20/02/20

Lagi-lagi, Nasihat Terpenting Itu...

Kemarin, seIndonesia dikejutkan dengan meninggalnya suami dari seorang pesohor negeri ini. Suami dari BCL, yaitu Ashraf Sinclair, yang juga pesohor. Jujur agak kaget karena setahuku, BCL dan Ashraf baru aja berfoto ria di New York. Aku ngga  follow IG mereka berdua, dan ngga terlalu ngikutin berita mereka juga. Tapi sempat tahu kabar sekilas dari media online. Yang menambah kaget juga, karena BCL bukannya malam sebelumnya masih hadir di Indonesian Idol? Sekepo itu aku, sampai kubuka IG BCL dan masih terlihat Instastorynya diposting malam menjelang subuh. Belakangan muncul keterangan bahwa Ashraf dinyatakan sudah meninggal juga beberapa menit menjelang subuh. Segitu mendadaknya, segitu tak terduganya.


Innalillahi wa Inna ilaihi roojiuun. Sungguh usia itu misteri. Dekat dan jauhnya hanya Sang Pemberi Waktu yang tahu. Hatiku seketika ikut pedih. Ikut berempati dengan BCL sebagai ibu muda dengan anak yang masih kecil. Pedih karena membayangkan perasaan anaknya yang harus ditinggal ayahnya secepat itu, saat usianya masih muda, 10 tahun. 


Langsung teringat dengan seorang teman yang juga mengalami hal yang sama persis. Yaitu teman Zhafi waktu sekolah dasar yang juga anak tunggal. Ayahnya meninggal tiba-tiba tanpa ada sakit atau penanda apapun sebelumnya. Juga ditinggalkan saat usia yang kurang lebih sama, 10 atau 11 tahun.


Mendengar kedua berita itu, rasa sedihnya sama. Sedih karena membayangkan kepedihan mereka ditinggal orang yang dicintai, apalagi di saat-saat masih benar-benar membutuhkannya. 


Tapi kemudian banyak hikmah yang sampai kepadaku, yang sedang berusaha kupelajari. 


Hidup hanya sekali, cintai dan jaga orang-orang terdekatmu, yang selalu ada untukmu. 


Hidup hanya sementara, usia tak pernah bisa kita duga. Gunakan sisa waktu sebaik yang kita bisa, seolah kematian itu sudah di depan mata. Untuk persiapkan bekal terbaik di perjalanan ke alam berikutnya.


Tidak ada kehidupan yang sempurna. Selalu ada cobaan dan ujian, ada kekurangan dan kelemahan. Setiap orang menjalani ujian yang berbeda. Setiap orang memiliki hal yang kurang. Jadi untuk apa mengeluhkan kehidupan sendiri dan mengidamkan bisa menjalani kehidupan orang lain yang (tampak) sempurna. Allah tahu kemampuan kita, dan tahu ujian apa yang sesuai untuk kita lewati. 

Dan satu lagi... 

Melihat banyaknya pemberitaan tentang Ashraf, alhamdulillah positif semua. Dia dikenal sebagai orang yang ramah, memberi pengaruh positif ke orang-orang di sekitarnya, suportif, passionate, dermawan, dan sosok suami dan ayah yang baik. Lalu, aku ingin dikenang sebagai orang yang baik? Tanyaku pada diri ini, kebaikan apa yang sudah kuperbuat untuk sesama? Untuk keluargaku? Untuk teman dan sahabatku? Untuk lingkunganku? Untuk agamaku? Untuk negeri ini? Untuk bumi ini? 

Semoga Allah beri aku taufik dan hidayah untuk selalu mengamalkan ilmu dan beramal sholih sebanyak-banyaknya, dan kekuatan untuk menjauh dari segala sesuatu yang tak diridhoinya.


Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...