28/01/17

Berlatih Komunikasi Produktif Day #4

#tulisan ini untuk memenuhi challenge Sesi 1 Kelas Bunda Sayang IIP
#familyforum day #4

Merencanakan Akhir Pekan

Malam hari ini, 27 Januari 2016, akhirnya bisa juga bikin family forum dengan anggota tim lengkap. Ayah yang biasanya kuliah malam hari ini libur. Hanan juga tidur siang, jadi belum terlalu ngantuk.
Kami berempat membahas agenda hari Sabtu. Ibu ada 2 acara yg ingin dihadiri, tapi waktunya bersamaan.  Ayah mengajak Mas Zhafi ke lapangan panahan, untuk lihat latihan dan tanya-tanya informasi tentang perlengkapan memanah. Adik pasti ikut Ayah.
Kami juga sempat menyinggung beberapa agenda kegiatan kelas di sekolah.
Sayang, Mas Zhafi yang ngga tidur siang sudah ngantuk berat. Jadi, pertemuan keluarga pun harus selesai.

27/01/17

Berlatih Komunikasi Produktif Day #3

#tulisan ini untuk memenuhi challenge Sesi 1 Kelas Bunda Sayang IIP
#familyforum day #3

Tentang Menyekutukan Allah
Hari Kamis, 26 Januari 2016, kembali kami melakukan family forum. Lagi-lagi tidak lengkap full team, karena Ayah pulang bakda maghrib.
Kami diskusi tentang kegiatan di sekolah hari ini. Zhafir bercerita project kelasnya menanam tanaman sayur di sekolah. Hanan bercerita tentang teman-teman dan ustadzahnya.
Lalu pembicaraan berlanjut tentang teman dan sahabat.  Ketika Hanan ditanya, Hanan siapa sahabatnya, jawabnya, "Allah."
Masya Allah.
Lalu si Kakak menimpali, "Berarti menyekutukan Allah, dong. Kan dosa."
Kami lalu membahas sekalian tentang hal-hal apa saja yang disebut menyekutukan Allah, dan bagaimana supaya kita semua bisa menghindarinya. Karena syirik adalah dosa yang besar.
Semoga, pembahasan ini bisa menjadi bekal bagi Zhafi dan Hanan untuk memperkuat keimanan mereka.

25/01/17

Berlatih Komunikasi Produktif Day #1

*tulisan ini untuk memenuhi challenge Sesi 1 Kelas Bunda Sayang IIP
*familyforum day #1 

Hari Selasa 24 Januari, sempat berdiskusi dengan Zhafir tentang menghadapi ejekan orang lain. Diskusi hari ini melibatkan kami berdua saja, ayahnya belum bisa bergabung karena pulang malam.
Kami mereview kejadian sore harinya, ketika ada seorang anak tetangga (sebut aja Dudun) yang lebih kecil dari Zhafi tapi suka memanggilnya dengan nama ejekan. Zhafi tau kalau menghadapi hal seperti itu yang pertama dilakukan adalah mengabaikan. Tapi karena tampaknya hal itu ngga berhasil, Zhafi mulai terganggu dan ngga terima. Akhirnya terjadilah 'sentuhan fisik', yang membuat si Dudun menangis.
Saya bertanya ke Zhafi ada masalah apa. Juga konfirmasi ke Dudun apa benar seperti itu masalahnya. Dudun ngga banyak membantah. Jadi aku sampaikan ke Dudun, nama itu adalah doa yang baik. Jangan diubah-ubah. Lalu setelahnya Dudun diajarkan untuk meminta maaf. Saling meminta maaf.
Kejadian itu menjadi moment buat kami untuk belajar memaafkan. Kami merecall kisah Nabi Muhammad ketika beliau diludahi oleh seorang ibu-ibu, setiap kali Rasullah SAW lewat jalan depan rumahnya. Nabi Muhammad tidak pernah marah, apalagi balas meludahi. Sampai suatu hari, Rasulullah bertanya-tanya kemana gerangan ibu-ibu itu. Kenapa sudah beberapa hari tidak terlihat melakukakan kebiasaan paginya, yaitu mengumpat dan meludahi Nabi. Ternyata, Si Ibu jatuh sakit. Apa yang Rasulullah lakukan. Tanpa rasa dendam sedikitpun Beliau berkunjung ke rumah Si Ibu, membawakan makanan.
Kami mencoba sama sama mengambil hikmah dari kisah itu. Bahwa Nabi yang kekasih Allah sangat bersih hatinya, tidak pendendam, bahkan sangat mencintai sesama termasuk pembenci Beliau.
Kesimpulannya, kita mungkin tidak bisa memiliki akhlak sesempurna beliau, tapi dengan selalu mengingat bagaimana Rasulullah bersikap pemaaf, setidaknya kita umatnya berusaha meneladani dan mencontoh sikap beliau.

24/01/17

Perlu Belajar Komunikasi Produktif... Bismillah

Pagi tadi, aku mengajak diskusi zhafi. Tentang tugas yang diberikan oleh gurunya. Home challenge nya adalah, mencuci pakaian sendiri, dari mulai merendam hingga menyetrika. Ada juga tugas yg dikerjakan bersama orangtua, yaitu menanam pohon buah dari biji buah yg dimakan sendiri.

Tampaknya, zhafi lagi ngga terlalu suka (atau belum) dengan aktivitas berkebun. Selama seminggu ini aktivitas di sekolah memang berkebun. Dan dia merasa berat melakukan aktivitas berkebun juga di rumah. Semacam, "Yah, lagi lagi berkebun. Berkebun lagi berkebun lagi". Gitu deh.

Zhafi sampai sedikit tinggi emosi marahnya. Aku berusaha menanggapinya dengan tenang, meski harus sedikit emosi menanggapi argumennya. Akhirnya aku sampaikan, tidak apa kalau memang tidak mau. Tapi sudah siap dengan konskuensinya. Karena ini tugas sekolah, akan ada laporannya. Kalau tidak kumpulkan laporan, apa kira kira konsekuensi dari gurunya.

Aku lanjutkan kegiatanku. Sempat ditegur suami, kenapa hal seperti ini aja berdebat.

Aku mungkin salah cara menyampaikannya. Lalu aku minta maaf ke Zhafi.

Yaah... Kemampuan komunikasiku memang banyak sekali yang perlu diperbaiki.

Bukannya ngga mau berusaha. Sulit. Sulit karena sudah jadi karakter yang terbentuk sejak kecil.

Laa haula wala quwwata illa billah. Terus belajar, dan memohon pertolongan kepada Allah supaya diilhamkan kepada diri ini, hati dan lisan yang lembut dan menyejukkan, namun tegas dan bijaksana.

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...