22/11/15

Proyek untuk Hari Guru



Zhafi idenya boleh juga tuh. Waktu aku tanya, mau bikin apa nih kita, untuk hari Guru. 

Jawabnya,’’O iya yaa… apa ya?”

Lanjutnya lagi, “ sebenernya mau rakit lego trus ada tulisannya ‘selamat hari guru’, tapi belum kebayang gimana bikinnya.”

Aku mikir, wah kalau legonya dikasih juga sayang dong, hihihi *pelit

Tapi, idenya bisa tetep dipakai, dengan material lain, batinku. Sebelum aku utarakan ide ini, Zhafi ternyata punya pemikiran sama.

“Sebenernya bisa juga sih, bikin tiruan lego, tapi dari apa dan gimana bikinnya.”

“Hmm, dari playdough mungkin?” sahutku.

“Oiya, bener tuh,” serunya.

Lalu dia kembali asik merakit legonya, dan si Ibu ini pun lagi membayangkan gimana bentuknya nanti.

Well, at least udah ada ide. Ada mbah google, kita bisa mulai dari situ.

Semogaaaa berhasil!

21/11/15

What's New About Hanan



Paling senang banget itu kalau mendapati ada hal baru yang kutemui dari Hanan. Ada keterampilan atau kebisaan baru yang ia tunjukkan.

Sekarang di rumah ada dipan susun untuk tidur anak-anak. Zhafi di dipan atas, Hanan di dipan bawah. Sebenarnya, dengan Zhafi di atas itu, aku dan ayahnya ingin memberi ruang privasi untuk Zhafi melakukan kegiatan ‘tenang’nya, seperti menggambar atau membaca. Tapii… kalau Hanan liat mas nya di atas, dia pengen ikutan. 

Nah, problem Hanan masih seputar kekuatan tangan dan kakinya yang belum optimal. Jadi ini kesempatan untuk Hanan melatih otot tangan dan kakinya. Awal-awalnya memang minta dibantu, lalu dia semangat naik turun dipan yang tangganya itu vertical. Sambil aku jaga dari belakang (tanpa memeganginya), Hanan naik sendiri. Awalnya dibantu kursi, lalu tanpa kursi, dan sekarang dia sudah lebih lincah naik turun sendiri. 

Mari kita lihat nanti, apa latihan naik turun itu berpengaruh sama kemampuan mengayuh sepedanya. Karena sekarang ini dia mengayuh masih serdek. Itu istilah jawanya. Maksudnya, yang dipakai mengayuh ke depan baru kaki kanannya. Belum mau bergantian. Sudah beberapa hari ini, belum kulihat dia naik sepeda. Semoga, ada perubahan baik nanti.

Itu soal motorik kasarnya.

Untuk motorik halusnya, yaitu keterampilan mewarnai, kemarin terlihat juga udah lebih rapi. Masih keluar garis juga sih. Tapi maksudnya, ngga seperti dulu, yang masih asal coret-coret ngga beraturan. Dan belum mau dikasih tahu. Aku ngga masalah sih, awalnya. Karena yang penting ekspresi nya tersalurkan dulu. Tapi, karena ini tujuannya untuk koordinasi motorik halus, jadi aku ajari dia mengontrol gerakannya ketika mewarnai agar lebih terarah. Kemarin malam, aku coba lagi ajak dia mewarnai. Hanan cukup kooperatif mendengarkan arahanku. Dengan kombinasi warna pilihannya sendiri, hasilnya keren. 

Lalu kemampuan ekspresi bahasanya.

Belakangan ini, Hanan seneng banget nyanyi-nyanyi lagu kereta api, cicak-cicak, dan beberapa lagu lain. Ya, jangan dulu berharap dia menyanyi dengan nada yang tepat dan kata yang terucap fasih. Tapi, sudah bisa tahu lah… kalau dia nyanyi itu, lagu yang lagi dinyanyiin apa. Hehe.
Hal baru lagi adalah, dia udah bisa menyebut nama kakaknya. Hihi. Biasanya kalau memanggil kakaknya, hanya dengan sebutan ‘mas’ aja. Sekarang dia sudah bisa menyebut ‘mas Zhafi’. Wuih… keren yaa. Masyaa Allah. 

Cuma, ada hal yang bikin aku sedih. Beberapa bulan belakangan ini, dia bolak balik pilek batuk. Baru aja sembuh bat pil 1 minggu, eh sekarang udah batuk pilek lagi. Padahal jarang jajan, jarang minum es juga. Batuk pilek yang terakhir itu, bahkan sampai 2 bulan lebih. Yang terakhir sampai demam-demam dan ngga mau makan. Kalau sekarang batuk pilekny dia masih aktif, masih ceria, masih nafsu makan banget. Moga-moga ngga lama-lama ya sayang batuk pileknya.


