15/03/22

Milestone Fariha 11 Bulan

Motorik kasar
Sejak usia 8 bulan mulai merangkak dan duduk sendiri. Tapi udah sejak 6 bulan kakinya sudah mulai kuat menyangga sebagian berat tubuhnya. Dan ketika usia 9 bulan dia udah bisa berdiri sendiri berpegangan di sofa. Nah mulai 10 bulan dia udah bisa ditetah atau jalan dengan berpegangan ke tangan orang dewasa atau benda-benda sekitarnya. Onggong-onggongnya makin kenceng. Sekarang 11 bulan dia udah bisa berdiri tanpa berpegangan atau dipegangin selama 2-3 detik.

Motorik halus dan sensori
Mulai 8,5 bulan udah bisa diajak tepuk tangan. Jadi ketika kita nyanyi Kalau Kau Suka Hati, dia dengan sendirinya bertepuk tangan. Mulai 9 bulanan udah bisa dadah-dadah. Kalau denger suara klakson kendaraan apapun dia akan otomatis dadah-dadah. Karena memang ngajarin dadahnya terutama kalau pas ayahnya berangkat ke kantor. 

Usia 9 bulanan udah bisa masukin benda kancing ke dalam wadah toples. 10 bulan masukin kancing lewat mulut celengan. 

Bicara
Seminggu ini makin banyak ocehannya. Tejah, tata, dah, ajuh, ebuh, buwah, papah, ngeng, bubu, fufu.
Kalau dikasih mainan setir mobil udah ngoceh ngeng ngeng... 
Mulai pingin ikutan nyanyi kalau ada yang nyanyi. Memperhatikan orang yg lagi nyanyi. Terutama kalau dinyanyiin lagu baru. Nyanyi burung Kakatua udah ikutan nyanyiin reff nya. Tedung tedung yayayaya...

Ekspresi
Ekspresinya makin beragam. Kalau mau disusuin happy banget pas dibaringkan. Dua kakinya disentak2kan ke atas. Mukanya ketawa bahagiaaa banget.
Kalau marah atau ngga suka ya nangis.
Kadang lagi diem, keluar ekspresi buang muka atau melengos. Kadang matanya dikedip-kedipin sambil mulutnya dimonyong-monyongin. 

Makan dan Kesehatan
Nah ini nih yang lebih challenging.
Dari umur 4 bulan kan berat badannya udah mulai seret naiknya. Dan mulai 6 atau 7 bulan udah ga naik. Sampai tanggal 22 Februari kemarin beratnya 6,7 kg. Dan memang sejak 6 bulan naik turun antara 6,4 sampai 6,9. Seringnya 6,6 dan 6,7. Udah tes mantoux Alhamdulillah hasilnya negatif. Hb juga normal ga ada indikasi ke arah anemia defisiensi besi. Demam juga ga ada. 

Cuma sejak usia 7 bulan mulai deh babnya ga normal. Teksturnya lembek. Kadang bisa sampai 3x. 

Usia 7,5 bulan kita Konsul ke dr. Armel, tapi lebih untuk konsul tentang motorik kasarnya yang sampai saat itu belum juga bangkit duduk sendiri dari tiduran, dan juga belum merangkak sendiri. Walau sudah distimulasi. 

Selain itu juga tanya kenapa berat badan ga naik alias seret, dan juga tentang eksimnya yang semakin parah dan kulitnya  bruntusan. 

Dokter Armel lalu menyarankan hal-hal seperti berikut: 
1. Untuk berat badannya yang seret, mengusahakan makan setiap 3 jam dengan protein hewani terutama ikan dan lainnya. Jadi sehari makan dgn protein sampai dengan 4x. Sepanjang siang sampai sore itu tidak diberi ASI dan buah, supaya perut bayi ga keburu kenyang tapi nutrisinya kurang. ASI dan buah baru diberikan malam hari setelah Maghrib.

2. Untuk eksimnya, stop dulu susu dan telur. Lalu coba terapin makan 1 prohe yang sama 3 hari berturut-turut lalu lihat reaksi di tubuh. Setiap 3 hari beralih ke prohe lainnya. 

3. Untuk milestonenya, tetap distimulasi dan kalau sudah 8,5 bulan belum ada kemajuan (belum bangkit duduk sendiri dan belum merangkak juga), Konsul ke dokter spesialis syaraf anak.

Seminggu kemudian, setelah nemu akun IG dokter Nerissa, dan jadi melek kalau semua akar masalah tumbuh kembang anak itu dari kesehatan pencernaan, hidupku serasa lebih tercerahkan. Jadi lebih tau lagi harus ngapain dan apa yang harus dibenahi dengan berusaha ikutin panduan pertamanya yang ada di highlight IG nya, yang disebut protokol Alika. 

Aku jadi lebih semangat lagi stop semua produk susu, terigu, ultra processed food (UPF), dan gula pasir. Ga lagi kasi bubur fortif dan berusaha kasih Fa real food. Beliin dia probiotik yang direkomendasikan. Semangat berjemur. Dan tentu berdoa. 

Alhamdulillah... 2 Minggu kelihatan ada perubahan. Fa kelihatan lebih aktif bergerak dan lalu milestone nya pun tercapai. Pupnya sempat membaik selama seminggu tapi kalau makannya salah lagi pup jadi ambyar lagi. Eksimnya pun menghilang sendiri dan kulit kelihatan glowing lagi setelah 2 bulanan jalanin pola makan yang baik dan konsumsi probiotik lifespace. Cuma memang BBnya belum bisa naik. Ya ini berkaitan dengan penyerapan makannya yang terganggu. Bisa kelihatan dari BAB nya yang masih ambyar. 

Yang dibilang makannya salah lagi maksudnya bukan makan terigu, dairy, UPF dan gula lagi, tapi... Makanan real food yang ternyata Fa sensitif atau intoleran terhadapnya. Misal ternyata memang Fa belum bisa dikasih telur, ayam, dan udang. Kalau makan ayam BABnya langsung makin ambyar begitu juga udang. Lalu kalau telur, memicu eksimnya. Mungkin masih ada jenis makanan lain yang dia masih sensitif, tapi aku belum bisa memastikan apa. Karena memang harus melalui jurnal makanan yang panjang. 

Untuk sensitivitas terhadap makanan ini, sebenarnya ada cara yang lebih mudah yaitu menjalani Igg test atau food sensitivity test. Tapi itu sangat-sangat mahal. Antara 2,5 juta sampai dengan 8 juta. Dan menurut dokter Herlin, walau dia sangat menyarankan menjalani test ini, tapi test ini baru cukup akurat untuk bayi usia minimal 18 bulan. 

Kondisi yang dialami Fa ini bikin aku serasa dipaksa lagi belajar tentang kesehatan secara holistik, dan belajar juga untuk konsisten menjalaninya. Hmm... Padahal dulu waktu terjadi pada Hanan, aku juga dipaksa belajar untuk makan clean and raw food. Terutama juga setelah aku bolak-balik periksa ke RS Krn kondisi kesehatan yang kurang baik  Tapi .. ya Allah .. istiqomahnya susah. Akhirnya balik lagi dengan pola hidup dan pola makan yang amburadul. Manajemen stress juga masih kacau. 

Tapi kali ini insya Allah aku bertekad bener-bener untuk konsisten jalaninnya. Bismillah. 

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...