku bercermin dan belajar. 

Sejak awal tahun-tahun kehidupannya sungguh bikin aku belajar. Umm... tapi ada banyak waktu yang kubuang sia-sia yang membuat aku semakin ngerasain akibat buruknya.

Karena kebodohanku, aku melewatkan banyak periode emas untuk mengoptimalkan potensi dan kualitas dirinya yang mungkin masih bisa diasah. Sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa H kemudian harus struggle dengan ketertinggalannya. Dan aku juga harus bersabar untuk dampingi dia. Semua ini membuat aku sering frustrasi. 

Aku dengan bodohnya berekspektasi H akan bisa tumbuh dan berkembang normal layaknya anak seusia dia. Padahal aku tau dari sejak awal bahwa dia alami keterlambatan dalam tumbuh dan kembangnya, tapi kami ngga segera memberi intervensi yang dibutuhkannya.

Ekspektasi kami ngga dibarengi dengan usaha yang maksimal. Iya memang H udah terapi, tapi ngga tuntas dan sedikit terlambat. Ekspektasi itu bertemu dengan kenyataan kalau H butuh bantuan dan kesabaran ekstra untuk mengejar ketertinggalannya. Padahal, kesabaran itu adalah hal yang mewah buatku. Lengkap sudah...

Ekspektasi tinggi, ketidaksabaranku, kemampuan belajarnya yang ngga secepat anak seusianya, tritmen yang salah, terapi yang ngga adekuat, kombinasi dari semuanya kemudian membuat H di usia 11 tahun ini jadi anak yang masih rendah kemauan belajarnya, takut mencoba hal baru, ngga percaya diri, sensitif, mudah meledak emosinya sehingga sering marah-marah yang bisa bikin kaget dan bahkan pernah bikin marah dan nangis orang-orang di rumah. 

Aku sampai nangis merindukan tingkah H yang lucu, polos, dan penyayang pada waktu usia 2-9 tahun dulu. Iya, emosinya yang meledak-ledak dan sikapnya yang semakin membuat senewen itu mulai kelihatan sejak usia 10 tahun, berbarengan dengan beberapa bulan setelah pandemi dimulai dan sekolah dilakukan di rumah.

Kombinasi dari usianya yang masuk pubertas, lalu belajar di rumah yang itu berarti aku yang setiap hari mengajarinya, dan keterbatasan untuk bisa eksplorasi dunia luar karena pandemi, mungkin membuat kondisi psikologis dan emosionalnya kurang berkembang dengan baik. 

Beberapa minggu terakhir ini... cukup membuat lelah menghadapi ledakan emosi Hanan. Hal-hal kecil dan remeh secara ngga terduga bisa bikin H marah-marah atau mengamuk dan membuat aku sendiri takut. Takut ledakan emosinya itu membahayakan eyang-eyangnya atau sepupu-sepupunya yang masih kecil-kecil. Tapi aku sadar itu semua buah dari pengasuhanku sendiri yang memang banyak lalai dan abai. Dosaku sendiri. 

Tapi oke... ngga ada gunanya kan nyalahin diri sendiri terus-terusan. Aku bener-bener harus-harus membayar semuanya. Mudah-mudahan dengan ijin, ridho, dan pertolongan Allah, H dan aku juga ayahnya bisa sama-sama memperbaiki ini semua. Sebenarnya ... aku ingin melibatkan psikolog secara profesional untuk bantu kami menemukan akar masalah dan memandu langkah-langkah perbaikannya. Tapi... tampaknya ayahnya belum sreg dengan ide itu karena alasan tertentu. Jadi aku dan ayahnya kudu belajar dan berbuat ekstra untuk memperbaiki ini. 

Dan yang terutama adalah kelola emosiku sendiri. Kelola pikiranku sendiri. 



22/09/21

Kunjungan Ke Dokter Anak Favorit

Setelah 5 bulan usianya, Fariha akhirnya ke dokter anak lagi. Dulu habis lahiran dokter anak di RS Hermina namanya dr Jurita. Kali ini balik lagi ke dokter anak langganannya kakak-kakaknya dulu, dr. Armeilia Moesri. 

Dulu beliau praktek di RS Sari Asih Tangerang. Terakhir visit beliau itu waktu Zhafi kontrol setelah opname karena GNA.  Itu sekitar 7 tahun lalu. Ternyata sekarang beliau sudah pindah tempat praktiknya, yaitu di RS Mitra Husada Kab. Tangerang, 

Senengya ketemu dr. Armel lagi. Kalau konsul sama beliau itu penjelasannya enak. 