23/10/15

Puasa Sunnah, Anaknya Belajar, Ibunya Juga Belajar



Malam Kamis, setelah Isya’ terjadi percakapan ini:
(Sepulang dari musholla, Zhafi yang memakai kostum pergi, mau berganti pakaian rumah/ tidur.
Ibu         : Zhafi ngga usah ganti baju, kita mau ke rumah sakit, periksain Adek ke Dokter.
Zhafi      : Yah, besok Zhafi mau puasa.
Ibu         : Puasa? Tadi Bunda Sari ngajak puasa sunah (Tasu’a) besok ya?
Zhafi      : Nggak, kata Pak Ustadz tadi, besok puasa.
Ibu         : Oo… 

Syukur #1: Zhafi konsisten sholat di mesjid setiap Maghrib dan Isya’
Syukur #2: Zhafi ikut mendengarkan kajian di mesjid bersama Ayahnya
Syukur #3: Zhafi mengikuti ajakan berpuasa sunnah besok harinya.

Tentang Anak berpuasa

Bulan Zulhijjah yang lalu, kami sekeluarga berniat banget untuk menjalankan puasa Arafah. Alhamdulillah nggak seperti tahun-tahun sebelumnya, rasa-rasanya tahun ini himbauan untuk berpuasa Arafah jauh lebih intens. Sepertinya, karena udah bergabung di banyak grup WA, dan kebanyakan grup itu berkali-kali mengirimkan reminder tentang puasa Arafah. Tahun sebelumnya… mudah sekali terlupa. Selain itu, sekolah Zhafi juga memberi anjuran supaya anak-anak ikut berpuasa. Sehingga sekolah pun berlangsung hanya sampai jam 11 saja (biasanya sampai jam 14.00).

Tanggal 9 Zulhijjah, aku semangat membangunkan Zhafi dan ayahnya untuk sahur. Paginya menyiapkan kebutuhan sekolah dan kantor seperti biasa, minus menyiapkan bekal. Siang jam 11, dia pun pulang sekolah. Kelihatannya lemas. Aku ajak dia ganti baju dan tidur. Zhafi sempat minta minum, tapi aku Tanya, apa yakin mau berbuka sekarang? Yahh, ibunya ini berharap Zhafi bisa puasa sehari penuh. Zhafi ngga menjawab. Dan akhirnya tertidur.

Singkat cerita, setelah melihat kondisi Zhafi, aku beri dia minum air putih dan pisang. Ternyata asam lambungnya naik. Ngga lama setelah makan dan minum, perutnya mual dan akhirnya muntah. Kuberi makan  pisang dan susu kedelai. Muntah lagi. Kuberi air kelapa, muntah lagi. Terakhir aku beri jus timun. Alhamdulillah, keminum setengah gelas – Zhafi  belum  jatuh cinta sama sayur, nii, semoga nanti. Setelah itu tampaknya perutnya enakan, dan mulai bisa makan nasi.

Begitulah… kejadian itu sedikit meninggalkan rasa was was.

Waktu dia minta ikut puasa kemarin, jadinya  aku pun sedikit ngga yakin. Aku ngga bangunkan dia sahur. Tapi rupanyaaa…, pas bangun pagi, Zha marah. Keliatannya kesal dan menyesal karena ngga bangun sahur. Itu berarti dia ngga bisa puasa, pikirnya. Aku bujuk Zhafi, boleh berpuasa, karena sedang belajar, ngga papa sahur sekarang, nanti berbuka sore atau maghrib. Zhafi ngga mau, katanya, itu bukan puasa namanya. Lalu ayahnya ajak dia bicara. Ayahnya menenangkan Zhafi dan memberi saran, kalau Zhafi mau tetap puasa, boleh saja. Cuma pagi ini paling tidak minum air putih saja. Nanti tetap bawa bekal ke sekolah.  Jadi kalau Zhafi merasa ngga kuat, bisa berbuka di sekolah. Ayahnya juga menenangkan aku. Hehe. Zhafi pengen puasa bu. Zhafi kuat in syaa Allah.

Ya, akhirnya aku pasrah. Setelah berpikir ulang, lebih baik aku ikhlasin saja apapun yang terjadi. Ketika si anak punya keinginan kuat untuk puasa, apa pantas orangtua melarang. Pasrahkan saja sama Allah. Sambil tetap berdoa terus mohon Allah jaga  anakku. Jangan karena kejadian puasa Arafah yang sudah lalu, kemudian jadi kapok membiarkan anak belajar berpuasa. Selain itu, ini juga pembelajaran buat Zhafi (dan juga aku), untuk menentukan sikap dan tindakannya sendiri. Kalau yang dilakukannya baik, harusnya didukung. Dan beri kepercayaan kalau dia bisa melakukannya.
Setelah itu, aku bisa melepaskannya pergi sekolah dengan tenang. Toh sudah disiapkan bekal juga buat jaga-jaga. Teteeup.  #emakrempong.

