19/02/17

Keran Komunikasi Kami...?

Anak anak udah pada tidur. Lagi berduaan aja dengan suami. Tapiii... Suami lagi pegang hp, saya pun lagi ngelanjutin rajutan. Tetiba pengeeennn banget ngobrol berkualitas.

Jiaah... Selama ini ngobrol memang ga berkualitas?

Yaa... Gimana ya? Ngobrolnya lebih sering sambil lalu. Nanya hal yang teknis-teknis. Jarang bicara dari hati ke hati. Entahlah, saya itu perempuan, tapi tipe yang ngga banyak ngomong.
Kadang memang males ngomong, kadang memang ga bisa ngungkapinnya.

Akhirnya, lagi-lagi berusaha dengan keras memberanikan diri memulai pembicaraan.
"Pengen ngobrool".
"Iya, ada apaa?"

Sebenernya banyak yang ingin diobrolin. Tapi ada beberapa topik pembicaraan yang saya belum berani menyampaikannya.

Nah loo... Semoga hubungan pernikahan kami ngga dibilang aneh yaa karena hal itu. Tapi..  Setiap orang bebas aja sih menilai.

Iya... Keran komunikasi di antara kami memang ngga selancar yang kuharapkan. Kendalanya... Sebagian besar mungkin dari saya. Saya ngga biasa cerita, ngga biasa ngobrol, masiih juga sering sulit bagaimana mengekspresikan dengan baik apa yang saya rasakan dan pikirkan. Khawatir salah cara saya menyampaikan.

Dari kecil, saya memang orangnya pendiam dan pemalu. Cenderung ngga percaya diri. Baru lumayan bisa teratasi waktu kelas 3 SMU, berkat teman perempuan sebangku saya, dan beberapa teman segeng. Hiks... jadi kangen pengen ketemuan.

Walaupun begitu, sifat asli saya yang masih ngga pedean dan ngga bisa banyak ngomong ini masih melekat. Masih sering canggung ketika berhadapan dengan orang orang tertentu.

Singkat cerita, obrolan dengan suami tadi curhat tentang keinginan mengembangkan diri dengan keterampilan crafting yang baru kupelajari plus kegiatan berkebun. Butuh dana, ambil dari pos mana. Karena saya belum punya penghasilan sendiri. Hanya kadang kadang saja dapat komisi dari menjualkan produk orang lain.

Kesimpulannya, suami akan siapin dananya, harapannya bisa dijadikan modal, dan keterampilannya juga bisa memberikan pendapatan.

Alhamdulillah... Lega karena dua hal. Satu, karena sudah tersampaikan kebutuhan untuk ngobrol. Dua, karena suami mau siapkan dananya (baca: modal).

Tinggal tantangan lain nih: konsisten!

Tidak ada komentar:

Hari-hari Bersama OAT

Sudah sejak bulan Mei aku akrab dengan OAT alias obat anti tuberkulosis. Sejak Fariha divonis positif TB, rutinitas bertambah setiap pagi. S...