Kenapa ke dokter anak?
Pertama mau konsul soal gatal-gatal dan merah di leher belakangnya. Itu kaya Ibuk dulu waktu kecil. Ada gatal di leher ga ilang-ilang. Jadi menurut dokter itu alergi karena ada bakat dari ayah dan ibunya. Sarannya skip makanan mengandung susu dan telur selama ... 6 bulaaan. Selain itu harus cari pencetus alerginya dengan eksposure. Setiap hari makan 1 jenis protein aja selama 3 hari. Ga dicampur dengan protein lain. Setelah 3 hari ganti dengan satu jenis protein lainnya dan hanya makan protein jenis itu saja selama 3 hari. Begitu seterusnya. Sambil dilihat gimana reaksinya di bayi. Selain itu tetep dikasih salep dan obat anti alergi.

Kedua, nanyain apa perlu diberi suplemen besi. Ternyata kata dokter iya.

Ketiga, kenapa belum mau tengkurap. Kata dokter kita tunggu sampai umur 6 bulan. Kalau belum tengkurap juga perlu konsul ke dokter anak sub spesialis syaraf.


Keempat, tentang tanda lahir di punggung yang namanya hemangioma. Udah pernah konsul soal ini online di alodokter. Ya kurang lebih sama, hemangioma ini ditunggu aja. Selama area merahnya tetap tidak apa-apa dan kebanyakan bisa hilang sendiri. Baru mulai waspada kalau ada tanda- tanda melebar. 

Nanya juga soal berat badan yang kayanya dari sejak umur 3 sampai 5 ini kok kurang sesuai kurva. Nah tapi tadi Ibuk di depan dokter tadi ngga begini ngomongnya. Yang Ibuk sampaikan ke dokter tadi, kok kenaikan berat badan dari bulan ketiga keempat kelima ngga sebanyak waktu bulan pertama dan kedua, wich is normal. Yang lupa Ibuk sampaikan adalah, kenaikannya kayaknya kurang sesuai kurva di buku KIA. Yah kalo gitu tunggu jadwal imunisasi berikutnya aja mudah2 kenaikan berat badan masih sesuai kurva. 

Sebenarnya mau nanya satu lagi tapi kelupaan, tentang lidahnya yang ada putih-putihnya. Apa itu memang cuma sisa susu, atau yang lain. Dokternya tadi periksa mulutnya sih. Dan ngga kasih komen apa-apa. Jadi mudah-mudahan memang cuma sisa susu aja. 




13/08/21

Tangisan Keras Fariha

Hari ini kami ada di Rawasari. Rumah Eyangnya anak-anak. Berangkat dari Tangerang ke sini hari jumat menjelang maghrib. Sampai sini menjelang isya. Ngga lama setelah sampai, Fariha tiba-tiba nangis keras dan kencang ngga berhenti. ada sekitar 30-45 menit lamanya. 

Pertama yang kulakukan dan selalu pertama adalah membacakan Al Fatihah, surat-surat 3 Qul, ayat kursi dan ayat-ayat Qur'an sebagai penyembuh.

Terus Eyangnya datang bawain potongan bawang dan minyak telon, untuk diborehin di punggung, perut, dan kakinya. Setelah diborehin lumayan mereda nangisnya walau masih belum benar-benar berhenti. 

Alhamdulillah sambil kembali dibacakan ayat-ayat Al Qur'an lama-lama Fariha udah bisa tenang dan tidur nyenyak sampai pagi. 

Maasya Allah Tabaarakallah... 

17/07/21

Pindah Sekolah (Lagi)


Mulai tahun ajaran ini, Hanan pindah sekolah... lagi.

Lagi?

Iya. Haha. Hanan punya banyak rapot sekolah. Dari sejak PG hingga SD kelas 4 ini udah nyobain 4 sekolah. Dan tahun ajaran ini adalah sekolah kelimanya.

Kenapa pindah-pindah sekolah sih?

Kebetulan hari kelahiran Hanan bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru, jadi aku mau cerita kronologi kepindahan Hanan berdasarkan usianya sekalian.

Umur 5 tahun masuk PG di sebuah TKIT yang menerapkan metode ranah.

Di sini semuanya cukup baik. Ngga terlalu ada masalah sebenernya mengenai sekolahnya. Gurunya perhatian dan sabar. Hanan juga cukup berani ditinggal sendiri di sekolah. Jadi aku ngga harus nungguin sepanjang sekolah. Cuma sifatnya pemalu, ngga berani tampil dan bicara, dan itu masih belum bisa teratasi hingga akhir tahun ajaran. Pas waktunya tampil di pentas akhir tahun, Hanan ngga mau. Sebenarnya bukan itu juga alasannya pindah ke lembaga pendidikan berikutnya, yaitu di rumah tahfidz.