Siangnya, seperti biasa dong, aku jemput Zhafi jam 2 seperempat siang di tempat biasa dia turun dari angkot. Ada sekitar 15 menit nunggunya. Biasanya,  dia turun dari angkot  bersama temen-temen sekolahnya. Nah, ketika akhirnya ada angkot yang lagi nurunin anak-anak SAT (sekolah Alam Tangerang), berharap Zha ada di antaranya. Ternyata ngga ada. Wa, pikirku, apa selisipan di jalan, ya. Maksudnya, apa dia udah jalan pulang duluan, tapi ngga berpapasan di jalan. Langsung jalan balik ke rumah sambil lihat kanan kiri. Ternyata sampai rumah ngga ada. Akhirnya aku jemput ke sekolah. Ternyata ngga ada juga.

Telepon security di komplek, katanya belum lihat Zha pulang. Mulaaaiii deeeh muncul pikiran-pikiran buruk. Tangan mulai berkeringat. Detak jantung mulai terasa lebih kencang.
Laluuu, ketika aku masih dalam perjalanan dari sekolah menuju tempat pemberhentian angkot, ayahnya telpon. Ayahnya mengabari kalau tadi Bunda Sari (guru kelas Zha) kirim pesan lewat WA. Zha pulang jam 3. Baaaaru deh legaaa. Saat itu jam 3.15 siang. Jadi kemungkinan ZHa memang baru aja turun dari angkot. Benar aja, begitu aku sampai di tempat pemberhentian angkot, aku lihat Zha di sana.

Setelah ngobrol-ngobrol di mobil dalam perjalanan ke rumah, baru deh tau…
Ternyata, alasan kenapa dia pulang jam 3 adalah, karena dia tidur di UKS. Kenapa? Karena badannya lemas, ngga kuat puasa, tapi juga ngga mau berbuka. Saat bangun dari UKS, dan merasa ngga kuat jalan ke depan, dia akhirnya berbuka dengan bekalnya (setelah di sarankan oleh bunda Sari). Baru deh, punya tenaga untuk jalan.

Zhafiii… Ibu bangga padamu, Naak… calon imam dan hafidz yang sholeh ;*

Cerita diatas memang ngalor ngidul. Tapi setidaknya, aku menuliskan ini sebagai pengingat diri sendiri.
1. Puasa itu ajang belajar buat anak juga ibunya. Anak belajar menahan hawa nafsu. Ibu belajar untuk tidak menyerah mengajarkan hal-hal baik apapun tantangan dan resikonya. Ibu juga belajar untuk membiarkan anak menentukan sikap. Jika baik dan positif, ya dukung, walau kelihatannya di awal  terasa ada rintangan dan halangan.

2. Betapa bersyukurnyaaa aku ini harusnyaaaa lhoooo..... anak dekat dengan Islam, walau setahap demi setahap.




05/10/15

Membentuk Kebiasaan Baik



Zhafir rajin ke mesjid, menunaikan shalat berjamaah. Di waktu ashar, maghrib, dan Isya.
Ashar masih bolong-bolong shalat di mesjidnya. Kadang karena pulang sekolahnya terlambat, atau sedang ada kegiatan, atau karena sedang menurun saja motivasinya. 

Semua karena ayahnya sudah jadi contoh yang baik. Ayahnya selalu mengusahakan untuk sholat di mesjid di setiap awal waktu sholat. 

Semakin bertambah rajinnya ketika kami menerapkan sistem bintang. Kami akan memberikan 1 bintang untuk setiap kebiasaan dan perbuatan baik yang dia lakukan. Bintang itu harus dia kumpulkan, dan di akhir bulan, bisa ditukarkan dengan apa yang jadi keinginannya. Tentunya setelah melalui hasil filter kami.  Bisa berupa mainan, buku (diluar buku yang kami memang anjurkan dia untuk membaca), bermain di game zone, atau bepergian, atau barang lain yang dia inginkan. 

Buku bintang Zhafir
Aku awalnya hanya cari ide untuk memotivasi dia untuk membentuk kebiasaan baik. Rulesna, 1 kebiasaan baik = 1 bintang. Bintang dikumpulkan lalu ditukar. Lalu ayahnya menambahkan ide, 1 bintang = Rp 1000. Supaya jelas nilai barang yang ditukar dengan bintangnya. Secara periodik akan dievaluasi, mana kebiasaan baik yang disasar mana yang ngga perlu di kasih reward bintang lagi. 

Kebiasaan baik yang ingin aku sasar adalah terutama bangun pagi dan sholat subuh di awal waktu. Huah… untuk yang bangun pagi ini masih belum bisa konsisten. 

Komik favorit Zhafir

Tapi Alhamdulillah, kebiasaan untuk sholat di mesjid di awal waktu sudah terbentuk.
Kebiasaan lain yang sudah jadi hobinya juga adalah membaca. Ada buku komik  tentang Muhammad Al Fatih. Dan dia suka membacanya. Semoga ibroh dari buku itu bisa sampai ke dia. Aamiin. 


07/06/15

Trip Singkat Ke Pasuruan

Sejak tanggal 2 Juni lalu, Mas Zafi sudah mulai libur sekolah. Tapi Mas Zafi sudah memulai perjalanan liburannya sejak tanggal 29 Mei. 

Jadi ceritanya, Ayah dapat kabar, kalau tanggal 31 Mei, keluarga Ayah di Pasuruan mau ngumpul semua di acara walimahan khitannya salah satu sepupu kami, Mas Zaki yang masih berusia 10 tahun. Keluarga dari Jakarta dan yang tinggal di Ambarawa juga bakal hadir ke Bangil, Pasuruan. Rencananya sepupunya Mas Zafi yang di Jogja, Dek Leon dan Dek Keisa juga akan datang. Ya, kesempatan seperti ini jarang-jarang ditemui, kecuali saat lebaran. Jadilah, Ayah pesan tiket untuk ke Surabaya naik kereta. 

29 Mei 2015
Perjalanan dimulai hari Jumat siang jam 11. Kami berangkat dari rumah ke Stasiun Pasar Senen, menggunakan commuter line. Karena rumah kami dekat sekali dengan stasiun commline Batu Ceper, Jadi ya, lebih praktis naik commline. Kami tiba di Stasiun Pasar Senen setengah jam sebelum jadwal keberangkatan ke Stasiun Pasar Turi Surabaya.

Perjalanan memakan waktu 13 jam. Mas Zafi dan Dek Hanan benar-benar menikmati perjalanan panjang selama di KA. Kadang ketawa bareng, becanda, kadang rebutan makanan, dan ngga tidur sama sekali sampai akhirnya malam tiba. 

30 Mei 2015
Jam 1 dini hari, kereta sampai di stasiun Gubeng Surabaya. Rencana semula turun di Stasiun Pasar Turi batal, karena kasihan dengan Om Iyan yang menjemput kami. Omnya anak-anak ini menempuh perjalanan Pasuruan – Surabaya saja sudah lumayan jauh, 1 jam lebih, dan stasiun yang lebih dekat adalah Gubeng. 

Sampai di rumah Uti Yayuk di Pasuruan, kami melanjutkan tidur hingga Subuh tiba. Agenda hari ini bebas. Setelah mengunjungi rumah almarhumah Mbah Buyut di Bangil, kami kembali ke rumah melanjutkan istirahat. Kebetulan waktu itu Si Emak ini lagi meriang jadi sepanjang siang istirahat, sementara Mas Zafi dan Dek Hanan asik bermain bersama Dek Lintang dan Dek Feran. Alhamdulillah, istirahat yang cukup bikin tubuh enakan.

31 Mei 2015
Pagi-pagi sekali kami sekeluarga ziarah ke makam MbahKung dilanjutkan silaturahmi ke rumah Bude Rom. Nah, Jam 8 kami semuanya berangkat lagi ke Bangil. Kali ini ke rumahnya Mbah Ufik dan Mbah Nani, untuk menghadiri syukuran khitanan putra mereka, Mas Zaki. Alhamdulillaah ketemu semua keluarga. 

Siangnya, kami kembali ke rumah Uti, dan berkemas-kemas untuk kembali pulang ke Tangerang. Kami ke Stasiun Pasar Turi diantar Om Iyan sekeluarga. Kereta yang kami naiki, berangkat pukul 4 sore. Alhamdulillah tiba di Pasar Senen jam 4, dan lanjut ke Batu Ceper tiba jam 6.

1 Juni 2015
Sesampainya di rumah, Zafi langsung bersiap ke sekolah untuk pementasan di acara Graduation Kakak kelas 6nya. Dan Ayah, juga bersiap ke kantor.

Alhamdulillah perjalanan lancar dan selamat. Hanya saja malamnya Mas Zafi sakit karena bekal kue untuk sarapannya ngga dimakan, dan terlambat makan malam. Akibatnya maagnya kambuh, mual, muntah, diare yang berlangsung sampai 5-6 hari.

Emaknya ini sempat was-was. Karena, tanggal 10 rencananya mau trip ke Solo Jogja. Tapi bismillah in syaa Allah Mas Zafi bisa sembuh dan tetap bisa ikut perjalanan liburan keluarga ke Solo Jogja.

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...