Usia 6 tahun aku masukkan ke sebuah rumah tahfidz.

Alasannya karena ingin Hanan bisa belajar ngaji. Sebenarnya bisa aja pagi sekolah sorenya di rumah tahfidz. Tapi aku khawatir dia merasa berat harus pergi ke dua sekolah.  Di sini positifnya aku merasa lega Hanan bisa juga menghafal huruf hijaiyah dan belajar iqro'. Ustadzah-ustadzahnya walau masih muda tapi sangat sabar dan yakin Hanan pasti bisa. Aku juga jadi tercerahkan tentang bagaimana pengulangan dalam metode Iqro' itu bisa diterapkan untuk belajar mengenalkan angka, huruf, dan warna. Karena kemampuan memorinya yang kurang, sampai usia ini warna juga masih belum hapal.

Usia 7 tahun aku mencoba homeschooling dibantu dengan les membaca di sebuah lembaga.

Kami putuskan tunda masuk SD karena secara akademik dan secara sosial dia belum siap. Awalnya aku sendiri yang berusaha mengajarkan Hanan membaca dan mengenal warna. Cukup terkendali di awal. Tapi ketika pertengahan aku terkendala kehabisan energi. Hiks... Betapa lemahnya aku... Akhirnya aku mendaftarkan Hanan di bimbingan baca.

Usia 8 tahun Hanan masuk kelas 1 SD di sebuah SD swasta umum.

Sebenarnya masih belum sreg sejak awal suami menunjukkan sekolah ini. Karena sepertinya sekolah ini ngga menjanjikan pembelajaran yang cocok untuk Hanan. Malah mengingatkan aku kepada pengalaman belajar di sekolah dulu yang ... ngga menyenangkan. Benar saja. Beban pembelajaran di sana dan metodenya ngga menyenangkan. Text book banget. Banyak menulis. Membosankan. Banyak.

Usia 9 dan 10 tahun, kelas 2 - 3 SD di sebuah SDIT.

Kebetulan ketemu dengan guru TK Zhafi dulu di Tunas Rabbani, tanya-tanya tentang sekolah yang metodenya kurang lebih hampir seperti sekolah alamnya Zhafi dulu tapi masih terjangkau di kantong kami. Beliau mereferensikan sekolah SDIT yang letaknya ternyata deket banget dengan rumah kami. Sebetulnya juga sudah pernah ke sana tahun sebelumnya waktu mencarikan sekolah SD untuk Hanan. Cuma mungkin karena bertepatan dengan acara lomba besar dan ramai, kami melihat banyak sekali sampah berserakan. Jadi kami udah ilfil. Lagipula pas ketemu seorang guru yang kami tanya-tanya, jawabannya so so aja.

Nah tahun berikutnya setelah direferensikan guru TKnya Zhafi (Bunda Hera), dan pas aku datangi ketemu langsung dengan kepala sekolahnya. Obrolan dengan beliau menyenangkan dan gambaran metode belajar yang disampaikan cukup kurasa cocok buat Hanan

Benar saja. Hari pertama kelas 2 nya di SDIT ini Hanan kelihatan gembira. Pulang sekolah dengan senangnya dia cerita ke teman sebelah rumah, "Eh, Apin... aku tadi habis sekolah. Besok aku sekolah lagi." Lega, dong, hatiku. Pembelajaran selama di sekolah cukup mengakomodasi kebutuhan Hanan. Walau sebenernya kalau dibandingin dengan Sekolah Alam-nya Zhafi dulu dari segi pendekatan dan kapasitas guru serta metode pembelajaran masih lebih bagus di SA. Hanya sayangnya secara ekonomi kami ngga sanggup.

Sayang... kemudian si kopid menerjang. Belum selesai semester akhir, Hanan harus belajar di rumah.

Kelas 3, karena masih kopid, pembelajaran masih harus di rumah. Awalnya. Dan mulai kelas 3, mulailah pakai buku paket tematik. Seperti dulu Hanan di SD yang lama. Entah karena situasi covid atau memang kalau kelas 3 mulai belajar pakai buku paket. Lah kan jadi sama aja yak dengan SD lama.4

Lalu sebagian besar orangtua siswa pengen anaknya sekolah aja. Akhirnya sekolah dan komite sepakat untuk menyelenggarakan tatap muka dengan membagi satu kelas menjadi 2 kelompok, dan masing-masing kelompok hanya 1,5 jam durasinya. Itu bagi orangtua yang mau anaknya ikut pembelajaran tatap muka.

Aku merasa sekolah kok kurang aware ya dengan situasi covid ini. Protokol kesehatannya kurang. Bahkan ternyata kepala sekolahnya pun sama sekali ga pakai masker waktu aku datang terima rapot. Jadi aku merasa ga aman kalau Hanan ikut tatap muka. Memilih untuk belajar di rumah pun ternyata sangat jauh dari harapan. Karena sistem belajarnya jadi ngga menyenangkan sama sekali buat Hanan. Modelnya hanya memberi tugas di WA halaman berapa saja yang harus dibaca dan dikerjakan soalnya. Plus ada catatan pula. Tuh kan... makin ngga asik. Hanan makin ga enjoy. Mamak pun apalagi. Yang ada tarik urat terus. Pandemi pun makin ngga ketahuan kapan ujungnya.

Usia 11 tahun, kelas 4 SD ini gabung di Sekolah Murid Merdeka (SMM).

SMM itu memadukan sekolah belajar tatap muka dengan e-learning. Tatap mukanya bisa online atau offline. Tapi karena masih pandemi pastinya untuk saat ini tatap muka lewat zoom. E-learning berarti menggunakan platform belajar macam ruangguru.com. Nah tapi SMM platform belajarnya sekolah.mu.

Akhirnya... dicobalah sekolah ini. Belum tau nih akan gimana. Sekolahnya baru mulai 21 Juli. Tapi aku udah mulai ajak Hanan ngelakuin aktivitas tambahan dari platform sekolah.mu.  Semoga Hanan enjoy belajar di sini.

Mengenai usia Hanan yang tidak seperti lazimnya anak kelas 4 ya memang begitu adanya.
Kalau dilihat memang sejak awal masuk PG dan SD memang sudah telat ya. Kami mencoba memastikan kesiapan Hanan mengikuti pembelajaran. Karena Hanan ada riwayat keterlambatan tumbuh kembang dan memang harus kami terima bahwa Hanan berkebutuhan khusus. 

11/07/21

Fariha Menuju Tiga Bulan

Tiga hari lagi usia Fariha akan genap 3 bulan. 

Kalau melihat capaian kemampuannya udah sesuai dengan usianya. 

Mata dan kepalanya sudah mengikuti siapa yang ngajak ngobrol. 
Sudah tersenyum sosial (bukan tersenyum karena respon sensori) ketika diajak tersenyum, nyanyi, dan ngobrol.
Sesekali tertawa ketika diajak bercanda.
Kepalanya udah tegak ketika ditengkurepin, bisa sekitar 5 menit.
Udah keluar bunyi-bunyian lain dari suaranya, seperti: auoh, ohh, aghheh, ...
Kadang keluar teriakan girang dan senyum merekah. 
Kaki dan tangannya udah bergerak bebas kaya orang olahraga lari di tempat. 
Udah sering ngemut tangan kalo lagi iseng.


10/07/21

Pindah Rumah Lagi

19 Juli 2021


Bermula dari kejenuhan suami tinggal di lingkungan rumah yang sekarang, muncullah ide untuk pindah rumah lagi. Kali ini bener bener pindah. Bukan hanya beda rumah, bukan hanya beda blok, tapi kali ini beda kabupaten.

Sebelum-sebelumnya kan pindahnya masih di komplek yang sama. Dalam kurun waktu 2012-2021 kami udah 5x pindah rumah di cluster perumahan ini.

Alasan pindah lainnya karna mau cari tempat tinggal yang dekat dengan lokasi-lokasi aktivita outdoor. Seperti berkuda, renang, bola, dsb. Harapannya nanti setelah pandemi mereda bisa ngajak Hanan ikutan aktivitas-aktivitas itu. Itu aku setuju sih.

Masalahnya, Si Ayah pengen pindah secepatnya. Bulan depan. Saat pandemi grafiknya lagi naik-naiknya. Saat berita lelayu  sedang banyak-banyaknya. RS lagi overcapacity. Padahal juga kontrakan ini habis masih bulan Desember. Aku berharap dia mau menunda sampai setidaknya mereda. Insya Allah.

Rasanya berat sebenernya mau pindah dari sini. Karena lingkungan di sini cukup nyaman. Tetangga-tetangga di sini orangnya baik, ramah, ngga kepoan, dan well educated lah. Saat pandemi ini juga tetap saling support baik moral dan materi kalau ada yg terpapar.

Cuma memang di rumah yg terakhir ini kami harus sedikit bersabar dengan sikap tetangga sebelah kiri rumah kami. Orang ini ada masalah, mungkin antisosial. Semua warga di sini sudah tau tabiatnya. Kami yang baru pindah udah kena 'teror'. Tapi setelah lapor RT dan dibantu juga sama tetangga lain menghadapi si bapak ini, dia ngga berani lagi meneror kita.

Overall... lingkungan sini masih cukup nyaman buatku.

Tapi ya istri ngga perlu menyelisihi suami lah ya kalau ada tujuan baik. Paling ya itu... waktu pindahannya... semoga masih mau menunda. 

25/04/21

Pesalinan Anak Ketiga

Kehamilan anak ketiga sudah mencapai 38 minggu. Sudah cukup bulan dan siap lahir sebenarnya. HPL dokter-dokter dan bidan-bidan yang kudatangi ada 3 versi, antara tanggal 15, 21, bahkan 30 April.

Ngga seperti kehamilan anak pertama dan kedua yang sudah yakin menetapkan tempat dan provider kelahiran, yang ketiga ini sampai 38 minggu masih ngga yakin mau lahiran di mana dengan siapa. Karena banyak pertimbangan dan segala macamnya.

Tanggal 8 April kontrol ke bidan cek hb, tensi, urin, semua masih aman. Lahiran diperkirakan bisa normal seperti hasil kontrol sebelum-sebelumnya baik di dr Ira, maupun bidan. Cuma memang belum bisa USG. Rencana masih mau ke dokter di Hermina untuk USG.

Tanggal 13 April, kontrol dr. Budi di Hermina. ketika di USG ternyata ketubannya keruh. Kaget dong. Lalu dirujuk periksa denyut jantung janin (djj) hari itu juga. Hasilnya ternyata kurang baik.

Besoknya tanggal 14 April diulang lagi periksa DJJ. Hasilnya tetap kurang baik. Alhasil diputuskan cesar siang itu juga.

Ngga terlalu kaget kalau harus sc. Cuma agak deg-degan aja. Seumur hidup baru kali ini mengalami operasi.

Prosedur operasi sc memang ngga nyaman banget pasti. Alhamdulillah berlangsung cepat. Aku sempat melihat dan dengar rupa dan tangis bayiku. Rasanya mau nangis akhirnya bisa ketemu bayiku kelihatan sehat.  Sayangnya, hanya diberi kesempatan melhat dan bertemu beberapa  menit saja. Ternyata di RS ini ngga ada perlakuan inisiasi menyusu dini (IMD). Ya sudah berharap besok sudah bisa bertemu dengan bayiku.

Setelah operasi selesai aku harus menjalani masa pemulihan selama 24 jam benar-benar tidak boleh bangun dari tempat tidur, hanya boleh miring kiri dan kanan. Dan memang ngga bisa bangun juga.

Tanggal 15, setelah 24 jam berlalu, para perawat melepas kateter dan aku diharuskan belajar bangun dan berjalan. Rasanya... sesak napas dan njarem sana sini.

Kupikir hari itu, saat aku sudah bisa bangun dari tempat tidur aku bisa bertemu bayiku. Ternyata malah kabar kurang menggemberikan yang kudapat. Perawat bilang bayiku lekositnya tinggi mencapai 41.000, sehingga harus diberikan antibiotik dan dirawat di ruang perina. Kaget dan khawatir udah pasti. Cuma bisa berserah dan berdoa sambil melihat foto yang sempat diambil suami sebelum masuk dirawat di ruang perina.


Tanggal 16 hari ketiga di RS, aku sudah dipebolehkan pulang, tanpa bayiku. Kemungkinan bayiku baru bisa pulang hari Senin tanggal 19. Tapi keesokan harinya, ketika suami ke RS untuk menengok, dapat kaba menggemberikan dari perawat. Lekosit sudah normal dan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. What a lovely surprise ... Akhirnya bisa segera bertemu dengan kesayangan yang selama 9 bulan hidup dalam perutku.


Rasanya masih kaya mimpi bisa memeluk si mungil cantik ini. Maasya Allah.

Perkenalkan... namaku Fariha Adzkiannisa

"Perempuan cerdas yang pandai bersyukur dan dengan kecerdasannya dapat memberikan manfaat dan menebarkan kebahagiaan bagi lingkungannya"

Insya Allah. Aamiin.

Alhamdulillahirabbil'alamiin. 

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...